-->

10 Agustus 2012

ADA APA DENGAN HADITS ARBAIN?


Segala puji bagi Allah dan shalawat dan salam semoga untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amma ba’du:

MENGENAL ARBAIN AN-NAWAWI

Hadits Arbain atau Arbain an-Nawawi disusun oleh al-Hafizh Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi (w: 676 H). Arbain artinya empat puluh, karena kutaib (kitab kecil) ini mencantumkan 42 hadits yang berisi pokok-pokok ajaran Islam.

Banyak ulama yang menyusun hadits Arbain, di antaranya Ibnul Mubarak, ath-Thusi, an-Nasa`i, Abu Bakar al-Ajurri, Abu Bakar al-Ashfahani, ad-Daraquthni, al-Hakim, Abu Nu’aim al-Ashfahani, Abu Abdurrahman as-Sulami, Abu Utsman ash-Shabuni, Abu Bakar al-Baihaqi dan lain-lain yang tidak terhitung jumlahnya. Di antara mereka ada yang menghimpun 40 hadits tentang usul, cabang, jihad, zuhud, adab, dan tema-tema baik lainnya. [Syarah Arbain an-Nawawi (hal. 34-36) oleh Ibnu Daqiq al-Id secara ringkas, Darus Salam: cet. ke-3 th. 1428 H/2007 M]

Secara umum hadits-hadits Arbain karya al-Imam an-Nawawi adalah hadits-hadits pokok dalam agama Islam. Dari keistimewaan ini, belum ada kutaib manapun yang setema mengunggulinya. Dikatakan bahwa pokok-pokok agama Islam tercantum dalam tiga hadits: hadits niat Umar bin Khaththab, hadits bid’ah Aisyah, dan hadits halal-haram an-Nu’man bin Basyir, dan semua hadits ini dimasukkan al-Imam dalam kutaibnya ini.

قَالَ الإِمَامُ أَحْمَدُ: أُصُوْلُ الْإِسْلاَمِ عَلَى ثَلَاثَةِ أَحَادِيْثَ: حَدِيْثُ عُمَرَ «الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتَ»، وَحَدِيْثُ عَائِشَةَ «مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ»، وَحَدِيْثُ النُّعْمَانِ بِنْ بَشِيْرٍ «الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ»

Imam Ahmad berkata, “Pokok-pokok Islam terangkum dalam tiga hadits: hadits Umar ‘Amal itu dengan niat’, hadits Aisyah ‘Barangsiapa yang mengada-ngada dalam urusan kami apa yang bukan darinya maka ia tertolak’, dan hadits an-Nu’man bin Basyir ‘Yang halal jelas dan yang haram jelas.’” [Jâmi’ul Ulûm wal Hikam (hal. 9) oleh Ibnu Rajab al-Hanbali, Darul Ma’rifah: cet. ke-1 th. 1408 H]

Semua hadits ini dicantumkan oleh al-Imam secara berturut-turut no. 1, no. 5, dan no. 6. Perlu diketahui, dalam Arbain an-Nawawi terdapat tiga hadits yang dha’if tetapi dinilai hasan/shahih oleh al-Imam, yaitu hadits no. 27, 30, dan 41. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh para pensyarahnya.

Pengarang Arbain an-Nawawi adalah seorang imam ahli hadits pada zamannya sehingga digelari al-hafizh “hafal ribuan hadits”. Allah telah menjadikan penerimaan kutaib ini di hati kaum muslimin dan menjadikan puluhan ulama mensyarah hadits ini karena kandungan faidah yang banyak di dalamnya. Di antara para ulama yang mensyarah kutaib ini adalah:

1 - Imam an-Nawawi sekaligus penyusun kutaib ini
2 - Imam Ibnu Daqiq al-Id (w: 702 H) dengan judul Syarah Arbain an-Nawawiyah
3 - Imam Ibnu Rajab (w: 795 H) dengan judul Jâmi’ul Ulûm wal Hikam yang merupakan syarah terbaik Arbain an-Nawawi
4 - Imam Ibnu Mulaqqin (w: 804 H)
5 - Syaikh Abdurrahman as-Sa’di (w: 1376 H)
6 - Syaikh Muhammad Hayat as-Sindi (w: 1163 H)
7 - Syaikh Musthafa al-Bagha dan Muhyiddin Mistu
8 - Syaikh Nazhim Muhammad Sulthan
9 - Syaikh al-Utsaimin (w: 1421 H)
10 - Syaikh Abdul Muhsin al-Abd al-Badr
11 - Syaikh Shalih Fauzan al-Fauzan
12 - Syaikh Shalih Alu Syaikh. [Syarah Arbain an-Nawawi (hal. 4) oleh Yazid Abdul Qadir Jawaz]

Kutaib ini telah mendapatkan pujian yang banyak dari para ulama dari zaman ke zaman. Maka, tidak layak bagi penuntut ilmu meninggalkan kutaib ini tanpa menghafalnya. Hanya kepada Allah kita meminta pertolongan.

TIPS MUDAH MENGHAPAL ARBAIN AN-NAWAWI

Saya di sini tidak akan mencantumkan cara yang memang sudah umum tidak boleh tidak –bahkan dalam segala hal– seperti ikhlas kepada Allah, bersungguh-sungguh, dan minta pertolongan kepada Allah dan lain sebagainya. Walhamdulilah hal ini telah diketahui oleh semua orang. Namun, yang akan saya tawarkan adalah langkah nyata atau kongkrit dalam menghafalnya. Berikut langkah-langkahnya:

[1]
Bagilah hadits-hadits Arbain menjadi tiga kelompok:
Kelompok pertama berisi hadits-hadits pendek (22 hadits: no. 5, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 30, 31, 32, 33, 34, 39, 40, 41, dan 42),
Kelompok kedua berisi hadits-hadits sedang (15 hadits: no. 1, 3, 6, 9, 10, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 35, 36, 37, dan 38), dan
Kelompok terakhir berisi hadits hadits panjang (5 hadits: no. 2, 4, 19, 24, dan 29). Hafalkan kelompok pertama dulu, baru kemudian kelompok kedua, dan seterusnya. Motede ini sangat bermanfaat untuk menghilangkan keputusasaan dan kejenuhan.

[2]
Hafalkan yang matan (ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dulu, jika sudah selesai menghafal semua matan hadits dilanjutkan menghafal shahabat yang meriwayatkannya, baru kemudian takhrijnya.

[3]
Jika semua langkah di atas telah diterapkan dan telah/pernah menghafal semuanya, bagilah menjadi tiga bagian, yaitu no. 1 s.d no. 10, no. 11 s.d no. 30, dan no. 31 s.d no. 42. Mulailah mengulang-ulang bagian pertama hingga benar-benar sempurna hafalannya. Jika sudah mutqin (kuat) dilanjutkan dengan bagian kedua, kemudian bagian ketiga. Usai itu, ditutup dengan mengulangi dari awal hingga akhir. Akhirnya Anda pun telah sukses menghafal 42 hadits.

[4]
Terakhir, jika Anda telah hafal 42 hadits secara sempurna tidak boleh terlalu PD dulu. Belum selesai! Anda harus mengulang-ulang hafalan itu minimal 50 kali dari hadits no. 1 hingga no. 42. Sekedar saran, sempatkan memurajaahnya minimal sekali dalam sehari pada waktu antara Magrib - Isya`. Insya Allah dengan begitu Anda akan memiliki hafalan yang sempurna dan siap dinukil kapan pun dan di mana pun Anda mau.

قَالَ الْحَسَنُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ الْفَقِيهُ: لا يَحْصُلُ الْحِفْظُ إِلَيَّ حَتَّى يُعَادَ خَمْسِينَ مَرَّةً.

Al-Hasan bin Abu Bakar an-Naisaburi al-Faqih berkata, “Hafalan belum kokoh menurutku hingga diulang-ulang sebanyak 50 kali.” [Al-Hatstsu ala Hifzhil Ilmi (hal. 44) oleh Ibnul Jauzi, Muassasah Syababul Jami’ah cet. ke-2 th. 1412 H]

قَالَ اِبْنُ الْجَوْزِي: كَانَ أَبُو إِسْحَاقَ الشِّيرَازِيُّ يُعِيدُ الدَّرْسَ مِائَةَ مَرَّةٍ، وَإِنْ كَانَ إِلْكِيَا يُعِيدُ سَبْعِينَ مَرَّةً.

Ibnul Jauzi berkata, “Abu Ishaq asy-Syirazi mengulang-ngulang pelajaran sebanyak 100 kali. Adapun Ilkiya mengulang-ngulang sebanyak 70 kali.” [Ibid (hal. 43-44)]

قَالَ أَيْضًا: أَنَّ فَقِيْهًا أَعَادَ الدَّرْسَ فِي بَيْتِهِ مِرَارًا كَثِيْرَةً فقَالَتْ لَهُ عَجُوزٌ فِي بَيْتِهِ قَدْ وَاللَّهِ حَفِظْتُهُ أَنَا. فَقَالَ: أَعِيْدِيْهِ؛ فَأَعَادَتْهُ. فَلَمَّا كَانَ بَعْدَ أَيَّامٍ قَالَ: يَا عَجُوزُ، أَعِيدِي ذَلِكَ الدَّرْسَ! فَقَالَتْ: مَا أَحْفَظُهُ. قَالَ: إِنِّي أُكَرِّرُ عَدَّ الْحِفْظِ لِئَلا يُصِيبَنِي مَا أَصَابَكِ.

Beliau juga berkata, “Seorang ahli fiqih mengulang-ngulang pelajarannya di rumah berkali-kali. Seorang budak perempuan tua di rumahnya berkata, ‘Aku telah menghafalnya.’ Ahli fiqih berkata, ‘Murajaahlah!’ Maka ia pun mengulang-ngulang hafalannya. Setelah berlalu beberapa hari, dia berkata, ‘Wahai perempuan tua, coba ulangi hafalanmu dulu.’ Dia menjawab, ‘Aku tidak lagi hafal.’ Ahli fiqih itu berkata, ‘Sesunggunya aku mengulang-ngulang terus pelajaranku sehingga tidak menimpaku apa yang telah menimpamu.’” [Ibid (hal. 44)]

Kutahuilah! Termasuk akal yang kurang cerdas adalah melepas hewan buruan yang berhasil ditangkapnya.

[5]
Terakhir sekali, jika semua langkah ini telah Anda tempuh dan Anda pun telah hafal 42 hadits dengan hafalan yang kokoh, maka jangan lupa bersyukur kepada Allah dan mengamalkan hadits-haditsnya.

Di antara bentuk syukur itu adalah dengan sedekah, mentraktir kawannya, atau mengundang banyak kawan ke rumahanya untuk makan bersama.

Terdapat sebuah riwayat bahwa al-Hafizh Ibnu Hajar setelah menyelesaikan penggarapan Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari selama bertahun-tahun, beliau mengadakan pesta makan besar-besaran hingga orang-orang memenuhi jalan-jalan, dan ikut serta merayakannya penguasa pada waktu itu.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma menghafal surat al-Baqarah selama 10 atau 12 tahun. Usai itu beliau menyembelih seekor kambing dan menyedekahkannya kepada orang-orang. Allahu alam.

Akhirnya, selamat makan dan semoga kita termasuk orang-orang yang kenyang!!! :-)

Semoga shalawat dan salam tercurah untuk Rasulullah, keluarganya, dan para shahabatnya.

Masjid Thaybah, 25 Sya’ban 1433 H/15 Juli 2012
Mantan Penghafal Hadits Arbain

Diberdayakan oleh Blogger.