Qoola asy syaa’ir (Seorang penyair berkata) :
Yah, kebanyakan anak sepantaran kita ya seperti itu pinginnya-semoga Allah member mereka petunjuk. Maka kita wajib bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita hidayah mengenal agama Islam sesuai yang dipahami oleh salafus shalih ini mengingat banyak dari teman, saudara, bahkan mungkin orang tua kita yang belum mendapatkan hidayah.
Apalagi di umur kita yang terhitung masih muda, di mana jiwa kita masih tergolong labil sehingga jadi ababil, di mana perjalanan menuntut ilmu masih panjang, ibarat masih bau kencur kalau kata orang sana.
Memang sih mumpung masih muda, banyak yang mau dikejar. Kejar cum laude, kejar gelar entah S.T atau S.Si atau malah Professor, kejar S2 sampai S3, kejar bisnis untuk mencari maisyah, kejar “aisyah”-nya juga nggak ketinggalan.
Wahai kita para pemuda… Di zaman sekarang ini, di mana fitnah bertebaran di mana-mana bak ranjau paku di jalanan Jakarta, kita para pemuda butuh penangkal untuk menangkal fitnah tersebut. Fitnah syubhat dan syahwat, komplit ada semua saat ini. Hanya orang-orang yang diberi taufiq oleh Allah Ta’ala yang bisa selamat dari kedua fitnah tersebut-semoga Allah melindungi kita semua dari berbagai fitnah.
Hoi pemuda… Semangat kita masih tinggi, energy juga masih banyak, masak pemuda loyo? Biar kurus, semangat on terus! Agar kita terhindar dari fitnah, kita harus rajin menuntut ilmu. Kita semua sudah tahu keutamaan menuntut ilmu.
Diantaranya adalah firman Allah Ta’ala :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ayo, kerahkan tenagamu,
basahilah badanmu dengan peluhan keringat perjuangan menuntut ilmu,
habiskan bensin motormu untuk berangkat ta’lim!
Sekali lagi, mumpung masih muda, mumpung masih di jogja, inilah kesempatan emas untuk menuntut ilmu agar derajat kita tinggi di sisi Allah Ta’ala dan agar langkah kita ke surga dipermudah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala!
Tahukah kita kalau ternyata banyak lho ikhwan senior yang sudah terlanjur keterima kerja di berbagai penjuru nusantara yang merindukan kota ini. Biasanya update status di facebook : “kangen jogja”. Kok bisa? Wong tiap hari ada kajian. Mau pagi, sore, atau maghrib ada jadwalnya. Mau yang di ma’had atau masjid sekitar kampus ada. Dipilih-dipilih!
Nah kita yang belum pada lulus dan masih bujang nih, seharusnya cerdas memanfaatkan kesempatan. Belajarlah dari penyesalan salaf kita, maksudnya ikhwan senior yang sudah duluan mencari maisyah untuk aisyah mereka di berbagai kota. Mumpung masih muda, mumpung masih di jogja, sekarang saatnya susah payah menuntut ilmu biar kalau seandainya kita tinggalkan kota yang ramah ini suatu saat nanti (walau inginnya di sini terus), kita bisa bawa oleh-oleh berupa ilmu yang bermanfaat untuk tempat tinggal baru kita. Jangan ditunda-tunda lagi. Perhatikan peringatan seorang ‘alim dari kaum hawa, putri dari mujaddid Yaman, Ummu ‘Abdillah binti Syaikh Muqbil Al Wadi’I :
Makanya wahai anak muda, let’s move! Ayo kita manfaatkan kesempatan. Belajarlah selagi diberi kemudahan oleh Allah ‘Azza wa Jalla!
Memang dasar anak muda, ngomongnya nikah terus. Ya nggak apa-apa sih kalau pengen nikah muda, bahkan yang menarik Syaikh Shalih Alu Syaikh hafizhahullah berkomentar tentang menunda nikah dengan alasan sedang studi :
Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah mengatakan, “Hadits tersebut adalah dalil wajibnya mendidik anak-anak sesuai ajaran Islam. Mendidik anak adalah amanah yang berada dipundak wali-wali mereka dan pendidikan termasuk hak anak terhadap orang tuanya” (Hiraasatul Fadhiilah hal.125)
Ternyata tanggung jawab suami berat juga yo? Harus didik istri dan anak juga. Nah, kalau tidak belajar dari sekarang, ilmu apa yang mau kita ajarkan untuk anak dan istri kita kelak? Dan lagi nanti kalau anak lagi rewel, istri minta tambahan jatah belanja, mertua sudah mencampuri urusan dapur, dll, maka hal-hal itu bisa mengganggu konsentrasi kita untuk belajar agama ini. Makanya, mumpung masih muda, mumpung masih di jogja, dan mumpung masih bujang, yuk kita semangat menuntut ilmu agama untuk bekal kita kelak. Mudah-mudahan kita bisa meniru Syaikh Muqbil rahimahullah yang telah mendidik anak dan istri beliau dengan baik sehingga keduanya menjadi ‘alim-nya kaum hawa di zaman ini, Ummu Abdillah Al Wadi’iyyah dan Ummu Salamah As Salafiyyah hafizhahumallah.
Coba lihat juga berbagai kisah ulama salaf dalam semangat belajar mereka. Contoh saja, Imam Zuhri rahimahullah. Saking semangatnya belajar, beliau mampu melupakan empat istrinya! Sampai-sampai salah seorang istrinya mengatakan :
Mumpung masih di jogja…
Mumpung masih bujang…
Jangan sia-siakan kesempatan ini…
Jangan sampai kita nanti update status fb : “Nyesel gak belajar pas masih di jogja”
Ada ungkapan bagus dari seorang ulama brilian zaman ini, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, beliau mengatakan :
So brother, mari sama-sama kita raih kemuliaan dengan ilmu!!
***Catatan ringan di saat memulai semester baru kuliah dan mengaji. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kita taufiq-Nya kepada kita untuk terus semangat menuntut ilmu agama. Aamiin.
(*) Dicopas dari Note Akh Yananto Sulaimansyah yg tinggal di kota Yoyakarta yang penuh berkah di mana Dakwah Salafiyah berkembang pesat tumbuh subur di sana. :)
http://www.facebook.com/notes/yananto-sulaimansyah/bangun-anak-muda/10150388981508665
Muda foya-foya …
Tua kaya raya …
Mati masuk surga …
Enak bener ya??
Yah, kebanyakan anak sepantaran kita ya seperti itu pinginnya-semoga Allah member mereka petunjuk. Maka kita wajib bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita hidayah mengenal agama Islam sesuai yang dipahami oleh salafus shalih ini mengingat banyak dari teman, saudara, bahkan mungkin orang tua kita yang belum mendapatkan hidayah.
Apalagi di umur kita yang terhitung masih muda, di mana jiwa kita masih tergolong labil sehingga jadi ababil, di mana perjalanan menuntut ilmu masih panjang, ibarat masih bau kencur kalau kata orang sana.
Memang sih mumpung masih muda, banyak yang mau dikejar. Kejar cum laude, kejar gelar entah S.T atau S.Si atau malah Professor, kejar S2 sampai S3, kejar bisnis untuk mencari maisyah, kejar “aisyah”-nya juga nggak ketinggalan.
Wahai kita para pemuda… Di zaman sekarang ini, di mana fitnah bertebaran di mana-mana bak ranjau paku di jalanan Jakarta, kita para pemuda butuh penangkal untuk menangkal fitnah tersebut. Fitnah syubhat dan syahwat, komplit ada semua saat ini. Hanya orang-orang yang diberi taufiq oleh Allah Ta’ala yang bisa selamat dari kedua fitnah tersebut-semoga Allah melindungi kita semua dari berbagai fitnah.
Hoi pemuda… Semangat kita masih tinggi, energy juga masih banyak, masak pemuda loyo? Biar kurus, semangat on terus! Agar kita terhindar dari fitnah, kita harus rajin menuntut ilmu. Kita semua sudah tahu keutamaan menuntut ilmu.
Diantaranya adalah firman Allah Ta’ala :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al Mujadilah : 11)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهّل الله له به طريقا إلى الجنةCukup dua saja yang disebutkan saking banyaknya keutamaan ilmu.
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya akan Allah mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim)
Ayo, kerahkan tenagamu,
basahilah badanmu dengan peluhan keringat perjuangan menuntut ilmu,
habiskan bensin motormu untuk berangkat ta’lim!
Sekali lagi, mumpung masih muda, mumpung masih di jogja, inilah kesempatan emas untuk menuntut ilmu agar derajat kita tinggi di sisi Allah Ta’ala dan agar langkah kita ke surga dipermudah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala!
Tahukah kita kalau ternyata banyak lho ikhwan senior yang sudah terlanjur keterima kerja di berbagai penjuru nusantara yang merindukan kota ini. Biasanya update status di facebook : “kangen jogja”. Kok bisa? Wong tiap hari ada kajian. Mau pagi, sore, atau maghrib ada jadwalnya. Mau yang di ma’had atau masjid sekitar kampus ada. Dipilih-dipilih!
Nah kita yang belum pada lulus dan masih bujang nih, seharusnya cerdas memanfaatkan kesempatan. Belajarlah dari penyesalan salaf kita, maksudnya ikhwan senior yang sudah duluan mencari maisyah untuk aisyah mereka di berbagai kota. Mumpung masih muda, mumpung masih di jogja, sekarang saatnya susah payah menuntut ilmu biar kalau seandainya kita tinggalkan kota yang ramah ini suatu saat nanti (walau inginnya di sini terus), kita bisa bawa oleh-oleh berupa ilmu yang bermanfaat untuk tempat tinggal baru kita. Jangan ditunda-tunda lagi. Perhatikan peringatan seorang ‘alim dari kaum hawa, putri dari mujaddid Yaman, Ummu ‘Abdillah binti Syaikh Muqbil Al Wadi’I :
فصاحب التسويف في أعماله على ضرر و خطر غير يسير
“Orang yang suka menunda-nunda untuk beramal, maka dia berada dalam bahaya yang tidak sepele” (Tsamarul Bustan hal. 99)
Makanya wahai anak muda, let’s move! Ayo kita manfaatkan kesempatan. Belajarlah selagi diberi kemudahan oleh Allah ‘Azza wa Jalla!
Memang dasar anak muda, ngomongnya nikah terus. Ya nggak apa-apa sih kalau pengen nikah muda, bahkan yang menarik Syaikh Shalih Alu Syaikh hafizhahullah berkomentar tentang menunda nikah dengan alasan sedang studi :
فتأخير الزواج لما بعد الدراسة من الرجل و المرأة عمل غريب ألقي علينا من غيرنا و لا تعرف أمة الإسلام مثل هذاYup, begitulah kata beliau yang merupakan mufti Saudi, tapi jangan sampai hal tersebut melalaikan dari menuntut ilmu. Maka kalau mau nikah muda, persiapkan diri sedari dini. Apalagi anda para calon bapak, andalah yang akan menjadi pemimpin, memimpin istri-istri dan anak-anak anda. Dan seorang pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Menunda menikah sampai selesai studi adalah amalan yang tidak dikenal yang diajarkan orang asing pada kita umat Islam dan perbuatan semacam ini tidaklah dikenal umat Islam” (Al Minzhar fii Bayani Katsiirin minal Akhtha-i Asy Syaa’i-ah hal. 84)
كلكم راع و كلكم مسؤول عن رعيته, فالرجل راع في أهل بيته و هو مسؤول عنهم (قال الشيخ بكر أبو زيد في "حراسة الفضيلة" : متفق على صحته)
“Kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan akan ditanya tentang mereka (anak dan istrinya)” (Syaikh Bakr Abu Zaid mengatakan di risalah beliau Hiraasatul Fadhilah : “disepakati keshahihannya”)
Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah mengatakan, “Hadits tersebut adalah dalil wajibnya mendidik anak-anak sesuai ajaran Islam. Mendidik anak adalah amanah yang berada dipundak wali-wali mereka dan pendidikan termasuk hak anak terhadap orang tuanya” (Hiraasatul Fadhiilah hal.125)
Ternyata tanggung jawab suami berat juga yo? Harus didik istri dan anak juga. Nah, kalau tidak belajar dari sekarang, ilmu apa yang mau kita ajarkan untuk anak dan istri kita kelak? Dan lagi nanti kalau anak lagi rewel, istri minta tambahan jatah belanja, mertua sudah mencampuri urusan dapur, dll, maka hal-hal itu bisa mengganggu konsentrasi kita untuk belajar agama ini. Makanya, mumpung masih muda, mumpung masih di jogja, dan mumpung masih bujang, yuk kita semangat menuntut ilmu agama untuk bekal kita kelak. Mudah-mudahan kita bisa meniru Syaikh Muqbil rahimahullah yang telah mendidik anak dan istri beliau dengan baik sehingga keduanya menjadi ‘alim-nya kaum hawa di zaman ini, Ummu Abdillah Al Wadi’iyyah dan Ummu Salamah As Salafiyyah hafizhahumallah.
Coba lihat juga berbagai kisah ulama salaf dalam semangat belajar mereka. Contoh saja, Imam Zuhri rahimahullah. Saking semangatnya belajar, beliau mampu melupakan empat istrinya! Sampai-sampai salah seorang istrinya mengatakan :
“Demi Allah, sungguh kitab-kitab ini lebih berat bagiku daripada tiga istri sainganku!!” (dikutip dari Majalah Al Furqon edisi 01 tahun ke-10 hal. 26)Masya Allah… Lah kalau kita?
“Dimana posisi kita dibanding mereka para ulama?”
Ayo ikhwah…Mumpung masih muda…
Jangan puas hanya dengan pernah belajar MUYASSAR atau DURUUSUL LUGHOH JILID SATU…
Masih banyak yang belum kita pelajari...
Mumpung masih di jogja…
Mumpung masih bujang…
Jangan sia-siakan kesempatan ini…
Jangan sampai kita nanti update status fb : “Nyesel gak belajar pas masih di jogja”
Ada ungkapan bagus dari seorang ulama brilian zaman ini, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, beliau mengatakan :
بالعلم يعبد الإنسان ربه على بصيرة, فيتعلق قلبه بالعبادة و يتنور قلبه بها, و يكون فاعلا لها على أنها عبادة لا على أنها عادة, و لهذا إذا صلى الإنسان على هذا النحو فإنه مضمون له ما أخبر الله به من أن الصلاة تنهى عن الفحشاء و المنكر
“Dengan ilmu, seorang manusia akan bisa beribadah kepada Rabb-nya di atas bashirah, sehingga hatinya terikat dengan ibadah dan menyinari hatinya dengan ibadahnya. Dan ia akan menjadi orang yang beribadah dengan niat ibadah bukan sekedar rutinitas harian biasa. Oleh karena itu, jika seseorang shalat dengan niat semacam ini, maka dia termasuk orang yang Allah firmankan dalam kitab-Nya bahwa shalat itu mencegah perbuatan yang keji dan munkar” (Kitaabul ‘Ilmi hal. 18)
So brother, mari sama-sama kita raih kemuliaan dengan ilmu!!
***Catatan ringan di saat memulai semester baru kuliah dan mengaji. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kita taufiq-Nya kepada kita untuk terus semangat menuntut ilmu agama. Aamiin.
(*) Dicopas dari Note Akh Yananto Sulaimansyah yg tinggal di kota Yoyakarta yang penuh berkah di mana Dakwah Salafiyah berkembang pesat tumbuh subur di sana. :)
http://www.facebook.com/notes/yananto-sulaimansyah/bangun-anak-muda/10150388981508665