Oleh : Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi Al-Atsari
Diantara
hal yang membuat hati kaum Mukminin tenteram dan karenanya mereka
semakin yakin ialah ; bahwa negeri yang menjadi tempat berkumpulnya
bebagai macam suku Yahudi Dunia, yang kemudian secara zalim dan bathil
dinamakan negara Israel, adalah negara yang akan musnah dan terhapus
dari muka bumi. Saya tidak katakan tanggal sekian dan tanggal sekian
seperti yang dilakukan secara tidak benar oleh sebagian orang yang
memiliki semangat menggebu.
Bisa
jadi waktunya akan datang sebelum ramalan mereka jatuh tempo, dan itu
tidak sulit bagi Allah. Ya, bisa jadi (waktunya akan datang) jauh
sebelum itu.
“Artinya : Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabb-mu kecuali Dia” [Al-Muddatstsir : 31]
Tidak ada yang mengetahui kecuali Dia Yang Maha Tahu dan Maha Waspada.
Karena itulah ada tokoh politik (Muslim) konteporer yang mengatakan :”Sesungguhnya perdamaian kita bersama Yahudi hanya semata-mata perdamaian politis, bukan keyakinan”.
Sesunguhnya ada beberapa riwayat hadits Nabi yang shahih dan tegas, bahwa petempuran besar (melawan bangsa Yahudi-pen)
akan terjadi, pasti. Dan bahwa kalimat Tauhid pasti akan mengalahkan
orang-orang Yahudi tersebut, baik majikan-majikan maupun budak-budaknya
(para pemimpinnya maupun pengikut-pengikutnya -pen).
Imam
Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abdullah bin Umar
Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
“Artinya
: Kalian akan memerangi bangsa Yahudi sampai seseorang di antara mereka
bersembunyi di belakang batu. Maka batu itu berkata : Wahai hamba
Allah, ini di belakangku ada Yahudi, bunuhlah !”.
Imam
Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Artinya
: Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum kaum Muslimin memerangi
orang-orang Yahudi. Kemudian kaum Muslimin membunuh mereka sampai orang
Yahudi bersembunyi di belakang batu atau pohon. Maka batu -atau- pohon
itu berkata : Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini di belakangku ada
Yahudi, kemarilah lalu bunuhlah. Kecuali pohon Gharqad (sebuah pohon
berduri yang dikenal dikalangan bangsa Yahudi), sesungguhnya Gahrqad itu
adalah salah satu pohon bangsa Yahudi”.
Dua
riwayat di atas adalah riwayat paling kuat dan paling shahih yang di
satu sisi menjelaskan pasti dan benar-benarnya kejadian perang melawan
Yahudi, sedangkan di sisi lain menjelaskan tentang yakin (pasti)nya
kemenangan di tangan kaum Muslimin.
Riwayat
tersebut -segala puji bagi Allah, dan dengan taufiq-Nya amat sangat
jelas, jelas dan jelas. Tidak perlu komentar dan tidak membutuhkan
keterangan.
Dalam dua nash di atas terdapat berbagai pentunjuk manhaji (bersifat manhaj/bersifat ajaran), yang paling menonjol di antaranya adalah dua hal :
Pertama :
Berkaitan dengan awalnya, yaitu perkataan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada para sahabat :”Kalian pasti akan memerangi
(orang Yahudi). Sabda ini memberi petunjuk yang tegas bahwa masa depan
hanya untuk Islam saja -bi idznillah-, akan tetapi tentu Islam yang sesuai dengan manhaj Salaf. [Lihat : Basha'ir Dzawisy Syaraf Bisyarhi Marwiyyaati Manhajis Salaf, karya Syaikh Salim al-Hilali hal. 151-165].
Kedua :
Berkaitan dengan akhirnya, yaitu sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa
sallam ketika menceritakan perkataan pohon atau batu : “Wahai Muslim,
wahai hamba Allah!”. Kisah ini menunjukkan bahwa manhaj Tarbawi Ishlahi (pola
pendidikan yang bertujuan perbaikan) yang tegak berdasarkan realisasi
tauhid dan peribadatan adalah betul-betul memiliki kesiapan untuk
menegakkan syari’at Allah di muka bumi dan untuk memulai kehidupan baru
dengan kehidupan Islami yang sesuai dengan pola kenabian. [Lihat pula : Madaarij al-Ubudiyah min Hadyi Khairil Bariyyah karya Syaikh Salim al-Hilali hal. 145-153].
Di
sana ada riwayat lemah -dari berbagai periwayatan- yang tersebar di
tengah-tengah masyarakat dan bergulir di kalangan orang-orang khusus dan
orang-orang awam, yang wajib diungkap dan dijelaskan (yaitu) :
Riwayat
Ibnu Sa’d dalam “Tahabaqat”nya VII/422, Al-Bazzar dalam “Musnad”nya
IV/138, Az-Zawaid, Ibnu Abi Ashim dalam “Al-Ahad wa Al-Matsani” 2458,
dan lain-lain, dari Nahik bin Shuraim As-Sakuni, bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya
: Musyrikin sampai akhirnya sisa-sisa (pasukan) kalian akan memerangi
Dajjal di sekitar sungai di Urdun (Yordan), kalian di sebelah timurnya
dan mereka di sebelah baratnya”.
Perawinya berkata : Saya tidak tahu di bumi sebelah manakah Urdun (Yordan) pada waktu itu.
Hadits
ini sanadnya dha’if, di dalamnya terdapat Muhammad bin Aban Al-Qurasyi.
Abu Dawud, Ibnu Ma’in, Al-Bukhari dan imam-imam lain mendha’ifkan
(melemahkan)nya.
Guru
kami, ‘Allamah, Imam, lautan ilmu, Syaikh Abu Abdir Rahman Muhammad
Nashiruddin Al-Albani -semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya- telah
mengeluarkan hadits tersebut secara rinci dalam kitab karyanya yang
mengagumkan : Silsilah Al-Hadits Adh-Dha’ifah III/460-461. Beliau
menjelaskan kelemahan hadits itu, kemudian beliau Rahinahulah
berkata : “Saya tulis hadits ini setelah banyak pertanyaan mengenainya,
bertepatan dengan pendudukan bangsa Yahudi di tepi barat Yordania pada
awal bulan Haziran (Juni) tahun 1967M. Semoga Allah menghinakan dan
merendahkan mereka serta membersihkan negeri ini dari mereka dan dari
pendukung-pendukungnya”.
Saya (Syaikh Ali Hasan) berkata : Saya aminkan do’a beliau Rahimahullah di
atas, sambil saya jelaskan bahwa sebab penulisan makalah ini adalah
karena pembantaian, pengusiran serta perusakan yang dilakukan oleh
orang-orang Yahudi semenjak kurang labih tiga bulan yang lalu (dihitung
sejak majalah Al-Ashalah edisi ini terbit yaitu Syawal 1421H) terhadap
saudara-saudara kita kaum Muslimin di Palestina yang terjajah. Hanya
Allah-lah yang dapat memberikan pertolongan.
Penutup dari Penerjemah
Demikianlah,
insya Allah jika kaum Muslimin telah kembali kepada agamanya secara
sungguh-sungguh, maka saat itulah negara Yahudi akan lenyap dari
permukaan bumi. Sebelumnya akan di awali dengan pertempuran
habis-habisan seperti diterangkan dalam dua hadits shahih di atas. Kita
senantiasa memohon taufiq dan pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla.
Makalah
ini diterjemahkan secara bebas oleh Ahmas Faiz Asifuddin dari majalah
al-Ashalah edisi 30/Th.V/15 Syawal 1421H. Majalah As-Sunnah edisi
08/Tahun V/1422H/2001M hal. 21-22.