Asma’ binti Abu Bakar
radhiyallahu’anhuma meriwayatkan, suatu saat dia mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun yang
lebih pencemburu daripada Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Bukhari dan
Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/28] cet. Dar Ibnu al-Haitsam
Tahun 2003)
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang mukmin itu merasa cemburu, sedangkan Allah lebih besar rasa
cemburunya -daripada dirinya-.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh
Muslim li an-Nawawi [9/29] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Kapan Allah cemburu?
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah merasa cemburu. Dan seorang mukmin pun merasa
cemburu. Adapun kecemburuan Allah itu akan bangkit tatkala seorang
mukmin melakukan sesuatu yang Allah haramkan atasnya.” (HR. Bukhari dan
Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/28] cet. Dar Ibnu al-Haitsam
Tahun 2003)
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
ada satupun sosok yang lebih menyukai pujian kepada dirinya
dibandingkan Allah. Oleh sebab itulah Allah pun memuji diri-Nya sendiri.
Dan tidak ada seorang pun yang lebih punya rasa cemburu dibandingkan
Allah, dikarenakan itulah maka Allah pun mengharamkan perkara-perkara
yang keji.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi
[9/27] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Kapan Allah gembira?
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh, Allah sangat-sangat bergembira terhadap taubat salah seorang
di antara kalian jauh melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian di
saat ia berhasil menemukan kembali ontanya yang telah menghilang.”
(HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/13] cet. Dar Ibnu
al-Haitsam Tahun 2003)
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sungguh, Allah jauh-jauh lebih bergembira terhadap taubat hamba-Nya
ketika dia bertaubat kepada-Nya daripada salah seorang dari kalian yang
suatu saat mengendarai hewan tunggangannya di suatu padang yang luas
namun tiba-tiba hewan itu lepas darinya. Padahal di atasnya terdapat
makanan dan minumannya. Dia pun berputus asa untuk bisa mendapatkannya
kembali. Lalu dia mendatangi sebuah pohon kemudian berbaring di bawah
naungannya dengan perasaan putus asa dari memperoleh tunggangannya
tadi. Ketika dia sedang larut dalam perasaan semacam itu, tiba-tiba
hewan tadi telah ada berdiri di sisinya. Lalu dia pun meraih tali
pengikat hewan tadi, dan karena saking bergembiranya dia pun berkata,
‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabbmu.’ Dia salah
berucap gara-gara saking gembiranya. “ (HR. Bukhari dan Muslim, lihat
Syarh Muslim li an-Nawawi [9/16] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Allah amat menyayangi kalian!
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu’anhu
meriwayatkan bahwa suatu ketika didatangkan di hadapan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam serombongan tawanan perang. Ternyata ada
seorang perempuan yang ikut dalam rombongan itu. Dia sedang
mencari-cari sesuatu -yaitu anaknya, pent-. Setiap kali dia menjumpai
bayi di antara rombongan tawanan itu maka dia pun langsung mengambil
dan memeluknya ke perutnya dan menyusuinya. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun berkata kepada kami, “Apakah menurut kalian
perempuan ini akan tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?”. Maka
kamipun menjawab, “Tentu saja dia tidak akan mau melakukannya, demi
Allah. Walaupun dia sanggup, pasti dia tidak mau melemparkan anaknya
-ke dalamnya-.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
mengatakan, “Sungguh, Allah jauh lebih menyayangi hamba-hamba-Nya
dibandingkan -kasih sayang- perempuan ini kepada anaknya.” (HR. Bukhari
dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/21] cet. Dar Ibnu
al-Haitsam Tahun 2003)
Bertaubatlah, sekarang juga!
Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu
menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan tangan-Nya di waktu
malam agar orang yang berbuat dosa di siang hari segera bertaubat. Dan
Allah bentangkan tangan-Nya di waktu siang agar orang yang berbuat dosa
di waktu malam hari segera bertaubat. Sampai matahari terbit dari
tempat tenggelamnya.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi
[9/26] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua
umatku akan dimaafkan kecuali orang yang melakukan dosa secara
terang-terangan. Termasuk perbuatan dosa yang terang-terangan yaitu
apabila seorang hamba pada malam hari melakukan perbuatan (dosa) lalu
menemui waktu pagi dalam keadaan dosanya telah ditutupi oleh Rabbnya,
namun setelah itu dia justru mengatakan, ‘Wahai fulan, tadi malam saya
melakukan ini dan itu’. Padahal sepanjang malam itu Rabbnya telah
menutupi aibnya sehingga dia pun bisa melalui malamnya dengan dosa yang
telah ditutupi oleh Rabbnya itu. Akan tetapi pagi harinya dia justru
menyingkap tabir yang Allah berikan untuk menutupi aibnya itu.” (HR.
Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/225] cet. Dar
Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Jangan sepelekan maksiat
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu
mengatakan, “Sesungguhnya kalian akan melakukan perbuatan-perbuatan
yang dalam pandangan mata kalian hal itu lebih ringan daripada helaian
rambut. Sementara kami dulu di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menganggapnya termasuk perkara-perkara yang membinasakan.” (HR.
Bukhari, lihat Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari [11/372] cet. Dar
al-Hadits tahun 1424 H)
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya seorang hamba bisa saja hanya mengucapkan suatu kalimat
namun hal itu menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam neraka lebih jauh
daripada jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat
Syarh Muslim li an-Nawawi [9/234] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Tanda kiamat sudah dekat
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari kiamat.” Ada yang
berkata, “Bagaimanakah -contoh bentuk- penyia-nyiaannya wahai
Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan
kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya.” (HR.
Bukhari, lihat Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari [11/377] cet.
Dar al-Hadits tahun 1424 H)
Jangan hanya bicara, amalkan ilmu
Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kelak
pada hari kiamat didatangkan seorang lelaki lalu dilemparkan ke dalam
neraka. Maka usus perutnya pun terburai lalu dia pun berputar-putar
dengannya sebagaimana halnya seekor keledai yang mengelilingi alat
penggiling. Maka para penduduk neraka pun berkumpul mengerumuninya.
Mereka mengatakan, ‘Wahai fulan, apa yang terjadi padamu. Bukankah dulu
kamu memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar?’. Dia
menjawab, ‘Benar. Aku dulu memang memerintahkan yang ma’ruf tapi aku
sendiri tidak melaksanakannya. Dan aku juga melarang dari yang mungkar
namun aku sendiri justru melakukannya.’.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat
Syarh Muslim li an-Nawawi [9/235] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)
Sabar, Dunia hanya sebentar
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia
adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR.
Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/214] cet. Dar Ibnu al-Haitsam
Tahun 2003)
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga
diliputi oleh perkara-perkara yang terasa tidak menyenangkan, sedangkan
neraka diliputi oleh perkara-perkara yang terasa menyenangkan hawa
nafsu.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/101] cet. Dar
Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya
Allah, tiada kehidupan yang sejati melainkan kehidupan akherat…” (HR.
Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/260] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H).
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang berusaha menjaga kehormatannya maka Allah pun akan
mengaruniakan iffah/terjaganya kehormatan kepadanya. Barangsiapa yang
melatih diri untuk bersabar maka Allah akan jadikan dia penyabar.
Barangsiapa yang melatih diri untuk senantiasa merasa cukup maka
niscaya Allah akan beri kecukupan untuk dirinya. Tidaklah kalian
diberikan suatu karunia yang lebih baik dan lebih lapang daripada
kesabaran.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/343] cet. Dar al-Hadits
tahun 1424 H)
Jangan tertipu oleh dunia!
Amr bin Auf radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukanlah kemiskinan yang kukhawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi
sesungguhnya yang kukhawatirkan menimpa kalian adalah ketika dunia
dibentangkan untuk kalian sebagaimana dibentangkan kepada orang-orang
sebelum kalian sehingga kalian pun berlomba-lomba untuk meraupnya
sebagaimana dahulu mereka berlomba-lomba mendapatkannya. Dan dunia
mencelakakan kalian sebagaimana dulu dunia telah mencelakakan mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/216] cet.
Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003 dan Fath al-Bari [11/274] cet. Dar
al-Hadits tahun 1424 H)
‘Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan,
“Keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak awal tiba di
Madinah tidak pernah sampai merasakan kenyang karena menyantap hidangan
gandum halus selama tiga malam berturut-turut sampai beliau
meninggal.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/327] cet. Dar al-Hadits
tahun 1424 H)
‘Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan,
“Keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memakan
dua jenis makanan dalam sehari kecuali salah satunya pasti kurma
kering.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/329] cet. Dar al-Hadits
tahun 1424 H)
Ikhlaslah!
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah
tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Aku adalah Dzat yang paling tidak
membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang di
dalamnya dia mempersekutukan selain-Ku bersama dengan diri-Ku maka akan
Kutinggalkan dia bersama kesyirikannya.” (HR. Muslim, lihat Syarh
Muslim li an-Nawawi [9/232] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, kaya jiwanya (merasa
cukup), dan tersembunyi (tidak suka menonjol-nonjolkan diri, pent).”
(HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/220] cet. Dar Ibnu
al-Haitsam Tahun 2003)
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukanlah kekayaan yang sejati itu kekayaan yang berupa melimpahnya
perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah
kekayaan di dalam hati -merasa cukup dengan pemberian Allah, pent-.”
(HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/306] cet. Dar al-Hadits tahun 1424
H)
Kenikmatan tiada tara menanti di sana…
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah
‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku telah persiapkan untuk hamba-hamba-Ku
yang soleh kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, belum pernah
terdengar telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.’.”
(HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/102] cet.
Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang masuk surga maka dia akan selalu senang dan tidak
akan merasa susah. Pakaiannya tidak akan usang dan kepemudaannya tidak
akan habis.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/110] cet.
Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila para penduduk surga telah memasuki surga dan para penduduk
neraka pun telah memasuki neraka maka didatangkanlah kematian hingga
diletakkan di antara surga dan neraka, kemudian kematian itu
disembelih. Lalu ada yang menyeru, ‘Wahai penduduk surga, kematian
sudah tiada. Wahai penduduk neraka, kematian sudah tiada’. Maka
penduduk surga pun semakin bertambah gembira sedangkan penduduk neraka
semakin bertambah sedih karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh
Muslim li an-Nawawi [9/120-121] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)
Saudariku, jangan kau seperti mereka!
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada
dua kelompok manusia calon penghuni neraka yang belum pernah kulihat
keduanya. Suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang
dengannya mereka memukuli manusia. Dan kaum perempuan yang berpakaian
tapi telanjang, yang menyimpang dan mengajak orang lain untuk ikut
menyimpang. Kepala mereka seperti punuk onta yang miring. Mereka tidak
akan masuk surga, dan tidak akan mencium baunya. Padahal baunya akan
bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim,
lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/124] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun
2003)
Kiamat terlalu dahsyat untuk dibayangkan!
Aisyah radhiyallahu’anha meriwayatkan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat
umat manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki,
telanjang, dan belum dikhitan.” Maka Aisyah mengatakan, “Wahai
Rasulullah, perempuan dan laki-laki dikumpulkan menjadi satu? Tentu
saja mereka akan saling melihat satu dengan yang lain.” Maka beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya
urusan di waktu itu lebih dahsyat sehingga tidak sempat bagi mereka
untuk saling memperhatikan satu dengan yang lain.” (HR. Bukhari dan
Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/126] cet. Dar Ibnu al-Haitsam
tahun 2003)
Istiqomahlah!
‘Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan,
“Amal yang paling disenangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah yang dikerjakan secara terus menerus oleh pelakunya.”
(HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/332] cet. Dar al-Hadits tahun 1424
H)
‘Aisyah radhiyallahu’anha meriwayatkan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berbuatlah sebaik
dan selurus mungkin dan lakukan apa yang paling mendekati ideal.
Ketahuilah sesungguhnya bukan amal kalian semata yang bisa memasukkan
kalian ke surga. Dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah
yang paling kontinyu walaupun hanya sedikit.” (HR. Bukhari, lihat Fath
al-Bari [11/335] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
Demikianlah yang bisa kami sajikan ke
hadapan para pembaca yang mulia, dengan harapan Allah berkenan untuk
mengaruniakan petunjuk dan bimbingan-Nya ke dalam hati kita sehingga
akan semakin meningkatkan rasa cinta kita kepada-Nya, harap dan takut
serta tawakal hanya kepada Rabb alam semesta. Teriring doa semoga Allah
mengampuni semua dosa kita di masa lalu, dan semoga Allah -Yang Maha
Pemberi petunjuk- menuntun kita agar tetap berjalan di atas shirathal
mustaqim sampai ajal tiba. Akhirnya, segala puji bagi Allah yang dengan
karunia-Nya segala kebaikan bisa menjadi terlaksana. Wa shallallahu
‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam.
Yogyakarta, Akhir bulan Syawwal 1430 H,
Hamba yang sangat membutuhkan Rabbnya
Abu Mushlih Ari Wahyudi
-Semoga Allah memperbaiki dirinya-
0 komentar:
Posting Komentar