-->

13 Agustus 2012

Jika Kamu Mendengar Perkataan : Itu Pengikut Wahabi, Maka Kemungkinan Ia Seorang Yang Bodoh



Dan aku katakan kepada saudara-saudara para da’i yang menyeru kepada Allah di seluruh negeri Islam : Hendaknya mereka bersungguh-sungguh menyingsingkan lengan (untuk berdakwah), dan hendaknya ikhlas mengharapkan wajah Allah (dalam berdakwah), bukan lantaran ingin mendapatkan kursi, kedudukan, dan bukan pul

a lantaran ingin mendapatkan kehidupan dunia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali jika amal itu didasari keikhlasan untuk mengharapkan wajah Allah, berdakwah kepada Allah lebih tinggi nilainya daripada kursi, kedudukan dan kehidupan dunia yang nilainya sedikit ini.

“Artinya : Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri” [Fushilat : 33]


Ya, Allah berfirman.


“Artinya : Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” [An-Nisa : 104]


Kalian mempunyai Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan musuh-musuh kalian dari kalangan kaum Komunis, pengikut Partai Ba’ats, pengikut pemahaman Pan Arab, Syi’ah, Sufiyah, propaganda mereka dibanguun diatas kedustaan, kebohongan serta pengkhianatan. Sedangkan para da’i yang menyeru kepada Allah tidak ada yang menolong mereka melainkan Allah, dan cukuplah Allah sebagai penolong. Dan Allah berfirman dalam Al-Qur’an untuk mengokohkan hamba-hambaNya yang beriman.


“Artinya : Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikanNya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim” [Ali-Imran : 139-140]


Dan Allah juga berfirman.


“Artinya : Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu” [Muhammad : 35]


Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah pemberontakan dan penggulingan, karena dakwah seperti ini lebih banyak kerusakan daripada kebaikannya, dakwah itu adalah dengan mengajak kaum muslimin kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah nabi mereka Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Allah berfirman.


“Artinya : Dan katakanlah : “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap’. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap” [Al-Isra : 81]


Dalam ayat yang mulia ini terdapat berita gembira dari Allah bahwasanya kebatilan tidak akan mampu berdiri kokoh didepan kebenaran, dan Allah berfirman.


“Artinya : Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air itu di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan” [Ar-Ra’du : 17]


Maka kami memuji Allah yang membangkitkan penduduk Yaman khususnya, dan juga penduduk Najd Saudi Arabia dan Mesir, sungguh banyak diantara mereka menjadi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan propaganda yang keji ini yang mana propaganda ini ditujukan kepada seorang ulama yang dipuji oleh ulama Islam. Syaikh Muhammad bin Ismail Al-Amir An-Shan’ani Rahimahullah berkata tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah :


“Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab)

Yang telah mengembalikan syariat Islam
Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi’ maka beliau sama denganku
Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan kuburan-kuburan keramat yang membuat manusia sesat.
Mereka membuat kembali berhala-berhala seperti suwa, yaghuts, wad dan ini sejelek-jeleknya.
Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala susah seperti seorang yang meminta Allah Yang Maha Esa
Berapa banyak orang yang thowaf dikuburan sambil mencium dan mengusap dinding-dinding kuburan dengan tangan-tangan mereka”

Wajib bagi para da’i yang menyeru kepada Allah untuk tetap istiqomah diatas kebenaran. Kami telah mengatakan dalam beberapa pengajian maupun khutbah bahwasanya propaganda itu adalah kedustaan semata (menyandarkan diri kita kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah) sesungguhnya kami tidak ridha untuk dinisbatkan selain kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memberi syafaat kami dan yang kami cintai, yang mana Allah mengeluarkan kami dengan perantaraan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kegelapan kepada cahaya. Propaganda-propaganda itu akan sirna (cepat atau lambat) sebagaimana Nabi Muhammad pernah dijuluki As-Shabi’ (artinya orang yang keluar dari agama nenek moyangnya dan berganti agama dengan agama lain). Adapun kami tidaklah keluar dari agama dan berganti dengan agama lainnya, kami tidak mengkafirkan bapak-bapak kami, sebagaimana persangkaan mereka ! Dan kami tidak mengkafirkan para wali ataupun membenci Ahlul Bait (keluarga Nabi). Bahkan kami telah membahas tentang keutamaan-keutamaan keluarga Nabi dalam beberapa ceramah. Kami tidak membenci orang-orang shalih dan tidak mengkafirkan masyarakat muslimin, kami tidak memperbolehkan keluar dari ketaatan pemerintahan muslim, maka hendaknya orang yang menyaksikan hal ini menyampaikan kepada orang yang tidak tahu. Setelah ini propaganda itu akan lenyap dan akan menjadi sebab bagi tersebarnya sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman dalam Al-Qur’an.


“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia dalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. Mengapa diwaktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata : “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata” [An-Nur : 11-12]


Jika kamu mendengarkan seseorang berkata : “Itu pengikut Wahabi”, maka ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu dari golongan dibawah ini.


[a]. Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji

[b]. Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.

Ini adalah kedustaan yang besar terhadap para da’i yang menyeru kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an.


“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih didunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” [An-Nur : 19]


Allah telah menamai kita sejak dahulu sebagai muslimin dan kita umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meridhai Nabi Muhammad diganti, kami tidak meridhai untuk menisbatkan diri kami kepada Syafi’i atau Zaidi atau kepada Wahabi atau selainnya. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung, yang mana mereka menganggap telah berbuat jahat kepada orang yang menisbatkan diri mereka kepada para ulama.


Saya menasehatkan kepada saudara-saudara seagama untuk membaca kitab beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah) yaitu “KIitabut Tauhid” niscaya kalian akan melihat ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Kitab itu adalah kitab yang agung walaupun didalamnya ada sedikit hadits-hadits yang dha’if, namun tidaklah mengurangi kwalitasnya. Sungguh telah diterangkan dalam kitab “ An-Nahju Asy-Syadidu” : “Janganlah kalian menjadi seperti bunglon dengan mengatakan jika manusia berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat dhalim maka kami akan berbuat dhalim, akan tetapi tanamkanlah dalam jiwa-jiwa kalian jika manusia berbuat baik kalian akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat maka janganlah kalian berbuat jahat. Wallahu Musta’an


[Majalah Al-Ashaalah Edisi 34 halaman 28]


[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, Edisi 10/Th II/2004-1425H, hal. 7 – 11. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad, Jl Sultan Iskandar Muda 45 Surabaya]

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.