Ceritanya ada lomba melukis tingkat dunia.
Aturannya begini :
Siapa yang lukisannya PALING MIRIP dengan gambar di atas, maka dialah yang jadi pemenangnya.
Kemudian, ikutlah 4 orang peserta yang merupakan Pelukis-pelukis terhebat dari penjuru dunia. Mereka mengirimkan gambar-gambar terbaiknya.
Ini dia gambar-gambarnya….
>> Peserta A
>> Peserta B
>> Peserta C
>> Peserta D
Kawan…
KAlau kalian jadi juri, siapakah yang akan kalian nobatkan sebagai pemenang?
.
.
.
(u_u)?
.
.
.
Hayoo... lihat lagi pelan-pelan... jangan terkecoh..!!!
Geser lagi kursor atau mouse kalian ke atas dan ke bawah...!
:D
Pahami dulu pertanyaannya dan perintahnya dengan baik...!!!
.
.
.
(> .
.
.
.
Yup, jelas.
Pemenangnya adalah si pengirim lukisan nomer 4 (Gambar D)...,
karena lukisan inilah yang paling mirip. Bahkan sama persis.
Maka, dia berhak menjadi "JUARA LOMBA MELUKIS TINGKAT DUNIA."
....\(^0^)/....
Hmm…
Kira-kira kalian paham kan maksud permisalanku ini, kawan?
Begini kawan…
Alloh Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita mengikuti contoh Rosululloh dan para Sahabatnya. Alloh menyuruh kita mengikuti jalan yang lurus yang ditempuh oleh Rosululloh dan para Sahabatnya. Mereka adalah teladan bagi orang-orang yang ingin mendapatkan keridhoan Alloh dan Surga.
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Alloh, dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar”. [QS. At-Taubah:100]
Jadi, bagi orang yang pengamalan agama paling mencocoki mereka (Rosululloh dan para Sahabatnya) adalah orang-orang yang paling berhak untuk menyandang gelar sebagai pemenang alias sukses.
DAlam buku “MAn Al-Faiz” yang aku terjemahkan dengan judul “Siapakah Orang yang Beruntung?” dan aku terbitkan sendiri lewat penerbitanku PUSTAKA LAKA, disebutkan salah satu sifat orang yang beruntung bin sukses bin berhasil adalah ITTIBA’ (mengikuti Rosululloh) dan meninggalkan segala perkara baru dalam agama yang tidak dikerjalan oleh Rosululloh dan para Sahabatnya.
Nah, kalau kita ingin menang dalam lomba melukis di atas, kita harus bisa membuat lukisan yang sama dengan lukisan yang dijadikan sebagai acuan. Dan, kalau kita ingin menang di akhirat (meraih surga), kita harus mencocoki cara beragama kita dengan cara beragama Rosululloh dan para Sahabatnya.
................
Kawan....
Lihatlah gambar A, B, dan C
walaupun gambar A, B, C tersebut mungkin "dianggap" terlihat lebih bagus, namun TIDAK BISA menjadi pemenang karena TIDAK SAMA dengan standar gambar yang dilombakan...
Nah…
Sekarang, mari kita cocokkan pemahaman dan pengamalan keagamaan kita dengan Rosululloh dan para Sahabatnya…
Kita samakan aqidah kita dengan mereka…
Kita samakan ibadah kita dengan mereka…
Apakah cara sholat kita sudah sama dengan cara sholat mereka..??
Dari gerakannya, bacaan-bacaanya, sampai pada lafazh-lafaznya....
Jangan kita tambah-tambah…
Jika kita berinovasi dalam hal ibadah…
Kita cukupkan dengan yang mereka amalkan…
Sebab itulah jalan keselamatan…
...............
Lihatlah gambar A, B, dan C
Walaupun Gambar A, B, dan C dilukis oleh anak keturunan seorang pelukis, tetap saja TIDAK BISA menjadi pemenang lomba, karena TIDAK SAMA dengan standar gambar yang dilombakan...
Maka, Jangan kita tambah-tambah syariat sudah sempurna ini...
walaupun yang menambah-nambah itu mengaku-ngaku keturunan Nabi sekalipun,
kalau cara ibadahnya, Aqidahnya dan cara beragamanya TIDAK SAMA dengan Rasulullah dan Shahabatnya, maka JANGAN DIIKUTI dan JANGAN DITAATI...!
Kawan...
Cukupkan diri kita dengan cara beragamanya Rasulullah dan para Shahabatnya...
Janganlah kita berinovasi dalam hal ibadah…
Kita cukupkan dengan yang mereka amalkan…
Sebab itulah jalan keselamatan…
Mari kita samakan semua Pemahaman dan keyakinan kita ttg Islam dengan pemahamannya Rasulullah dan para shahabatnya...
Kalau mereka mengimani adanya azab kubur, kita pun wajib mengimani adanya azab kubur…
Kalau mereka mengimani bahwa Alloh berada di atas langit, kita pun harus mengimaninya…
Kalau mereka meyakini bahwa HARAM hukumnya Tawasul dan istighosah kepada orang yg sudah mati, maka kita pun harus menghindari perbuatan itu...
Kalau mereka mengimani bahwa HARAM memberontak, kudeta, demonstrasi kepada Amirul Mukminin, kita pun wajib mengimani hal tersebut dan mentaatinya...
Kalau mereka memfokuskan dakwah dengan membersihan akidah, maka kita pun harus mengikuti jejak mereka…
Dan seterusnya...
‘Abdullah bin Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu berkata:
“Barangsiapa diantara kalian yang ingin meneladani, hendaklah meneladani para Sahabat Rosululloh Shollallahu ‘alaihi wa Sallam. Karena sesungguhnya mereka adalah ummat yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit bebannya, dan paling lurus petunjukknya, serta paling baik keadaannya. Suatu kaum yang Alloh telah memilih mereka untuk menemani nabi-Nya, untuk mengakkan agama-Nya, maka kenalilah keutamaan mereka serta ikutilah jejak-jejak mereka, karena MEREKA BERADA DI ATAS JALAN YANG LURUS.”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr]
Semoga bisa dipahami. Wallohu a’lam.
Sumber : Dikutip dengan banyak penambahan dan perubahan dari Tulisan Akh muhamad Mujianto
http://pustakalaka.wordpress.com/2011/08/17/lomba-melukis-tingkat-dunia/