-->

10 Agustus 2012

Tegas, keras atau Galak??


Wanita memang diciptakan Allah dengan banyak keindahan. Semua yang dimilikinya adalah indah dan menarik. Karena itu wajar jika Allah mewajibkannya menjaga hijab, tidak hanya dalam berpakaian tetapi juga dalam pergaulan.

 “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…” (QS. An-Nur: 31)

 “… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya…” (Q.S. Al Ahzab: 32)

Wanita dianugerahi Allah dengan sifat kelembutan, meskipun tidak semua wanita itu feminin, (ada pula yang macho J) tapi paling tidak mereka pada dasarnya punya sifat lemah lembut. Suaranya pun lebih merdu daripada pria, meskipun ada di antaranya yang bersuara bariton J. Karena itu akhwat perlu berhati-hati dalam bersikap dan berbicara supaya tidak menimbulkan fitnah dan penyakit hati bagi yang mendengarnya.

“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.
“Gimana kabarnya akhii.., sudah sembuh belum? jangan lupa  minum obat ya… ” SMS dari seorang akhwat ke ikhwan mitra rohisnya
”Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh ”, SMS akhwat di inbox hpnya ikhwan
“Duh, gimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” curhat seorang akhwat kepada seorang ikhwan
”Syukron ya akhii udah dimiscal buat tahajud” Glek!!
Itu hanya sidikit contoh aja dimana sang akhwat yang tidak tegas atau bahkan bernada manja ketika berbicara kepada ikhwan. Ndak tahu tuh gimana perasaan sang ikhwan kalo mendengar akhwat berbicara seperti itu padanya.
Loh koq akhwat aja yang disalahin? Sabar.. J
Jangan salah, ikhwan juga harus jaga hijab lho…

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS. An-Nur: 31)

 Ternyata banyak kasus yang lain dimana sang ikhwan justru yang tidak menjaga hijab dan kadang memancing untuk bercanda dan beakrab ria. SMS atau telpon tidak penting, telpon berlama-lama, bercanda haha hihi, curhat-curhatan, dsb. Atau mungkin tebar pesona, memberi perhatian atau pujian berlebihan kepada si akhwat sehingga si akhwat jadi keGRan.
”Ukhti, jazzakillah ya, ukhti baik sekali dech” ucap seorang ikhwan kepada seorang akhwat
”Dek, apa kabar, lagi ngapain ?” tegur seorang ikhwan kepada akhwat (negurnya tiap hari)
”Ukh, ana boleh curhat ga, soalnya anti enak banget diajak curhat, boleh ya” telepon seorang ikhwan ke temen akhwatnya

Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apalagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah. Karena itu kalau sedang diskusi, syuro, rapat, atau dalam pembicaraan lainnya hendaknya tetep dijaga hijabnya. Saling mengingatkan jika arah pembicaraan menjadi ga penting atau keluar dari agenda atau bahkan menjurus pada kemaksiatan. Misalnya mengingatkan jika dalam pembicaraan itu banyak bercanda. Meskipun ada banyak orang dalam sebuah forum, kalau disitu ada ikhwan akhwat, bercanda bisa menjadi sarana syaitan menggoda hati. Kalau ada yang mengingatkan supaya tidak banyak bercanda masak dianggap galak?? Bukankah banyak beranda itu mematikan hati dan kewajiban sebagai sesama muslim adalah saling mengingatkan?

Bagi kamu para akhwat, jagalah kata-katamu jangan sampai mendayu-dayu. Pilih kata-kata yang tepat dan berusaha tegas dalam berbicara. Tegas maksudnya disini tidak ’dilembekkan’, tidak bernada manja. Bukan galak lho!! (meskipun mungkin ada yang bilang galak J) Proporsionallah, bicara yang penting-penting, bukankah interaksi antara laki-laki dan perempuan salah satu syaratnya adalah ada keseriusan agenda/kepentingan? Jadi kalo niatnya mau telpon urusan agenda dakwah ya jangan trus berlanjut dengan curhat-curhatan gitu. Kadang karena si ikhwan yang telpon ga peka si akhwat dengan tegasnya langsung nyekak ”Afwan pak, sudah malam, ada hal lain yang urgent yang perlu disampaikan?” Atau ketika ada ikhwan yang telepon atau menegur hanya sekedar kabar kabari ga ada hal yang penting, salahkah akhwat jika mengatakan ”Afwan, ada yang bisa saya bantu? Kalau ga ada saya lagi ada keperluan”

Untuk menjaga hijab, biasanya para akhwat memanggil para ikhwan dengan panggilan ’Pak’ tidak peduli berapapun usia para ikhwan itu. Para akhwat biasanya merasa lebih save menggunakan panggilan ’Pak’ daripada ’akhi’ atau ’mas’, biar bisa menjaga hati di kedua belah pihak. Meskipun kadang ada ikhwan-ikhwan yang ga suka dipanggil dengan panggilan ’Pak’ karena mereka merasa belum tua, akhirnya balas memanggil akhwatnya dengan panggilan ’Bu’  J . Biasanya para akhwat akan merasa risih untuk dipanggil ’dek’ oleh ikhwan yang bukan apa-apanya karena khawatir bisa menimbulkan penyakit hati akibat keakraban itu, namanya syaitan pasti akan senantiasa menggoda manusia.

Pernah kejadian, di akhir sebuah syuro seorang ikhwan menegur para akhwat yang hadir disitu dengan secarik kertas. ”Afwan ukhti, lain kali, tolong akhwatnya kalau bercanda jangan keras-keras sampai terdengar di ikhwannya”

Itu hanya sekedar contoh saja usaha para ikhwan dan akhwat dalam menjaga adab pergaulan mereka, menjaga hijab di antara mereka. Tapi kadang ada yang salah paham menganggapnya telalu keras atau galak. Masing-masing orang mungkin punya cara sendiri-sendiri, yang penting bagaimana bisa menjaga hati kedua belah pihak. Mungkin bisa jadi kita bisa menjaga hati kita, tapi hati orang lain siapa yang  tahu.
 Wallahu a’lam bishowwab

 http://embuntarbiyah.wordpress.com

Diberdayakan oleh Blogger.