-->

13 Agustus 2012

Wahai Saudariku Ini Pelajaran untukmu Dari Si Gadis Kecil




·


Saudariku, Kapan Kembali ke Jalan Tuhanmu?



Saudariku tercinta...


Segalanya telah Allah Ta'ala berikan kepada kita. Andai dalam sekejap saja, Allah membiarkan kita, seketika kita pasti binasa. Jika seperti itu kasih sayang, kemurahan, ampunan dan rahmat-Nya, mengapa kita tidak mentaati-Nya? Kenapa kita masih melanggar larangan-Nya? Pantaskah kebaikan-Nya yang diturunkan kepada kita, tapi kemaksiatan dan dosa kita yang naik kepada-Nya?




Saudariku tercinta...


Allah ta'ala berjanji mengampuni dosa-dosa, sebesar apapun ia. Maka kasihanilah dirimu! Sebelum semuanya terlambat, sebelum ajal mendekat, sebelum datangnya siksa yang berat. Sekaranglah saatnya engkau bertaubat.




Saudariku tercinta...




Dengan taufik Allah Ta'ala , semoga kisah ini akan membuka kesadaranmu, menggetarkan jiwamu, menguras air matamu, dan menguatkan tekadmu untuk kembali ke jalan Tuhanmu. Maka simaklah! karena sungguh kisah ini akan memberikanmu ibrah pelajaran yang berharga.




Pelajaran Berharga dari Gadis Kecil




Seorang gadis kecil pulang dari sekolah. Setibanya di rumah, ibunya melihat anak putrinya dirundung kesedihan. Maka ia pun bertanya kepada putrinya itu tentang sebab kesedihannya.




Anak: “Aduhai ibuku, sesungguhnya ibu guru telah mengancam akan mengusirku dari sekolah karena pakaian panjang yang kupakai.”




Ibu: “Tetapi itu adalah pakaian yang dikehendaki oleh Allah, wahai putriku.”




Anak: “Benar, wahai ibu, akan tetapi ibu guru tidak menghendakinya.”




Ibu: “Baiklah, wahai putriku, guru itu tidak menghendaki, tetapi Allah menghendakinya. Lalu siapakah yang akan kamu taati? Apakah kamu akan mentaati Allah yang telah menciptakanmu dan membentukmu, serta yang telah mengaruniakan kenikmatan kepadamu? Ataukah kamu akan mentaati seorang makhluk yang tidak mampu memberikan manfaat dan madharat kepada dirinya?”




Anak: “Sesungguhnya saya akan taat kepada Allah.”




Ibu: “Bagus, wahai putriku, kamu tepat sekali.”




Pada hari berikutnya, gadis kecil itu pergi dengan mengenakan baju yang panjang. Tatkala ibu guru melihatnya, ia langsung mencela dan memarahinya dengan keras. Gadis kecil itu tidak mampu memikul amarah tersebut, ditambah lagi oleh pandangan teman-teman perempuannya yang mengarah kepadanya.




Tidak ada yang ia lakukan selain berteriak menangis. Kemudian, gadis kecil itu mengeluarkan kata-kata yang besar maknanya meski sedikit jumlahnya, “Demi Allah, saya tidak tahu siapa yang akan saya taati, anda ataukah Dia?”




Ibu guru itu pun bertanya, “Siapakah Dia itu?”




Anak itu menjawab, “Allah. Apakah saya harus taat kepada anda, sehingga saya mesti memakai pakaian seperti yang engkau kehendaki, tetapi saya berbuat maksiat kepada-Nya. Ataukah saya mentaati-Nya dan tidak mentaati engkau? Ah, biarlah saya akan mentaati-Nya saja, dan apa yang terjadi terjadilah.”




Aduhai, betapa agungnya kalimat yang keluar dari mulut si kecil itu. Sebuah kalimat yang menampakkan wald (ketaatan) yang mutlak kepada Allah M. Gadis kecil itu bertekad untuk berpegang kuat dan taat kepada perintah Dzat Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa


Akan tetapi….apakah bu guru itu hanya berdiam saja darinya?




Ibu guru itu meminta dipanggilkan ibu si anak kecil tersebut. Apa yang ia inginkan darinya?


Maka datanglah si ibu itu…




Ibu guru berkata kepada ibu anak kecil itu, “Sesungguhnya putri anda telah menasihatiku dengan nasihat paling besar yang pernah aku dengar di sepanjang hidupku.”




Benar, ibu guru telah mengambil pelajaran dan nasihat dari murid kecilnya. Ibu guru yang mengajarkan pendidikan dan telah mengambil bagian yang besar dari ilmu.




Seorang guru yang ilmunya tidak dapat menghalanginya untuk mengambil nasihat dari seorang gadis kecil yang mungkin seusia dengan putrinya.




Salam penghormatan, semoga terlimpahkan kepada guru ini. Salam penghormatan juga untuk gadis kecil yang telah memberikan pendidikan Islamiyah dan telah berpegang kepadanya.




Salam penghormatan untuk sang ibu yang telah menanamkan dalam diri putrinya rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Seorang ibu yang yang telah mengajarkan kepada putrinya rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.




Wahai ibu-ibu muslimah, di depan anda lah anak-anak anda. Mereka seperti adonan tepung. Anda bisa membentuknya sebagai-mana yang anda kehendaki, maka bersegera-lah untuk membentuk mereka dengan bentuk yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya.




Ajarkanlah shalat kepada mereka Ajari mereka ketaatan kepada Allah Ajari mereka untuk bisa tetap tegar dan kokoh di atas kebenaran Ajarkanlah semua itu kepada mereka, sebelum mereka menginjak usia baligh.




Karena jika pada saat mereka masih kecil tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka sesungguhnya anda sekalian akan menyesal dengan penyesalan yang besar, karena mereka akan menjadi anak-anak yang menyimpang pada saat mereka telah dewasa.




Gadis kecil ini tidak hidup pada zaman Sahabat dan juga Tabi’in. Sesungguhnya ia hidup pada zaman modern sekarang ini.


Ini menunjukkan bahwa, kita bisa menciptakan generasi-generasi semisal gadis kecil tersebut dengan izin Allah. Seorang gadis kecil yang bertakwa lagi berani untuk menampakkan kebenaran serta tidak takut akan cemoohan dan ejekan orang-orang, demi membela agama Allah.




Wahai saudariku yang beriman, inilah putrimu. Ia berada di hadapanmu. Berilah ia minum dengan air takwa dan keshalihan.


Perbaikilah lingkungannya dengan cara menjauhkannya dari air yang kotor serta bakteri yang membahayakan.


Hari-hari telah berada di hadapan anda— Perhatikanlah apa yang akan anda perbuat terhadap amanah yang telah dititipkan kepada anda oleh Allah Tuhan Pemilik langit dan bumi.




Sumber : Kisah ini dinukil dari Buku berjudul : Saudariku......Kapan Kembali ke Jalan Tuhanmu?


Penulis:Ummu Abdillah, Penerjemah : Nur Qomari, Penerbit :elBA

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.