Hari
Jum'at adalah hari yang paling mulia dan paling agung. Sebaik-baik hari
yang disinari matahari. Allah telah memerintahkan seluruh manusia untuk
mengagungkannya, namun umat-umat sebelum kita meninggalkannya dan
memilih hari selainnya. Kemudian Allah mendatangkan kita dan menunjuki
kita perihal hari tersebut. Maka dengan hari tersebut, Allah
mengistimewakan umat ini. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
نَحْنُ
الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا
وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا
اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا
فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ لَهُ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا
وَغَدًا لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ لِلنَّصَارَى
"Kita
adalah umat terakhir yang paling awal pada hari kiamat. Kita adalah
orang yang pertama kali masuk surga. Hanya saja, mereka diberi al Kitab
sebelum kita, sedangkan kita diberi sesudah mereka. Tapi mereka
berselisih pendapat (tentang suatu hari). Lalu Allah menunjukkan
kebenaran kepada kita mengenai apa yang mereka perselisihkan tersebut.
Inilah hari yang mereka perselisihkan itu, dan Allah menunjukkan hari
tersebut kepada kita –beliau menyebutkan hari Jum'at-, maka hari ini
(Jum'at) adalah hari kita, besok (Sabtu) harinya orang-orang Yahudi, dan
lusa (Ahad) adalah harinya orang-orang Nashrani." (Muttafaq 'alaih, lafadz milik Muslim)
Hadits di atas dikuatkan dengan hadits dari Hudzaifah radliyallah 'anhu,
أَضَلَّ
اللَّهُ عَنْ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُودِ
يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الْأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ
بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ
وَالسَّبْتَ وَالْأَحَدَ وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
نَحْنُ الْآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْأَوَّلُونَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ
"Allah
telah menyesatkan orang-orang sebelum kita perihal hari Jum'at. Bagi
orang-orang Yahudi hari Sabtu dan bagi orang-orang Nashrani hari Ahad.
Lalu Allah mendatangkan kita dan memberi kita hidayah tentang hari
Jum'at. Dan menjadikan (secara berurutan); hari Jum;at, Sabtu, dan Ahad.
Mereka mengikuti kita pada hari kiamat. Kita adalah umat terakhir dari
penduduk dunia, tetapi orang pertama yang diadili sebelum semua makhluk." (HR. Muslim)
Namun,
kita saksikan banyak umat Islam kurang memahami kemuliaan hari Jum'at.
Tidak menjaga amal-amal ibadah yang dikhususkan di dalamnya, sehingga
banyak pahala dan dan kebaikan yang luput dari mereka, di antaranya akan
kami sebutkan tiga saja:
1. Terlambat datang menghadiri shalat Jum'at sehingga khatib naik mimbar.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَنْ
اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ
فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ
فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ
فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ
الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ
حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
“Barangsiapa
mandi di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu
yang pertama, ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang
di waktu yang kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa
yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing
gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, ia seperti
berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima,
maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan
memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir
(khutbah).” (HR. Muslim nomor 850).
Yakni,
para malaikat menutup buku catatan mereka dan tidak mencatat tambahan
pahala bagi orang-orang yang datang dan masuk ke masjid setelah imam
naik mimbar.
Para malaikat menutup buku catatan mereka dan tidak mencatat tambahan pahala bagi orang-orang yang datang dan masuk ke masjid setelah imam naik mimbar.
Imam meriwayatkan, dan dihasankan oleh Syaikh al Albani, dari Abu Ghalib, dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Para
Malaikat duduk pada hari Jum'at di depan pintu masjid dengan membawa
buku catatan untuk mencatat (orang-orang yang masuk masjid). Jika imam
keluar (dari rumahnya untuk shalat Jum'at), maka buku catatan itu
dilipat."
Kemudian
Abu Ghalib bertanya, "wahai Abu Umamah, bukankah orang yang datang
sesudah imam keluar mendapat Jum'at? Ia menjawab, "tentu, tetapi ia
tidak termsuk golongan yang dicatat dalam buku catatan."
2. Tidak mandi pada hari Jum'at
Kita
saksikan sebagian orang meningalkan ibadah ini. Boleh jadi karena
ketidaktahuan atau memandangnya bukan sebagai sesuatu yang wajib
sehingga kurang mendapat perhatian. Padahal Islam menginginkan kaum
muslimin berkumpul pada hari Jum'at dalam pertemuan perpekan dalam
keadaan yang paling sempurna, rupa paling menawan, dan aroma paling
harum sehingga sebagian dari mereka tidak tergangu oleh yang lainnya dan
juga para malaikat tidak terganggu dengan mereka.
Dalam Shahihain, dari Abu Said al Khudri radliyallah 'anhu mengatakan, Aku menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
الْغُسْلُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ وَأَنْ يَسْتَنَّ وَأَنْ يَمَسَّ طِيبًا إِنْ وَجَدَ
"Mandi para hari Jum'at adalah wajib atas orang yang sudah baligh, dan hendaknya dia bersiwak dan memakai parfum jika ada." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Shahih al Bukhari, dari Salman al Farisi mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
لَا
يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ
طُهْرٍ وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ
يَخْرُجُ فَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَ اثْنَيْنِ ثُمَّ يُصَلِّي مَا كُتِبَ لَهُ
ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا تَكَلَّمَ الْإِمَامُ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا
بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى
"Tidaklah
seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baik
bersuci, lalu ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan minyak wangi,
kemudian ia keluar (menunaikan sholat Jum’at) dan tidak memisahkan
antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melakukan sholat apa yang
diwajibkan atasnya dan ia diam ketika Imam berkhutbah, melainkan segala
dosanya akan diampuni antara hari Jum’at ini dengan Jum’at lainnya.” (HR Bukhari)
3. Tidak membaca shalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Sebagian orang kurang memperhatikan ibadah shalawat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at, padahal keutamaannya sangat banyak dan pahalanya sangat besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ
مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ
وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ فَأَكْثِرُوا
عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ
"Sesungguhnya
di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari
itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup
sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu
perbanyaklah shalawat di hari Jum'at, karena shalawat akan disampaikan
kepadaku…." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)
Memperbanyak shalawat untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Jum'at yang menjadi sayyidul ayyam menunjukkan kemuliaan pribadi beliau shallallahu 'alaihi wasallam sebagai sayyidul anam (pemimpin manusia).
Shalawat
termasuk ibadah yang paling afdhal. Dan dilaksanakan pada hari Jum'at
lebih utama daripada dilaksanakan pada hari selainnya, karena hari
Jum'at memiliki keistimewaan di bandingkan hari yang lain. Dan
melaksakan amal yang afdhal pada waktu yang afdhal adalah lebih utama
dan lebih bagus. (lihat 'Aunul Ma'bud: 2/15)
Setiap kebaikan yang diperoleh seorang hamba dalam urusan diennya adalah berkat jasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Beliau telah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mendakwahkan dan
menyebarkan Islam. Berkat kerja keras beliau dalam dakwah, kesabaran dan
ketabahan dalam menghadapi ujian dan tantangannya, Islam bisa sampai
kepada kita. Sebagai bentuk syukur dan terima kasih kita kepada beliau,
Allah perintahkan bershalawat untuk beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)
0 komentar:
Posting Komentar