-->

07 September 2012

Terduga Teroris Solo Muntahkan Faham Khawarijnya: Target-Target Kami Adalah Aparat Thogut


JAKARTA (gemaislam) - Tindakan pengeboman, perusakan dan penyerangan terhadap pemerintah berawal dari sebuah ideologi yang sesat. Para pelaku biasa menyebutnya sebagai Jihad dan kalau tewas dalam menjalankan misi, bergelar Syahid, mendapatkan 72 bidadari dan tentu dimasukkan ke dalam surga. Ini yang jadi motivasi mereka.
Mereka kafirkan pemerintah, aparat kepolisian dianggap sebagai thoghut, dan thogut harus diberangus dari muka bumi, ini keyakinan utamanya.
Pengakuan Bayu
Dilansir detik.com, Kamis (06/09), Bayu, terduga teroris Solo menyatakan kelompoknya berencana untuk menciptakan kekacauan di Solo. Mereka menginginkan Solo berubah menjadi kota konflik seperti di Ambon dan Poso.

"Kami ingin membuat pecah Solo seperti Ambon atau Poso. Disitu pula bisa tegaknya syariat Islam, Khalifah, dan Khilafah Islamiyah Indonesia," ujar Bayu, dalam pengakuannya yang disiarkan melalui video di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, seperti dilansir detik.com, Kamis (06/09).

Bayu melanjutkan dalam pernyataannya tersebut, dia dan kelompoknya sudah merencanakan aksi di Solo sejak lama. Memang dari awal sasaran mereka adalah aparat kepolisian yang dianggap merupakan musuh utama.

"Target-target kami adalah aparat thogut. Aparat polisi itu direncanakan sudah bertahun-tahun dari sekitar tahun 2007-2008 hingga sekarang," terangnya.

Bayu juga menceritakan sedikit mengenai struktur kelompoknya. Menurutnya kelompoknya adalah kelompok bawah tanah yang tidak terkait kelompok manapun.

"Kami menyebut kelompok kami underground. Kami berdiri sendiri tidak ada pimpinan, amir dan tidak ada suatu baiat," ujar Bayu.

Menurut Bayu karena tidak pemimpin, dia mengaku tidak mengenal satu persatu anggota kelompok mereka. Dia mengaku ada dua orang yang dari kelompok mereka yang tidak dia kenal.

"Saya sempat bertemu dengan Mukhsin, Firman dan satu orang lagi yang tidak saya kenal di Masjid Al-Huda. Disitu kami membicarakan mengenai pembentukan halaqah. Satu orang lagi yang saya tidak kenal adalah orang yang menjadi donatur, dia adalah mahasiswa yang dijadikan tempat menumpang Farhan dan Mukhsin tidur," ucapnya.

Sebelumnya, pihak Mabes Polri menyiarkan sebuah rekaman mengenai testimoni dari tersangka teroris Bayu. Rekaman berdurasi kurang lebih 10 menit ini diduga direkam di Yogyakarta, sebelum ia diberangkatkan ke Jakarta.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, testimoni atau pengakuan ini diambil dari berita acara milik Bayu yang sudah selesai. Sehingga semua yang diungkapkan oleh Bayu merupakan garis besar dari isi BAP yang telah rampung.

"Ini diambil dari BAP. Lalu tim penyidik Polri berinisiatif untuk melakukan rekaman ini, agar Bayu bisa menjelaskan mengenai BAP," tutur Boy.
Sebelumnya tim Densus 88 Mabes Polri, berhasil menangkap seorang terduga teroris atas nama Firman. Firman ditangkap di rumah kerabatnya yang berada di komplek Perumahan Anyelir, Depok Jawa Barat pada Rabu (5/9).

Firman ditengarai terlibat penembakan pospam Lebaran, pelemparan granat dan penembakan pospol di Solo, Jawa Tengah. Polisi juga sudah mengamankan tersangka Bayu di Jawa Tengah. Sementara dua terduga teroris lain, Farhan dan Muchsin, tewas saat baku tembak dengan tim Densus 88. (bms)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.