- Habib Idrus Jamalulail di acara maulid Nabi (hari Jum’at malam tanggal 3 Februari 2012) mengatakan, peringatan maulid jangan hanya mengejar nasi kebuli, tetapi harus ada target untuk mengangkat Imam untuk kaum Muslimin di Indonesia. “Kalau di dunia ada Imam Khomeini, maka mari di Indonesia kita angkat Habib Rizieq Syihab sebagai Imam kaum muslimin di Indonesia.” (http://suara-islam.com/read4137-Habib-Idrus-Jamalullail–Maulid-Targetnya-Jangan-Kebuli,-Tapi-Angkat-Habib-Rizieq-Sebagai-Imam-.html)
- Dalam hal ada keinginan memiliki imam seperti Khomeini (tokoh syi’ah Iran), bukan hal baru bagi telinga umat Islam Indonesia. Di tahun 1984, Husin Ali Al-Habsyi (kelahiran Ambon, 28 Januari 1953) pernah menyatakan ingin menjadi imam di Indonesia seperti Khomeini di Iran. Sosok tunanetra ini pernah mendekam di penjara karena diduga terlibat kasus peledakan gereja Katholik Sasana Budaya (Malang) dan gedung Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Malang, Jawa Timur, yang terjadi pada tanggal 24 Desember 1984 malam. (http://nahimunkar.com/11471/syiah-dan-rangkaian-kasus-peledakan-di-indonesia/)
PERNYATAAN ROISUL HUKAMA,
mantan pengikut syi’ah-laknatullah pada 24 Januari 2012 di hadapan
media massa, bahwa pengikut syi’ah di Indonesia tengah mempersiapkan
revolusi sebagaimana pernah terjadi di Iran, boleh jadi bukan pepesan
kosong semata. Karena, konsep imamah merupakan doktrin syi’ah yang harus
diperjuangkan.
(http://www.eramuslim.com/berita/nasional/mantan-syiah-syiah-indonesia-tengah-mempersiapkan-revolusi.htm)
Proses pematangan revolusi, menurut
Roisul, salah satunya ditempuh dengan menanam kader-kader syi’ah di
berbagai ormas dan pemerintahan. Yang namanya kader syi’ah tidak berarti
anggota resmi lembaga atau organisasi syi’ah, namun bisa saja
perorangan atau tokoh pada lembaga lain yang mendukung paham sesat
syi’ah laknatullah.
Mereka yang dapat digolongkan sebagai
kader, barangkali bisa ditemukan saat media massa memberitakan kasus
Sampang 29 Desember 2011, dan dari pemberitaan itu muncul sejumlah
komentar yang nadanya punya kecenderungan membela syi’ah.
Salah satunya, komentar dari Suryadharma
Ali, Menteri Agama RI yang juga merupakan Ketua Umum PPP (Partai
Persatuan Indonesia). Saat itu, Selasa 03 Januari 2012, kepada Suara
Islam online Suryadharma Ali mengatakan: “Tidak pernah ada yang
menyebutkan Syiah sebagai faham atau aliran sesat. Untuk mengukur suatu
faham atau aliran itu sesat atau tidak sesat yaitu dari prinsip-prinsip
aqidahnya. Setiap faham dalam keagamaan biasanya mempunyai perbedaan
bukan pada aqidahnya tetapi penafsirannya…”
Padahal, Kementerian Agama (Departemen
Agama) pada tanggal 05 Desember 1983 pernah menerbitkan surat edaran No:
D/BA.01/4865/1983 tentang syi’ah, yang antara lain disebutkan bahwa
syi’ah (imamiyah) memiliki perbedaan yang kesemuanya itu tidak sesuai
dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Aneh, seorang menteri agama mengingkari
sendiri Surat Edaran resmi yang telah dikeluarkan kementerian yang dia
pimpin. Bahkan lebih dari itu, dia telah mengingkari fatwa ulama di
dunia ini. Padahal orang pun tahu bahwa di dunia ini fatwa tentang
sesatnya syiah sudah dari zaman dulu. Di zaman sekarang pun masih ada
fatwa-fatwa itu. Di antaranya sebagai berikut.
***
PERNYATAAN PARA ULAMA’ ISLAM TENTANG SYI’AH RAFIDHAH
Posted on Juli 29, 2008 by haulasyiah
Berkata Abu Muhammad Ali bin Ahmad bin Hazm rahimahullah tentang rafidhah, ketika beliau berdebat dengan orang-orang nashara, dan mereka (orang-orang nashara) menghadirkan kitab-kitab rafidhah untuk membantah beliau. Beliaupun menjawab“Sesungguhnya rafidhah bukan bagian dari muslimin, dan perkataan mereka bukanlah hujjah bagi agama ini. Akan tetapi rafidhah adalah kelompok yang muncul pertama kali, dua puluh lima tahun setelah wafatnya nabi shalallahu ‘alaihi wasallam.”Beliau juga berkata: “(rafidhah) adalah kelompok yang berjalan sealiran dengan Yahudi dan Nashara dalam hal dusta dan kufur.”. (Al-Fashlu fil Milal wan Nihal, 2/78 )
perhatikanlah pernyataan Ibnu Hazem diatas, beliau termasuk ulama’ yang paling tahu tentang rafidhah. Walaupun beliau hidup jauh dari ulama’ yang telah kami sebutkan pada bagian pertama dan kedua lalu toh beliau memiliki pendapat yang sama dengan mereka. Beliau mengeluarkan syi’ah rafidhah dari bingkaian Islam dan menyamakan mereka dengan Yahudi dan Nashara.Berkata Imam Abu Zur’ah Ar-Razi: “Jika engkau mendapati seseorang mencela para shahabat nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, ketahuilah bahwa ia seorang Zindiq (yaitu seorang yang berpura-pura masuk Islam dengan niatan menghancurkan Islam dari dalam).”Renungkanlah fatwa Imam Abu Zur’ah diatas, beliau menjuluki orang-orang yang membenci shahabat nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai zindiq, mengapa demikian? Ya, karena melalui merekalah Islam ini sampai kepada kita, jika para shahabat di cela bahkan sampai di kafirkan berarti sama saja kita menggugurkan agama Islam yang mulia ini.Dewan Fatwa Arab Saudi yang tergabung dalam Lajnah Daimah lil Buhutsil Ilmiyah wal Ifta’ pernah ditanya dengan sebuah pertanyaan dari seorang yang tinggal di perbatasan bagian selatan yang bertetangga dengan markaz Iraq, disana terdapat sekelompok Syi’ah Jakfariyyah, diantara mereka (yakni kaum muslimin disana) ada yang enggan memakan sembelihan mereka (Syi’ah Jakfariyah) diantara mereka juga ada yang memakannya. Penanya berkata: “Apakah halal bagi kami memakan sembelihan mereka? Perlu diketahui bahwa mereka selalu berdo’a (menuhankan) Ali, Hasan, Husein, dan semua imam-imam mereka ketika waktu sempit dan lapang.Jawab:
Segala puji hanya milik Allah semata, shalawat dan salam kita panjatkan kepada rasul, keluarga dan para shahabatnya… waba’du:Jika memang keadaannya seperti yang ditanyakan di atas bahwa jama’ah yang tergabung dalam Syi’ah Ja’fariyah itu berdo’a kepada Ali, Hasan, Husein dan imam-imam mereka maka mereka musyrik, murtad (keluar) dari bingkaian Islam –wal-’iyadzu billah- tidak boleh memakan sembelihan mereka, karena (sembelihan mereka itu) adalah bangkai walaupun mereka menyebut nama AllahLajnah DaimahDiketuai oleh: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin BazzWakil: Syaikh Abdurrazaq AfifiAnggota: Syaikh Abdullah bin Ghudyan dan Syaikh Abdullah Qu’ud(Fatawa Lajnah Daimah lil Ifta’, 8/264). http://nahimunkar.com/11485/pernyataan-para-ulama-islam-tentang-syiah-rafidhah/Demikianlah di antara fatwa-fatwa yang menegaskan sesat bahkan kafirnya syiah. Namun di balik itu, Syiah sering melakukan keobohongan public.Pertama. Menyatakan Sunnah Syiah adalah dua mazhab besar dalam Islam, itu adalah kebohongan publik, sebab faktanya Syiah bukan mazhab seperti yang dikenal dalam Islam, tapi firqoh/sekte yang suka menyamar dengan istilah mazhab Ahlul Bait atau mazhab Jakfari, jumlah mereka pun tak bisa dikatakan besar sebab Cuma 10% dari total 1,6 miliar Muslim dunia.Kedua. Syiah Imamiyah 12 suka mengklaim dan menyamar dengan sebutan mazhab Jakfari, ini juga kebohongan public. Sebab faktanya, Imam Jakfar as-shodiq tak pernah mendirikan mazhab fiqih sebagaimana lazimnya sebab beliau tidak meninggalkan karya tulis fiqih/ushulfiqh/musnad hadits seperti halnya para imam mazhab arba’ah (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad). Istilah mazhab Jakfari lebih tepat disebut mitos. Lagipula perbedaan Sunni Syiah lebih besar bukan pada perbedaan/ikhtilaf fiqih/furu’iyah, tapi lebih besar pada perbedaan ushul/pokok seperi akidah imamah, tahrif al-Quran, pengkafiran para sahabat dan ummahat mukminin dll.Pihak Syiah juga selalu menggiring opini bahwa politik adu domba antara Sunni-Syiah adalah selalu Wahabi di belakangnya. Opini seperti itu terlalu kerdil dan terlampau menyederhankan persoalan. Sebab penentang Syiah bukanlah cuma Wahabi, tapi seluruh ulama 4 mazhab…… bahkan juga dari pemuka Habaib Ahlul Bait di Indonesia seperti Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan (1906-1969, lahir di Surabaya dan dimakamkan di Komplek Al-Hawi Jakarta) menulis kitab “Ar-Ra’at Al-Ghamidhoh fi Naqdh Kalam Ar-Rofidhoh”. Habib Salim bahkan mengkafirkan Syiah Rofidhoh karena telah dianggap mencaci para khulafa’ rasyidin di dalam kitab tersebut (h.7-8 dan 11), padahal jelas Habib Salim bukan pengikut Wahabi tapi Sunni-Syafi’i seperti layaknya ulama-ulama Hadramaut. (lihat Tujuh Kebohongan dalam Iklan Syi’ah di Republika, oleh: Fahmi Salim, MA, 11 February 2012 | Posted by: nahimunkar.com).Pendapat KH Hasyim Asyari (Rois Akbar PBNU) mengenai syiah juga menegaskan:وَاصْدَعْ بِمَاتُؤْمَرُ لِتَنْقَمِعَ الْبِدَعُ عَنْ اَهْلِ اْلمَدَرِوَالْحَجَرِ. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “اِذَاظَهَرَتِ الْفِتَنُ اَوِالْبِدَعُ وسُبَّ اَصْحَابِيْ فَلْيُظْهِرِالْعَالِمُ عِلْمَهُ فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَSampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua orang.”(Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul ulama).Kondisi sekarang, bahaya syiah menjadi perhatian para ulama. Sehingga Rabithah Ulama Ingatkan Bahaya Konspirasi Global Syi’ah ShafawiyahGejolak kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini rupanya menjadi perhatian Rabithah Ulama Al-Muslimin (Muslim Scholars Association)/Ikatan Ulama Muslimin. Dalam sebuah Muktamar terbarunya di Istanbul, Turki yang berlangsung dari tanggal 27-28 Rabi’ul Awwal 1432 H baru-baru ini, Rabithah Ulama Muslim mendukung langkah-langkah reformasi di Tunisia dan Mesir.Acara bertema, “Ulama dan Kebangkitan Umat” yang yang dihadiri lebih dari seratus ulama dan du’at (dai) dari 35 negara itu membahas dan mendiskusikan berbagai topik aktual di Dunia Islam.Rabithah juga mengingatkan umat Islam dari bahaya konspirasi global Syi’ah Shafawiyah dengan propagandanya yang menipu; baik itu di Bahrain dan negara lainnya.Syi’ah Shafawiyah adalah Aliansi strategis pemerintah Iran, pemerintah Suriah, kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Irak yang ingin mengembalikan kejayaan dinasti (Syi’ah) Shafawiyah dan Fathimiyah dalam menguasai kekuasaan di semenanjung Arab dan Afrika. (DR Muhammad Bassam Yusuf penulis buku Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia)Di Indonesia, kasus syiah Madura tampaknya diambil kesempatan oleh oknum-oknum yang menjual ataupun membela kesesatan untuk berjualan lewat media massa dan semacamnya. Padahal bahaya syiah dalam sejarah maupun yang berlangsung sekarang cukup nyata. Hingga Malaysia pun telah mencegahnya. Demikian pula ulama di berbagai belahan dunia telah memperingatkan akan bahaya syiah. Oleh karena itu peringatan Rabithah Ulama Muslimin akan bahaya syiah itu penting kita simak. (3 January 2012 Posted by: nahimunkar.com http://nahimunkar.com/10491/rabithah-ulama-ingatkan-bahaya-konspirasi-global-syiah-shafawiyah/ )
***
Dari Partai Golkar ada orang yang pernah
mengatakan bahwa meski memiliki beberapa perbedaan terkait cara pandang
namun Syi’ah diakui sebagai bagian dari aliran beberapa mazhab yang ada
di dalam Islam. (okezone.com edisi Senin, 2 Januari 2012 06:31 wib).
Dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera) ada
Hidayat Nurwahid yang pernah mengatakan bahwa ia bukan berasal dari
mazhab yang suka mengkafirkan sesama muslim, dan sama sekali tidak
terkait dengan peristiwa vonis sesat secara in absentia
terhadap aliran Syi’ah di Masjid Istiqlal tahun 1997. Pernyataan Hidayat
Nurwahid itu dapat dimaknai, bahwa syi’ah itu sesama muslim, dan tidak
sesat.
Dari ormas Islam besar, kader syi’ah
ataupun yang suaranya bernada mendukung syiah bisa kita temukan pada
diri Said Agil Siradj (Ketua Umum PBNU). Dari Muhammadiyah ada Din
Syamsuddin (Ketua Umum Muhammadiyah), Dr AR, dan Dr Im Ad. Dari
komunitas liberal ada Syafi’i Ma’arif. Dari MUI (Majelis Ulama
Indonesia) ada Umar Shihab (Ketua Bidang Ukhuwah Islamiyah) dan Muhyidin
Djunaedi (Ketua Bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional).
Di tempat lain, ada Jalaluddin Rakhmat
(IJABI), ada Haidar Bagir (kelompok usaha Mizan), ada Riziek Shihab FPI
(lihat tulisan berjudul Habib RS Cenderung Syi’ah? (http://nahimunkar.com/11901/Habib-rs-cenderung-syiah/).
Ada juga yang belum terdengar suaranya untuk mengingatkan massanya
padahal massanya banyak, tentang bahaya kesesatan syiah terhadap Ummat
Islam, seperti Habib Hasan Assegaf (Nurul Musthofa) dan Habib Munzir
Musawwa (Majelis Rasulullah).
Dari sekian banyak kader syi’ah atau yang
suaranya bernada membela syiah, yang punya banyak massa dan terasa
menebar aroma revolusi adalah Habib Riziek Shihab. Misalnya sebagaimana
pernah diucapkan Riziek Shihab pada 22 September 2011 di halaman gedung
KPK. Saat itu Riziek dan sejumlah tokoh masyarakat mempertanyakan
komitmen KPK di dalam upaya pemberantasan korupsi.
Antara lain Riziek mengatakan, “Hidup
revolusi, takbir, saya ingatkan kepada pemimpin bangsa ini jangan
remehkan rakyat Indonesia. Kekuatan umat dan rakyat dengan izin Allah
kami akan melakukan revolusi.”
Bahkan di bulan Maret 2012, Riziek Shihab
sudah berani mengucapkan pemakzulan terhadap SBY. Pada 12 Maret 2012,
kepada suara-islam online Riziek Shihab mengirimkan seruan berjudul SBY Wajib Introspeksi Diri.
Riziek menganggap SBY tidak berani dan tidak mampu mengatasi berbagai
masalah bangsa dan negara. Sehingga, menurut Riziek, sudah saatnya SBY dimakzulkan untuk menyelamatkan NKRI dari kehancuran. (http://www.suara-islam.com/detail.php?kid=4316)
Menurut Riziek, SBY tidak berani
membubarkan Ahmadiyah, tidak berani melarang paham Liberal, tidak
berani menuntaskan kasus Bank Century, tidak berani menolak intervensi
asing, tidak berani menumpas separatis RMS (Republik Maluku Selatan) dan
OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Selain tidak berani, Riziek menilai SBY tidak mampu
mempertahankan subsidi BBM untuk kepentingan rakyat, tidak mampu
menyelamatkan kekayaan negara dari korupsi dan pemborosan, tidak mampu
menjaga moral bangsa dari serangan pornografi dan pornoaksi serta
kemaksiatan lainnya, tidak mampu menciptakan keamanan yang hakiki bagi
rakyat, tidak mampu membina partainya sehingga banyak petinggi dan kader
partainya terlibat korupsi.
Di bulan sebelumnya, Februari 2012,
Muhammad Al-Khaththath Sekjen FUI (Forum Umat Islam) yang merupakan
sohib Riziek, bahkan bagai tandem Riziek saat aksi massa berlangsung,
sudah berani mencalonkan Riziek Shihab sebagai calon presiden syari’ah
bersama dua nama lainnya, yaitu Abu Bakar Ba’asyir dan Abu Muhammad
Jibriel.
Ketika FPI (Front Pembela Islam)
mengadakan acara maulid Nabi (hari Jum’at malam tanggal 3 Februari
2012), Muhammad Al-Khaththath di tengah ribuan jama’ah menekankan
perlunya perjuangan yang sungguh-sungguh dan kerja keras bagi warga FPI
dan simpatisan serta siapapun umat Islam yang mendukung Habib Rizieq
untuk menduduki kursi presiden menggantikan presiden SBY tahun 2014
mendatang. (http://suara-islam.com/detail.php?kid=4144)
Sementara
itu Habib Idrus Jamalulail di
tempat yang sama mengatakan, peringatan maulid jangan hanya mengejar
nasi kebuli, tetapi harus ada target untuk mengangkat Imam untuk kaum
Muslimin di Indonesia. “Kalau di dunia ada Imam Khomeini, maka mari di
Indonesia kita angkat Habib Rizieq Syihab sebagai Imam kaum muslimin di
Indonesia.”
(http://suara-islam.com/read4137-Habib-Idrus-Jamalullail–Maulid-Targetnya-Jangan-Kebuli,-Tapi-Angkat-Habib-Rizieq-Sebagai-Imam-.html)
Ucapan Muhammad Al-Khaththath dan Habib
Idrus Jamalulail yang revolusioner itu ironisnya dilakukan di hadapan
sejumlah pejabat negara seperti Djan Farid (Menteri Perumahan Rakyat),
Salim Segaf Al-Jufri (Menteri Sosial), dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi
Bowo.
Dalam hal ada keinginan memiliki imam
seperti Khomeini (tokoh syi’ah Iran), bukan hal baru bagi telinga umat
Islam Indonesia. Di tahun 1984, Husin Ali Al-Habsyi (kelahiran Ambon, 28
Januari 1953) pernah menyatakan ingin menjadi imam di Indonesia seperti
Khomeini di Iran. Sosok tunanetra ini pernah mendekam di penjara karena
diduga terlibat kasus peledakan gereja Katholik Sasana Budaya (Malang)
dan gedung Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Malang, Jawa Timur,
yang terjadi pada tanggal 24 Desember 1984 malam.
(http://nahimunkar.com/11471/syiah-dan-rangkaian-kasus-peledakan-di-indonesia/)
Nah, apakah pernyataan Roisul Hukama
mantan syi’ah-laknatullah tersebut di atas ada korelasi positif dengan
pernyataan revolusioner Habib Riziek Shihab, Muhammad Al-Khaththath dan
Habib Idrus Jamalulail selama ini, wallahu a’lam. Lagi pula, apakah arah pernyataan revolusioner mereka itu menuju ke upaya makar atau sekedar untuk meningkatkan prosperity (kemakmuran) semata, hanya mereka yang tahu.
Yang jelas, umat Islam Indonesia harus
selalu waspada, bahkan ekstra waspada terhadap potensi revolusi atau
makar yang mungkin saja dilakukan kalangan syi’ah Indonesia. Sebab,
kemungkinan besar umat Islam Indonesia akan bernasib sama dengan umat
Islam Sunni di Suriah dan di Iran yang jadi objek pembantaian kaum
syi’ah di sana. Mengapa umat Islam harus ekstra waspada menghadapi
potensi revolusi atau makar kalangan syi’ah? Boleh jadi karena aparat
berwenang yang ngurusin beginian sedang kurang waspada.
***
Tidak semua kader syi’ah yang punya massa
banyak menyampaikan pernyataan revolusioner secara vulgar seperti
Riziek Shihab. Namun setidaknya, melalui aksi tutup jalan saat
berlangsung taklim, mereka tidak sekedar sedang menunjukkan bahwa
lembaganya punya jama’ah banyak, tetapi boleh jadi dimaksudkan sebagai
isyarat bahwa mereka mampu mengatur penguasa di tingkat yang lebih
rendah, dengan alasan pengajian, muludan, tabligh, dan sebagainya.
Melalui kasus pelecehan seksual,
homoseks, dan pedofilia yang diduga dilakukan Hasan Assegaf dari Nurul
Musthofa, juga bisa diukur kemampuan mereka mengatur aparat berwenang.
Kalau ternyata aparat tidak mampu membawa kasus amoral yang diduga
dilakukan Hasan Assegaf ke tahapan selanjutnya, boleh jadi mereka akan
merasa situasinya kian kondusif bagi mereka untuk mencapai tujuan
imamahnya. Jadi, potensi gerakan revolusi dari kalangan syi’ah Indonesia
memang perlu diwaspadai. Bahkan bukan sekedar waspada, tapi ekstra
waspada.
Ilustrasi: erm
(haji/tede/nahimunkar.com).
—
Catatan:
re·vo·lu·si /révolusi/ n 1 perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yg dilakukan dng kekerasan (spt dng perlawanan bersenjata); 2 perubahan yg cukup mendasar dl suatu bidang: dialah pelopor — dl bidang arsitektur bangunan bertingkat; 3 peredaran bumi dan planet-planet lain dl mengelilingi matahari;
– industri perubahan radikal dl usaha mencapai produksi dng menggunakan mesin-mesin, baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga pemroses;
be·re·vo·lu·si v mengadakan perlawanan dsb untuk mengubah sistem ketatanegaraan (pemerintahan atau keadilan sosial) (KBBI).
– industri perubahan radikal dl usaha mencapai produksi dng menggunakan mesin-mesin, baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga pemroses;
be·re·vo·lu·si v mengadakan perlawanan dsb untuk mengubah sistem ketatanegaraan (pemerintahan atau keadilan sosial) (KBBI).
sumber: http://nahimunkar.com/12039/waspadai-revolusi-kalangan-syiah/
0 komentar:
Posting Komentar