Suatu hari para fakir miskin dari kalangan sahabat mendatangi rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam, mereka berkata , Wahai
Rasulullah,orang-orang kaya telah mendahului kami dengan membawa
derajat-derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi.”Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya, Kenapa demikian? Para sahabat tadi melanjutkan, “orang-orang
kaya tersebut shalat sebagaimana kami juga sholat, mereka puasa
sebagaiman kami juga berpuasa, tapi mereka bersedekah dan kami tidak
bisa bersedekah, mereka membebaskan budak dan kami tidak bisa.”
Demikianlah
keluhan para shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, mereka merasa
sedih ketika mendapati ada orang lain yang lebih baik amalannya.
Perlombaan ke negeri akhirat.oleh karena itu jadilah mereka sebaik baik
umat.maka pantas saja kalau Allah subahanahu wa ta’ala menjadikan cara
keimanan mereka standar dalam mengukur kebenaran dari kebatilan.
Allah ta’la berfirman :
فَإِنۡ
آمَنُواْ بِمِثلِ مَآ آمَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهتَدَواْۖ وَّإِن
تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا هُمۡ فِى شِقَاقٍ۬ۖ فَسَيَكفيكهم ٱللَّهُۚ وَهُوَ
ٱلسَّمِيعُ ٱلعَلِيمُ
“Maka
jika mereka beriman kepada apa yang kalian (para shahabat) telah
beriman kepadanya, sesungguh mereka berada dalam permusuhan (dengan
kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al Baqarah:137)
Al Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- berkata, ayat
ini memposisikan keimanan para shahabat Nabi sebagai standar dan ukuran
dalam membedakan petunjuk dari kesesatan dan kebenaran kebatilan . Maka
apabila para ahli kitab beriman seperti keimanan mereka (para shahabat)
berarti mereka telah mendapatkan hidayah mutlak yang sempurna. Dan
apabila mereka berpaling dari beriman seperti keimanan para shahabat
maka mereka telah jatuh pada kebinasaan yang jauh.” Lihat Juga An Nisaa’:115
Lalu
Rasullah shalallhu ‘alaihi wasallam berkata menerangkan mereka,
“inginkah kalian aku ajarkan sesuatu dengannya kalian bisa menyusul
orang-orang yang mendahului kalian dan kalian bisa meninggalkan
orang-orang yang dibelakang kalian, dan tidak ada seorang pun yang lebih
baik dari kalian, kecuali mereka yang juga mencontoh amalan kalian?”
Beliau
shalallahu ‘alaihi wasallam tahu betul bahwa perlombaan sebenarnya
adalah ini.persis seperti yang Allah subahanahu wa ta’ala firmankan:
وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٍ۬ مِّن رَّبِّكمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلأَرۡضُ أُعِدَّتۡ للمُتَّقِينَ
“Dan
beregeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan Bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa.(Al-Imran:133)
Bukan berlomba-lomba dalam dunia yang jelas-jelas tercela dalam agama,
“Ketahuilah,
Bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu
yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga tentang banyaknya harta dan anak,seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan Allah serta keridlaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu.”(al-Hadiid:20)
Lalu para shahabat tersebut dengan antusias menjawab, “tentu
ya rasulullah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata:
“Bertasbih, bertakbir dan bertahmid lah kalian pada setiap kali selesai
shalat wajib sebanyak 33 kali. (HR. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah).
Alangkah
besarnya fadhilah berdzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala, dengan
tasbih (ucapan subahanallah) , Takbir (ucapan Allahu Akbar), Tahmid
(ucapan Alhamdulillah) yang dibaca seorang hamba seperti yang
dituntunkan Nabi-Nya ia akan mendapatkan keutamaan-keutamaan
diatas.Demikianlah dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala, bahkan
Allah subahanahu wata’ala mengancam orang-orang yang hatinya lalai dari
berdzikir mengingat Allah subahanahu wa ta’ala dalam firmanNya:
أَفَمَن
شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُ ۥ لِلإِسلا مِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ۬ مِّن
رَّبِّهِۦۚ فَوَيلٌ۬ لِّلقَـٰسِيَةِ قُلُوُبهم مِّن ذِكرِ ٱللَّهِۚ
أُولئكَ فِى ضَٰلالٍ۬ مُّبِينٍ
“Maka
apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) menerima agama
Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang
membantu hatinya) Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang
membantu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang
nyata.”(Az-Zummar:22)
Dan diantara Fadilah-Fadilah dzikir
yang lain adalah seperti yang disebutkan dalam banyak dalil al Qur’an
mauopun hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam :
1. Dzikir merupakan penangkal ampuh dari godaan-godaan syaithan.
Allah subahanahu wa ta’ala berfirman:
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيطَـٰنِ نَزۡغٌ۬ فَٱستَعِذۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلعَلِيمُ
“ Dan
Jika Syaithan mengganggumu dengan suatu ganguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (Fushilat:36)
Dan
hadits-hadits dlam hal ini banyak, diantaranya adalah yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim dalam Kitab Shalat dalam Shahihnya, Bahwa Suhail bin
Abi Shalih bercerita, “Suatu hari Bapakku mengutusku pergi kekabilah
Bani Haritsah maka akupun pergi bersama seseorang teman.Tiba-tiba
terdengar suara memanggil-manggil nama temanku dari balik sebuah tembok.
Dan ketika temanku melihat ke balik tembok tempat suara tadi berasal,
ia tidak mendapati seseorangpun disana. Maka sepulangnya kami kerumah
aku ceritakan kejadian ini kepada bapakku, dan dia berkata:” seandainya
akau tahu bahwa kamu akan mengalami kejadian ini tentu aku tidak akan
mengutusmu, tapi apabila kamu mendengar suara maka kumandangkanlah
adzan, karena aku mendengar Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu membawakan
hadits dari nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “
Sesungguhnya syaithan apabila terdengar panggilan shalat (adzan) lari
tungang langgang.”
2. Dzikir seorang hamba akan memenuhi timbangan kebaikannya di akhirat.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“(Ucapan) Alhamdulillah memenuhi timbangan dan (ucapan) Subahanallah wal hamdulillah keduanya memenuhi antara langit dan Bumi.”( HR. Muslim dari Abu Malik Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu)
3. Allah subahanahu wa ta’ala mencintai orang yang berdzikir kepada-Nya.
Allah subahanahu wa ta’ala berfirman:
فَٱذۡكُرُونِىٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشكُرُواْ لِى وَلا تَكُفرُونِ
“Berzikirlah
kalian kepada-Ku niscaya Akau akan mengingat-ingat kalian dan
bersyukurlah kalian kepada-Ku (atas berbagai nikmat yang Aku berikan
kepad kalian) serta janganlah kalian mengikarinya. (al-Baqarah:152)
dan disebukan didalam hadits abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“ Ada
dua kalimat yang ringan bagi lisan dan berat ditimbangan dan dicintai
oleh ar-Rahman yaitu: Subahanallah wabihamdih, Subahanallahil
‘Adzim.”(Bukhari-Muslim)
4. Dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala menggugurkan dosa-dosa.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
Barang
siapa yang membaca “Subahanallahi wabihamdih seratur kali dalam sehari ,
akan digugurkan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih dilautan.” (Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)
5. Dengan Dzkir Allah subahanahu wa ta’ala akan tambahkan rezeki dan keturunan seseorang. Allah subahanahu wata’ala berfirman:
فَقُلتُ ٱستَغفرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُ ۥ كَانَ غَفَّارً۬ا
يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيكُم مِّدۡرَارً۬ا
وَيُمۡدِدۡكُم بِأَموَٲلٍ۬ وَبَنِينَ وَيَجعَل لَّكُمۡ جَنَّا تٍ۬ وَيَجعَل لَّكُمۡ أَنهاٰرً۬ا
“Maka
aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu
dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan menggandakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu
sungai-sungai.” (Nuh:10-12)
Dan Fadilah-fadilah lainnya yang teramat banyak yang tidak mungkin disebutkan semuanya pada kesempatan yang singkat ini.
Dan dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala apabila ditinjau dari sisi hukumnya,
Dzikir terbagi menjadi dua macam:
Pertama : Dzikir yang diwajibkan
Shalat misalnya merupakan termasuk dari dzikir-dzikir yang wajib, karena didalamnya terkandung dzikir-dzikir kepada Allah subahanahu wa ta’ala seperi membaca al Qur’an.
Kedua: Dzikir yang tathawwu’ ( yang Mustahab)
Seperti bacaan tasbih (subahanallah), tahlil (laa ilaaha ilallah), Takbir (Allahu Akbar).
Sedangkan apabila ditinjau dari sisi bentuknya.dzikrullah terbagi menjadi dua macam:
Pertama : dzikir anggota badan
Seperti dengan ucapan dan anggota badan. Cara ini dapat dilakukan oleh seseorang mukmin maupun munafiq
Kedua: Dzikir dengan hati.
Dimana hati seseorang senantiasa ingat kepada Allah subahanahu wa
ta’ala, senatiasa merasa diawasi Allah subahanahu wa ta’ala, sehingga
dia berupaya untuk menjalankan perintah-perintah-Nya. Dia Esa-kan
Allah subahanahu wa ta’ala dan tidak menyekutukan-nya. Dia menjalankan
sunnah atau ajaran Nabi-Nya dan meninggalkan larangannya. Dia senantiasa
ta’at kepada-Nya dan jauh dari maksiat. Maka dzikir ini tidak bisa
dilakukan kecuali oleh seorang Mukmin. Wallahu a’lam bishawab.
Diambil
dari : Buletin Mimbar Islami Depok Edisi 1, jum’at 13 Rabi’ul awwal
1427 H, Dikutip dari http://mimbarislami.or.id, Penulis : Al Ustadz
Jafar Salih, Judul:Fadilah-fadilah dzikir
Diarsipkan pada: http://qurandansunnah.wordpress.com/
0 komentar:
Posting Komentar