Assalamu’alaikum.
▌Ustadz, apakah shahih atsar (hadits) dari Ibnu Abbas, “Barang siapa
yang berkata tentang al-Qur`an dengan akalnya atau tanpa ilmu, maka
hendaknya mengambil tempat duduknya di neraka.” Shahihkah? [Abu Zaki,
Pontianak, 085650900XXX]
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuhu.
▌Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala rosulillah wa ba’du,
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalan Abdul A’la bin Abu Amir
ats-Tsa’labi dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Rasulullah
-shollallahu alaihi wa sallam-:
اِتَّقُوْا الْحَدِيْثَ عَنِّيْ
إِلاَّ مَا عَلِمْتُمْ، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ
بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Bertakwalah
dalam menceritakan hadits dariku kecuali apa yang telah kalian ketahui,
dan barang siapa yang berdusta atas namaku hendaklah ia mengambil
tempat duduknya di neraka, dan barang siapa yang berkata tentang
al-Qur`an dengan akalnya maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di
neraka.
Hadits ini diriwayatkan oleh banyak ulama di antaranya
at-Tirmidzi (3/65), Ahmad (1/269, 293, 323, 327) Abu Ya’la dalam
Musnadnya (126/2) dan Ibnu Jarir dalam tafsirnya (1/77/73-76).
Mereka semua meriwayatkan hadits ini melalui jalan Abul A’la Abu Amir
ats-Tsa’labi. Sedangkan ats-Tsa’labi adalah perawi yang dha’if (lemah).
▌Dan Imam adz-Dzahabi memasukkan ats-Tsa’labi ini ke dalam gologan
adh-Dhu’afa` (para perawi yang lemah) dan berkata: “Dia dilemahkan oleh
Ahmad dan Abu Zur’ah.”
▌Maka itu Syaikh al-Albani -rahimahullah- berkomentar bahwa hadits ini adalah Lemah.
Beliau juga menjelaskan bahwa :
penggalan pertama dan ketiga dari hadits tersebut tidak memiliki hadits
lain yang menguatkannya. Adapun penggalan kedua adalah shahih
mutawatir. [Disarikan dari kitab Silsilah al-Ahadits adh-Dha'ifah, jilid
4, hlm. 265, no. 1783]
Penggalan kedua yang beliau maksudkan adalah lafazh:
وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Dan barang siapa yang berdusta atas namaku hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.
Penggalan ini diperkuat oleh hadits lain yang mutawatir sehingga maknanya shahih.
RIWAYAT LAIN
Demikian pula ada beberapa riwayat lain yang semakna dengan hadits ini, namun semuanya adalah lemah, di antaranya:
مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَأَصَابَ فَقَدْ أَخْطَأَ
Barang siapa yang berkata tentang al-Qur`an dengan akalnya lalu ia benar maka sungguh ia telah salah.
Hadits ini dha’if. Lihat: Misykat al-Mashabih, no. 235 (38) dari Jundub
-radhiallohu anhu- dan lihat pula no. 234 (37) dari Ibnu Abbas
-radhiallohu anhu-. Wallahu a’lam.
Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Ed 57, hal. 5
http://www.majalahislami.com/ 2010/03/ menafsirkan-al-quran-tanpa-ilmu /
▌Ustadz, apakah shahih atsar (hadits) dari Ibnu Abbas, “Barang siapa
yang berkata tentang al-Qur`an dengan akalnya atau tanpa ilmu, maka
hendaknya mengambil tempat duduknya di neraka.” Shahihkah? [Abu Zaki,
Pontianak, 085650900XXX]
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuhu.
▌Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala rosulillah wa ba’du,
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalan Abdul A’la bin Abu Amir ats-Tsa’labi dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Rasulullah -shollallahu alaihi wa sallam-:
اِتَّقُوْا الْحَدِيْثَ عَنِّيْ إِلاَّ مَا عَلِمْتُمْ، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Bertakwalah dalam menceritakan hadits dariku kecuali apa yang telah kalian ketahui, dan barang siapa yang berdusta atas namaku hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka, dan barang siapa yang berkata tentang al-Qur`an dengan akalnya maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.
Hadits ini diriwayatkan oleh banyak ulama di antaranya at-Tirmidzi (3/65), Ahmad (1/269, 293, 323, 327) Abu Ya’la dalam Musnadnya (126/2) dan Ibnu Jarir dalam tafsirnya (1/77/73-76).
Mereka semua meriwayatkan hadits ini melalui jalan Abul A’la Abu Amir ats-Tsa’labi. Sedangkan ats-Tsa’labi adalah perawi yang dha’if (lemah).
▌Dan Imam adz-Dzahabi memasukkan ats-Tsa’labi ini ke dalam gologan adh-Dhu’afa` (para perawi yang lemah) dan berkata: “Dia dilemahkan oleh Ahmad dan Abu Zur’ah.”
▌Maka itu Syaikh al-Albani -rahimahullah- berkomentar bahwa hadits ini adalah Lemah.
Beliau juga menjelaskan bahwa :
penggalan pertama dan ketiga dari hadits tersebut tidak memiliki hadits lain yang menguatkannya. Adapun penggalan kedua adalah shahih mutawatir. [Disarikan dari kitab Silsilah al-Ahadits adh-Dha'ifah, jilid 4, hlm. 265, no. 1783]
Penggalan kedua yang beliau maksudkan adalah lafazh:
وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Dan barang siapa yang berdusta atas namaku hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.
Penggalan ini diperkuat oleh hadits lain yang mutawatir sehingga maknanya shahih.
RIWAYAT LAIN
Demikian pula ada beberapa riwayat lain yang semakna dengan hadits ini, namun semuanya adalah lemah, di antaranya:
مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَأَصَابَ فَقَدْ أَخْطَأَ
Barang siapa yang berkata tentang al-Qur`an dengan akalnya lalu ia benar maka sungguh ia telah salah.
Hadits ini dha’if. Lihat: Misykat al-Mashabih, no. 235 (38) dari Jundub -radhiallohu anhu- dan lihat pula no. 234 (37) dari Ibnu Abbas -radhiallohu anhu-. Wallahu a’lam.
Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Ed 57, hal. 5
http://www.majalahislami.com/ 2010/03/ menafsirkan-al-quran-tanpa-ilmu /
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuhu.
▌Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala rosulillah wa ba’du,
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalan Abdul A’la bin Abu Amir ats-Tsa’labi dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Rasulullah -shollallahu alaihi wa sallam-:
اِتَّقُوْا الْحَدِيْثَ عَنِّيْ إِلاَّ مَا عَلِمْتُمْ، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Bertakwalah dalam menceritakan hadits dariku kecuali apa yang telah kalian ketahui, dan barang siapa yang berdusta atas namaku hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka, dan barang siapa yang berkata tentang al-Qur`an dengan akalnya maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.
Hadits ini diriwayatkan oleh banyak ulama di antaranya at-Tirmidzi (3/65), Ahmad (1/269, 293, 323, 327) Abu Ya’la dalam Musnadnya (126/2) dan Ibnu Jarir dalam tafsirnya (1/77/73-76).
Mereka semua meriwayatkan hadits ini melalui jalan Abul A’la Abu Amir ats-Tsa’labi. Sedangkan ats-Tsa’labi adalah perawi yang dha’if (lemah).
▌Dan Imam adz-Dzahabi memasukkan ats-Tsa’labi ini ke dalam gologan adh-Dhu’afa` (para perawi yang lemah) dan berkata: “Dia dilemahkan oleh Ahmad dan Abu Zur’ah.”
▌Maka itu Syaikh al-Albani -rahimahullah- berkomentar bahwa hadits ini adalah Lemah.
Beliau juga menjelaskan bahwa :
penggalan pertama dan ketiga dari hadits tersebut tidak memiliki hadits lain yang menguatkannya. Adapun penggalan kedua adalah shahih mutawatir. [Disarikan dari kitab Silsilah al-Ahadits adh-Dha'ifah, jilid 4, hlm. 265, no. 1783]
Penggalan kedua yang beliau maksudkan adalah lafazh:
وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
Dan barang siapa yang berdusta atas namaku hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.
Penggalan ini diperkuat oleh hadits lain yang mutawatir sehingga maknanya shahih.
RIWAYAT LAIN
Demikian pula ada beberapa riwayat lain yang semakna dengan hadits ini, namun semuanya adalah lemah, di antaranya:
مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَأَصَابَ فَقَدْ أَخْطَأَ
Barang siapa yang berkata tentang al-Qur`an dengan akalnya lalu ia benar maka sungguh ia telah salah.
Hadits ini dha’if. Lihat: Misykat al-Mashabih, no. 235 (38) dari Jundub -radhiallohu anhu- dan lihat pula no. 234 (37) dari Ibnu Abbas -radhiallohu anhu-. Wallahu a’lam.
Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Ed 57, hal. 5
http://www.majalahislami.com/
Posted in: Hadits
0 komentar:
Posting Komentar