Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari kiamat.
Al-Qonthoroh
Setelah orang-orang mukmin melewati shirot dan tidak terjatuh ke dalam
Neraka Jahannam, mereka akan dihentikan di Qonthoroh, yakni jembatan
kecil yang terletak di antara Surga dan Neraka. Di tempat ini,
masing-masing mukmin akan diqhishosh dan saling membalas kezholiman di
antara mereka ketika di dunia, sampai tidak ada lagi kebencian dan
dendam di antara mereka.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُوْنَ مِنَ النَّارِ حُبِسُوْا بِقَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ،
فَيَتَقَاصُّوْنَ مَظَالِمَ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا،
حَتَّى إِذَا نُقُّوْا وَهُذِّبُوْا أُذِنَ لَهُمْ بِدُخُوْلِ الْجَنَّةِ
“Apabila orang-orang mukmin telah selamat dari Neraka, maka mereka
akan ditahan di qonthoroh (jembatan kecil) yang terletak di antara
Surga dan Neraka. Lalu masing-masing mereka saling mengqishos
(membalas) atas kezholiman yang pernah mereka lakukan di dunia. Sehingga
apabila mereka telah dibersihkan dan disucikan dari itu semua, barulah
mereka diizinkan masuk ke Surga.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 2260)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-’Utsaimin rahimahullah mengatakan
bahwa qishosh di tempat ini dilakukan untuk membersihkan apa yang ada
di dalam hati sehingga mereka masuk ke dalam Surga dengan hati yang
bersih, tidak ada lagi kebencian, kedengkian dan iri. Sebagaimana
Firman Allah Ta’ala:
وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِيْنَ (47)
“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati
mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas
dipan-dipan (di Surga).” (QS. Al-Hijr: 47).
Apabila mereka sudah dibersihkan dan disucikan, barulah mereka
diijinkan masuk ke dalam Surga. (Syarah al-’Aqidah al-Wasithiyyah,
II/163).
Syafa’at Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Untuk Membuka Pintu Surga
Apabila hati orang-orang mukmin telah dibersihkan dan disucikan,
barulah mereka diijinkan meninggalkan qonthoroh dan menuju ke Surga.
Ketika sampai di depan Surga, mereka mendapati pintu Surga dalam keadaan
tertutup dan belum dibuka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memohon kepada penjaga pintu Surga agar membukakan pintu Surga.
Akhirnya pintu Surga dibuka dan orang-orang mukmin masuk ke dalam Surga
secara berombong-rombongan.
Catatan:
Syafaat Nabi dalam hal ini adalah permintaan Nabi kepada penjaga pintu
Surga agar membukakan pintu Surga untuk orang-orang yang beriman. Ingat
pengertian syafaat adalah sual alkhoir lil ghoir [Syarh Wasithiyah, Shalih al Fauzan].
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
آتِيْ بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ،
فَيَقُوْلُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُوْلُ: مُحَمَّدٌ،
فَيَقُوْلُ: بِكَ أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ
“Aku akan mendatangi pintu Surga pada hari Kiamat, lalu aku meminta
agar pintu tersebut dibuka. Penjaga pintu Surga bertanya, “Siapakah
engkau?” Aku menjawab: “Muhammad.” Penjaga itu berkata, “Aku
diperintahkan agar tidak membukakannya untuk siapa pun sebelum engkau.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 292)
Syafa’at ini adalah salah satu syafa’at khusus yang Allah Ta’ala berikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak diberikan kepada Nabi atau Rasul yang lainnya. Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa tidak ada yang masuk Surga, kecuali setelah syafa’at Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdasarkan hadits di atas. Dan Allah Ta’ala juga telah menunjukkan hal ini dalam Firman-Nya:
حَتَّى إِذَا جَاءُوْهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا (73)
“Sehingga apabila mereka sampai ke Surga itu, maka dibukakanlah pintu-pintunya.” (QS. Az-Zumar: 73)
Yakni ketika orang-orang mukmin sampai di depan Surga, pintunya baru
dibukakan. Hal ini menunjukkan bahwa pintu Surga dalam keadaan tertutup
ketika mereka mendatanginya.
Lain halnya dengan pintu Neraka. Allah Ta’ala berfirman tentang rombongan orang-orang kafir yang digiring ke Jahannam:
حَتَّى إِذَا جَاءُوْهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا (71)
“Sehingga apabila mereka sampai ke Neraka, pintu-pintunya telah dibuka.” (QS. Az-Zumar: 71)
Yakni ketika orang-orang kafir itu mendatangi Neraka, pintu-pintunya
sudah terbuka dan siap melahap mereka. Kita berlindung kapada Allah Ta’ala dari Neraka. (Syarah al-’Aqidah al-Wasithiyyah, II/164).
Apakah Surga Itu?
Jannah (Surga) adalah tempat penuh kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
bagi orang-orang bertakwa, yang di dalamnya terdapat kenikmatan yang
belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan
belum pernah terbetik di dalam hati manusia. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ (133)
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada Surga
yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran: 133)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (17)
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang disembunyikan bagi
mereka, yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan atas apa yang
mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17).
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ.
“Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang sholih, kenikmatan
yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh
telinga dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3005 dan Muslim, no. 5050)
Bisa jadi benda-benda di Surga itu memiliki nama yang sama dengan yang
ada di dunia. Akan tetapi, hakikat benda-benda itu di Surga sangat jauh
berbeda dengan yang di dunia. Sungai-sungai di Surga sangat jauh
berbeda dengan sungai yang ada di dunia. Demikian pula dengan gelas,
sutera, permadani dan benda-benda lainnya di Surga. Oleh karena itulah
‘Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan:
لَيْسَ فِي الدُّنْيَا شَيْءٌ مِمَّا فِي الْجَنَّةِ إِلاَّ اْلأَسْمَاءُ فَقَطْ
“Tidak ada kesamaan antara benda di dunia dengan benda di dalam Surga melainkan hanya kesamaan namanya saja.”
(Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya surat Al-Baqarah ayat
25, Ibnu Abi hatim dalam tafsirnya serta Abu Nu’aim dalam kitab Sifat al-Jannah, no. 124)
Orang Pertama Yang Masuk Ke Surga
Dari seluruh umat manusia yang hidup di dunia, orang yang masuk Surga pertama kali adalah Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah orang pertama yang mengetuk pintu Surga.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ
“Aku adalah manusia yang paling banyak pengikutnya pada hari Kiamat. Dan akulah orang pertama yang mengetuk pintu Surga.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 290)
Demikian pula umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah umat pertama yang masuk ke dalam Surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
نَحْنُ الآخِرُوْنَ الأَوَّلُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ
“Kita adalah umat terakhir (di dunia), namun yang pertama di hari Kiamat. Dan kita adalah umat pertama yang masuk Surga.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 1413)
Muroja’ah : Ust. Aris Munandar, S.S., M.Ag
Sumber : Buletin At-Taubah edisi ke-38
0 komentar:
Posting Komentar