Oleh Zulkarnain El-Madury El-Muhammady…
Ini bukan sekedar kelucuan anak anak aswaja yang membabi buta menghujat
Syaikh Albany, tentunya tidak lepas dari perang otak yang dilancarkan
oleh Abu Salafy al-Majhul. Disamping karena dalam tradisi pesantren,
seorang santri tak akan pernah berani menolak kebenaran atau kesalahan
fatwa seorang Kyai
, sehingga ketika meng-iyakan sesuatu, maka santrinya hanya bilang dengan meng-anggukkan kepala.
Yang lucu, para santri aswaja bangga, mendabik dada, merasa telah oke dengan ilmu hadist, sehingga berkacak pinggang, ketika ada seorang kyai yang agresif yang diperkirakan "Ulama Pujaannya "menghujat Syaikh Nasiruddin Albany, berkaitan hadist yang diriwayatkan oleh Ummu Thufail. Semua pasukan Aswaja beramai ramai kelapangan Media Maya, meneriakkan ;" Wahaby Tuhannya Berambut Gondrong", hanya karena gendrang perang yang dikomando oleh Abu Salafy al Majhul sebagai bapak besar aswaja ( disebut al Majhul karena sanadnya dan namanya yang tak jelas, menyebut dirinya "Abu" dari para salafy, yang sekaligus menyebut sahabat nabi dan tabi'in anak anak dari Abu salafy, itu sebabnya saya menyimpulkan kalau Abu salafy memang Majhul ) sebagai dalang dari pergerakan anti wahaby di tanah air kita Indonesia .
Untuk membuktikan kebodohan dan guru besarnya para pecandu agama Aswaja, saya akan menurunkan tulisan lengkap tentang hadist hadist yang dituduhkan dan dishahikan oleh Syaikh Albany :
ini judul kitabnya :
مثال على الاختصار المخل والذي بسببه صُحِحَ حديثٌ منكرٌ
في كتاب السنة لابن أبي عاصم (1/205) ط ،3 تحقيق الشيخ الألباني رحمه الله
Kitab Ini adalah kitab yang menjadi acuan banyak para penghujat, untuk menghujat Syaikh Albany, dengan tujuan provokasi terhadap Umat agar membenci wahaby, dan menuduh Syaikh Albany bukan saja tidak hormat, bahkan mengumpat Syaikh Albany diluar kebiasaan orang luar Islam .
Bagaimana yang sebenarnya :
Inilaha Takhrij Hadistnya :
Hadits Ummu Thufail radliyallaahu ‘anhaa :
عن أم الطفيل امرأة أُبي بن كعب رضي الله عنهما قالت : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : يذكر أنه رأى ربه في المنام في صورة شباب موفر في خضر على فراش من ذهب في رجليه نعلان من ذهب.
Dari Ummu Ath-Thufail istri Ubay bin Ka’b radliyallaahu ‘anhuma ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Beliau menyebutkan telah melihat Rabb-nya dalam mimpinya dalam wujud seorang pemuda berambut lebat yang memakai pakaian berwarna hijau, berada di atas ranjang dari emas, dan pada kedua kaki-Nya memakai sandal yang terbuat dari emas pula”.
TAKHRIJ :
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat 2/368-369, Ath-Thabaraniy dalam Al-Kabiir 25/143 no. 346, Adz-Dzahabi dalam Mizaanul-I’tidaal 4/269 (biografi Nu’aim bin Hammaad), Al-Khathiib dalam At-Taariikh 13/311, dan Ibnul-Jauziy dalam Al-‘Ilal 1/14-15; semuanya dari jalan ‘Abdullah bin Wahb, dari ‘Amr bin Al-Haarits, Sa’iid bin Abi Hilaal, dari Marwaan bin ‘Utsman, dari ‘Umaarah bn ‘Aamir, dari Ummu Ath-Thufail radliyallaahu ‘anhaa.
Menurut Imam Albany :
( رأيتُ ربي – وفي لفظٍ : رأى ربَّه تعالى – في المنام في أحسنِ صورةٍ ، شاباً موقَّراً ، رِجلاه في خُفٍّ ، عليه نعلانِ من ذهبٍ ، على وَجْهِهِ فراشٌ من ذهبٍ ).
موضوع .
أخرجه الخطيب في “التاريخ” (13 / 311) من طريق نعيم بن حماد : حدثنا ابن وهب : حدثنا عمرو بن الحارث عن سعيد بن أبي هلال عن مروان بن عثمان عن عمارة بن عامر عن أم الطفيل – امرأة أُبَيّ – أنها سمعت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يذكر أنه رأى ربه … الحديث .
“ “Aku telah melihat Rabb-ku – dalam lafadh yang lain : “Beliau telah melihat Rabb-nya ta’ala – dalam mimpinya sebaik-baik bentuk : seorang pemuda terhormat, kedua kakinya memakai sandal yang terbuat dari emas, di atas wajah-Nya terdapat faraasy dari emas”.
Maudlu’ (palsu)
Dikeluarkan oleh Al-Kahthiib dalam At-Taariikh (13/311) dari jalan Nu’aim bin Hammad : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Al-Haarits, dari Sa’iid bin Abi Hilaal, dari Marwaan bin ‘Utmaan, dari ‘Umaarah bin ‘Aamir, dari Ummu Ath-Thufail – istri Ubay – bahwasannya ia pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan diri beliau pernah melihat Rabb-nya….. (al-hadits)”
[lihat selengkapnya dalam Silsilah Adl-Dla’iifah 13/819-823 no. 6371].
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah kemudian memberikan komentar atas hadits tersebut sebagai berikut :
حديث صحيح بما قبله وإسناده ضعيف مظلم عمارة بن عامر أورده ابن أبي حاتم من هذه الرواية ولم يذكر فيه جرحا ولا تعديلا
ومروان بن عثمان هو ابن أبي سعيد بن المعلى الأنصاري الزرقي ضعيف كما في التقريب وذكر المزي في التهذيب أنه روى عن أم الطفيل امرأة أبي بن كعب فتعقبه تهذيبه بقوله
وفيه نظر فإن روايته إنما هي عن عمارة بن عمرو بن حزم عن أم الطفيل امرأة ابي في الرؤية وهو متن منكر
كذا قال ابن عمرو بن حزم وإنما هو ابن عامر كما تراه في الكتاب وكذلك هو عند ابن أبي حاتم كما سبقت الإشارة إليه
“Hadits shahih dengan penguat hadits-hadits sebelumnya; sanadnya dla’if lagi gelap. Mengenai ‘Umaarah bin ‘Aamir, Ibnu Abi Haatim membawakan riwayat ini tanpa menyebutkan di dalamnya celaan (jarh) ataupun pujian (ta’dil).
Marwaan bin ‘Utsmaan, ia adalah Ibnu Abi Sa’iid bin Al-Ma’alliy Al-Anshariy Az-Zarqiy, seorang perawi dla’if, sebagaimana terdapat dalam At-Taqriib. Al-Mizziiy menyebutkannya dalam At-Tahdziib bahwasannya ia meriwayatkan dari Ummu Ath-Thufail istri Ubay bin Ka’b. Atas perkataan ini Ibnu Hajar memberikan kritikan dalam Tahdziibut-Tahdziib : “Pada perkataannya tersebut ada yang perlu diperhatikan. Sesungguhnya riwayat Marwaan berasal dari ‘Umaarah bin ‘Amr bin Hazm, dari Ummu Ath-Thufail, istri Ubay bin Ka’b dalam hadits ru’yah, dan ia adalah matan yang munkar”.
Begitulah, ia mengatakan : Ibnu ‘Amr bin Hazm, yang benar adalah Ibnu ‘Aamir, seperti yang Anda lihat dalam kitab. Begitu pula ia di sisi Ibnu Abi Haatim sebagaimana telah lalu penunjukkannya atasnya”.
[selesai perkataan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah]
Dengan bukti sebagaimana berikut sudah jelas sekali, kalau mereka gembong aswaja dan para pengikutnya memang tak pernah benar memberitakan tentang wahaby, terlalu banyak konsumtif kebohongan yang dituangkan dalam perkataan dan tulisan mereka , hanya karena di bakar dendam kebencian pada Muhammad bin Abdul Wahab. Melihat Fenomena aswaja yang menebang kebenaran dengan kata kata dusta, memastikan kalau aswaja bukan kontribusi yang benar dalam membela agama, tetapi memperkaya diri dengan dusta dan kebencian dengan cara memprovokasi massa…..Dalam berbagai kejadian diatanah air akhir akhir ini yang benar benar menuang permusuhan ditengah umat Islam adalah aswaja…dengan menghasut para ulama diberbagai daerah dan ceramah ceramah yang berbau fitnah, yang bias menggoyang kesatuan Umat Islam di Indonesia…Artinya Aswaja sekarang sedang memancing diair keruh menyulet permusuhan diseluruh nusantara, dengan kampanye kebencian terhadap wahaby…..apalagi kalau membaca Situs resmi NU, nyata sekali kalau Aswaja sedang menabuh gendrang perang , untuk menimbulkan caos dia Indonesia antar Interen Umat Islam…………………………..
Kesimpulannya Gank aswaja adalah murid setia Abu Salafy al Majhul
Yang lucu, para santri aswaja bangga, mendabik dada, merasa telah oke dengan ilmu hadist, sehingga berkacak pinggang, ketika ada seorang kyai yang agresif yang diperkirakan "Ulama Pujaannya "menghujat Syaikh Nasiruddin Albany, berkaitan hadist yang diriwayatkan oleh Ummu Thufail. Semua pasukan Aswaja beramai ramai kelapangan Media Maya, meneriakkan ;" Wahaby Tuhannya Berambut Gondrong", hanya karena gendrang perang yang dikomando oleh Abu Salafy al Majhul sebagai bapak besar aswaja ( disebut al Majhul karena sanadnya dan namanya yang tak jelas, menyebut dirinya "Abu" dari para salafy, yang sekaligus menyebut sahabat nabi dan tabi'in anak anak dari Abu salafy, itu sebabnya saya menyimpulkan kalau Abu salafy memang Majhul ) sebagai dalang dari pergerakan anti wahaby di tanah air kita Indonesia .
Untuk membuktikan kebodohan dan guru besarnya para pecandu agama Aswaja, saya akan menurunkan tulisan lengkap tentang hadist hadist yang dituduhkan dan dishahikan oleh Syaikh Albany :
ini judul kitabnya :
مثال على الاختصار المخل والذي بسببه صُحِحَ حديثٌ منكرٌ
في كتاب السنة لابن أبي عاصم (1/205) ط ،3 تحقيق الشيخ الألباني رحمه الله
Kitab Ini adalah kitab yang menjadi acuan banyak para penghujat, untuk menghujat Syaikh Albany, dengan tujuan provokasi terhadap Umat agar membenci wahaby, dan menuduh Syaikh Albany bukan saja tidak hormat, bahkan mengumpat Syaikh Albany diluar kebiasaan orang luar Islam .
Bagaimana yang sebenarnya :
Inilaha Takhrij Hadistnya :
Hadits Ummu Thufail radliyallaahu ‘anhaa :
عن أم الطفيل امرأة أُبي بن كعب رضي الله عنهما قالت : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : يذكر أنه رأى ربه في المنام في صورة شباب موفر في خضر على فراش من ذهب في رجليه نعلان من ذهب.
Dari Ummu Ath-Thufail istri Ubay bin Ka’b radliyallaahu ‘anhuma ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Beliau menyebutkan telah melihat Rabb-nya dalam mimpinya dalam wujud seorang pemuda berambut lebat yang memakai pakaian berwarna hijau, berada di atas ranjang dari emas, dan pada kedua kaki-Nya memakai sandal yang terbuat dari emas pula”.
TAKHRIJ :
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Asmaa’ wash-Shifaat 2/368-369, Ath-Thabaraniy dalam Al-Kabiir 25/143 no. 346, Adz-Dzahabi dalam Mizaanul-I’tidaal 4/269 (biografi Nu’aim bin Hammaad), Al-Khathiib dalam At-Taariikh 13/311, dan Ibnul-Jauziy dalam Al-‘Ilal 1/14-15; semuanya dari jalan ‘Abdullah bin Wahb, dari ‘Amr bin Al-Haarits, Sa’iid bin Abi Hilaal, dari Marwaan bin ‘Utsman, dari ‘Umaarah bn ‘Aamir, dari Ummu Ath-Thufail radliyallaahu ‘anhaa.
Menurut Imam Albany :
( رأيتُ ربي – وفي لفظٍ : رأى ربَّه تعالى – في المنام في أحسنِ صورةٍ ، شاباً موقَّراً ، رِجلاه في خُفٍّ ، عليه نعلانِ من ذهبٍ ، على وَجْهِهِ فراشٌ من ذهبٍ ).
موضوع .
أخرجه الخطيب في “التاريخ” (13 / 311) من طريق نعيم بن حماد : حدثنا ابن وهب : حدثنا عمرو بن الحارث عن سعيد بن أبي هلال عن مروان بن عثمان عن عمارة بن عامر عن أم الطفيل – امرأة أُبَيّ – أنها سمعت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يذكر أنه رأى ربه … الحديث .
“ “Aku telah melihat Rabb-ku – dalam lafadh yang lain : “Beliau telah melihat Rabb-nya ta’ala – dalam mimpinya sebaik-baik bentuk : seorang pemuda terhormat, kedua kakinya memakai sandal yang terbuat dari emas, di atas wajah-Nya terdapat faraasy dari emas”.
Maudlu’ (palsu)
Dikeluarkan oleh Al-Kahthiib dalam At-Taariikh (13/311) dari jalan Nu’aim bin Hammad : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Al-Haarits, dari Sa’iid bin Abi Hilaal, dari Marwaan bin ‘Utmaan, dari ‘Umaarah bin ‘Aamir, dari Ummu Ath-Thufail – istri Ubay – bahwasannya ia pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan diri beliau pernah melihat Rabb-nya….. (al-hadits)”
[lihat selengkapnya dalam Silsilah Adl-Dla’iifah 13/819-823 no. 6371].
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah kemudian memberikan komentar atas hadits tersebut sebagai berikut :
حديث صحيح بما قبله وإسناده ضعيف مظلم عمارة بن عامر أورده ابن أبي حاتم من هذه الرواية ولم يذكر فيه جرحا ولا تعديلا
ومروان بن عثمان هو ابن أبي سعيد بن المعلى الأنصاري الزرقي ضعيف كما في التقريب وذكر المزي في التهذيب أنه روى عن أم الطفيل امرأة أبي بن كعب فتعقبه تهذيبه بقوله
وفيه نظر فإن روايته إنما هي عن عمارة بن عمرو بن حزم عن أم الطفيل امرأة ابي في الرؤية وهو متن منكر
كذا قال ابن عمرو بن حزم وإنما هو ابن عامر كما تراه في الكتاب وكذلك هو عند ابن أبي حاتم كما سبقت الإشارة إليه
“Hadits shahih dengan penguat hadits-hadits sebelumnya; sanadnya dla’if lagi gelap. Mengenai ‘Umaarah bin ‘Aamir, Ibnu Abi Haatim membawakan riwayat ini tanpa menyebutkan di dalamnya celaan (jarh) ataupun pujian (ta’dil).
Marwaan bin ‘Utsmaan, ia adalah Ibnu Abi Sa’iid bin Al-Ma’alliy Al-Anshariy Az-Zarqiy, seorang perawi dla’if, sebagaimana terdapat dalam At-Taqriib. Al-Mizziiy menyebutkannya dalam At-Tahdziib bahwasannya ia meriwayatkan dari Ummu Ath-Thufail istri Ubay bin Ka’b. Atas perkataan ini Ibnu Hajar memberikan kritikan dalam Tahdziibut-Tahdziib : “Pada perkataannya tersebut ada yang perlu diperhatikan. Sesungguhnya riwayat Marwaan berasal dari ‘Umaarah bin ‘Amr bin Hazm, dari Ummu Ath-Thufail, istri Ubay bin Ka’b dalam hadits ru’yah, dan ia adalah matan yang munkar”.
Begitulah, ia mengatakan : Ibnu ‘Amr bin Hazm, yang benar adalah Ibnu ‘Aamir, seperti yang Anda lihat dalam kitab. Begitu pula ia di sisi Ibnu Abi Haatim sebagaimana telah lalu penunjukkannya atasnya”.
[selesai perkataan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah]
Dengan bukti sebagaimana berikut sudah jelas sekali, kalau mereka gembong aswaja dan para pengikutnya memang tak pernah benar memberitakan tentang wahaby, terlalu banyak konsumtif kebohongan yang dituangkan dalam perkataan dan tulisan mereka , hanya karena di bakar dendam kebencian pada Muhammad bin Abdul Wahab. Melihat Fenomena aswaja yang menebang kebenaran dengan kata kata dusta, memastikan kalau aswaja bukan kontribusi yang benar dalam membela agama, tetapi memperkaya diri dengan dusta dan kebencian dengan cara memprovokasi massa…..Dalam berbagai kejadian diatanah air akhir akhir ini yang benar benar menuang permusuhan ditengah umat Islam adalah aswaja…dengan menghasut para ulama diberbagai daerah dan ceramah ceramah yang berbau fitnah, yang bias menggoyang kesatuan Umat Islam di Indonesia…Artinya Aswaja sekarang sedang memancing diair keruh menyulet permusuhan diseluruh nusantara, dengan kampanye kebencian terhadap wahaby…..apalagi kalau membaca Situs resmi NU, nyata sekali kalau Aswaja sedang menabuh gendrang perang , untuk menimbulkan caos dia Indonesia antar Interen Umat Islam…………………………..
Kesimpulannya Gank aswaja adalah murid setia Abu Salafy al Majhul
1 komentar:
Tukang servis jam masa mau jadi tukang servis hadist
pikir pake akal & logika aja nyambung
tapi aneh,bagi wahabi ahli servis jam jadi ahli servis hadis
benar ....benar ....lucu ya WAHABI
Posting Komentar