Segala puji Allah, Rabb pemberi berbagai nikmat. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Ketika menjelaskan tanda-tanda datangnya
kiamat kubro (kiamat besar), kami pernah menjelaskan mengenai kedatangan
Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Pada kesempatan kali ini, kami akan merampungkan pembahasan mengenai turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam di
akhir zaman yang di mana pembahasan ini sudah lama terlewatkan. Yang
akan kami lanjutkan adalah mengenai ciri-ciri Nabi Isa serta visi dan
misinya di kala ia turun di akhir zaman. Semoga bermanfaat.
Ciri-Ciri Nabi Isa ‘alaihis salam
Ciri-ciri ‘Isa bin Maryam telah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits berikut ini.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأَيْتُ عِيسَى وَمُوسَى
وَإِبْرَاهِيمَ ، فَأَمَّا عِيسَى فَأَحْمَرُ جَعْدٌ عَرِيضُ الصَّدْرِ ،
وَأَمَّا مُوسَى فَآدَمُ جَسِيمٌ سَبْطٌ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ الزُّطِّ
“(Saat aku diisra’kan), aku melihat
‘Isa dan Musa serta Ibrahim ‘alahimis salam. Adapun ‘Isa, dia adalah
laki-laki yang kulitnya kemerahan, tegap dan dadanya bidang sedangkan
Musa adalah orang yang kurus (tinggi) seperti kebanyakan laki-laki dari
Sudan (Afrika)“. (HR. Bukhari no. 3438)
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ
نَبِىٌّ – يَعْنِى عِيسَى – وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ
فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ
مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ
فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ
الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِى زَمَانِهِ
الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الإِسْلاَمَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ
فَيَمْكُثُ فِى الأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّى
عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
“Tidak ada nabi (yang hidup) antara
masaku dan ‘Isa. Sungguh, kelak ia akan turun, jika kalian melihatnya
maka kenalilah. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang (tidak tinggi
dan tidak terlalu pendek), berkulit merah keputih-putihan, beliau
memakai di antara dua kain berwarna sedikit kuning[1].
Seakan rambut kepala beliau menetes meski tidak basah. Beliau akan
memerangi manusia hingga mereka masuk ke dalam Islam, beliau akan
menghancurkan salib, membunuh babi dan menghapus jizyah (upeti). Pada
masa beliau, Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan
membunuh Dajjal, dan beliau akan tinggal di muka bumi selama empat puluh
tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya.” (HR. Abu Daud no. 4324 dan Ahmad 2/437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
« عُرِضَ عَلَىَّ الأَنْبِيَاءُ
فَإِذَا مُوسَى ضَرْبٌ مِنَ الرِّجَالِ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ
وَرَأَيْتُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَإِذَا
أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ وَرَأَيْتُ
إِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ
بِهِ شَبَهًا صَاحِبُكُمْ – يَعْنِى نَفْسَهُ – وَرَأَيْتُ جِبْرِيلَ –
عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا
دِحْيَةُ ». وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ رُمْحٍ « دِحْيَةُ بْنُ خَلِيفَةَ ».
“Ditampakkan kepadaku para nabi,
ternyata Musa adalah salah satu jenis laki-laki seperti laki-laki bani
Syanu’ah. Aku melihat Isa bin Maryam ‘alaihis salam, ternyata beliau
mirip dengan orang yang telah aku lihat memiliki kemiripan dengannya,
yaitu ‘Urwah bin Mas’ud. Aku pun melihat Ibrahim ‘alaihis salam,
ternyata dia mirip dengan orang yang aku lihat memiliki kemiripan
dengannya, yaitu sahabat kalian (maksudnya beliau sendiri). Dan aku
melihat Jibril Alaihissalam, ternyata dia mirip dengan orang yang pernah
aku lihat memiliki kemiripan dengannya, yaitu Dihyah.” Dalam riwayat
Ibnu Rumh disebut, “Dihyah bin Khalifah.” (HR. Muslim no. 167)
Kapan Nabi Isa Turun ke Muka Bumi?
Nabi Isa turun di saat kaum muslimin akan memerangi Dajjal di saat shalat Shubuh.[2]
Dari Abu Umamah Al Bahili, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِمَامُهُمْ رَجُلٌ صَالِحٌ
فَبَيْنَمَا إِمَامُهُمْ قَدْ تَقَدَّمَ يُصَلِّى بِهِمُ الصُّبْحَ إِذْ
نَزَلَ عَلَيْهِمْ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ الصُّبْحَ فَرَجَعَ ذَلِكَ
الإِمَامُ يَنْكُصُ يَمْشِى الْقَهْقَرَى لِيَتَقَدَّمَ عِيسَى يُصَلِّى
بِالنَّاسِ فَيَضَعُ عِيسَى يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ
تَقَدَّمْ فَصَلِّ فَإِنَّهَا لَكَ أُقِيمَتْ. فَيُصَلِّى بِهِمْ
إِمَامُهُمْ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ افْتَحُوا
الْبَابَ.
“Imam mereka adalah seorang laki-laki
yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke depan untuk
mengimamidalam shalat subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam, maka
mundurlah imam mereka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami
shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin
mereka) sambil berkata, ‘Majulah engkau dan pimpinlah shalat, karena
sesungguhnya ia ditegakkan untuk kalian.’ Akhirnya pemimpin mereka pun
mengimami mereka shalat, dan ketika shalat telah usai, Isa berkata,
‘Bukalah pintu.’ (HR. Ibnu Majah no. 4067. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shogir no. 13833 mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ
لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ
عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّهُمْ
“Dan ketika mereka sedang
mempersiapkan peperangan dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba
datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam, lalu ia
mengimami mereka.” (HR. Muslim no. 2897). Namun bukan yang
dimaksudkan dalam hadits ini bahwasanya Isa menjadi imam shalat.
Disebutkan dalam hadits lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ
أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه
وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ
بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
“Akan senantiasa ada segolongan dari
umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan
hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan,
“Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka
tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak.
Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain.
Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR. Muslim no. 156)
Apakah Nabi Isa akan Membawa Syariat Baru?
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ
فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّكُمْ مِنْكُمْ ». فَقُلْتُ لاِبْنِ أَبِى
ذِئْبٍ إِنَّ الأَوْزَاعِىَّ حَدَّثَنَا عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ نَافِعٍ
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ « وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ ». قَالَ ابْنُ أَبِى
ذِئْبٍ تَدْرِى مَا أَمَّكُمْ مِنْكُمْ قُلْتُ تُخْبِرُنِى. قَالَ
فَأَمَّكُمْ بِكِتَابِ رَبِّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَسُنَّةِ
نَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم-.
“Bagaimana keadaan kalian apabila Isa putera Maryam turun pada kalian dan menjadi pemimpin kalian?”
Lalu aku berkata kepada Ibnu Abu Dzi’b bahwa al-Auza’i telah
menceritakan kepada kami, dari az-Zuhri dari Nafi’ dari Abu Hurairah, “Pemimpin kalian dalah dari kalian.” Ibnu Abu Dzi’b berkata, “Apakah kamu tahu sesuatu apa (yang dijadikan dasar) memimpin kalian?” Aku balik bertanya, “Apakah kamu akan mengabarkannya kepadaku?” Ibnu Abu Dzi’b berkata, “Dia akan memimpin kalian berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Nabi Kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam’. (HR. Muslim no. 155)
Hadits ini menunjukkan bahwa ketika Isa bin Maryam turun, beliau akan mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi sama sekali Isa tidak membawa syari’at baru. Beliau akan berhukum
dengan Al Qur’an dan bukan dengan Injil. Karena Al Qur’an sudah
menghapuskan syariat Nabi sebelumnya.[3]
Sanggahan bagi Segolongan Orang yang Tidak Mengakui Turunnya Nabi Isa
Orang-orang yang sesat dan mengagungkan
logika (yang dangkal) kadang menggunakan argumen-argumen yang rapuh
untuk menyanggah keyakinan bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir
zaman. Di antara alasan mereka menolak keyakinan ini adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan
bahwa tidak ada nabi lagi sesudah beliau. Dengan pernyataan semacam ini
(yang asalnya dari dalil Qur’an dan hadits), mereka pun menyanggah
dalil-dalil yang menyatakan bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir
zaman.
Berikut sanggahan dari Al Qodhi yang dinukil dari Imam An Nawawi rahimahullah.
Al Qodhi mengatakan, “Sebagian
Mu’tazilah, Jahmiyah dan yang sepaham dengan mereka mengingkari turunnya
Nabi Isa ‘alaihis salam. Mereka mengklaim bahwa hadits tersebut
tertolak dengan firman Allah Ta’ala bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi. Mereka juga beralasan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada nabi lagi sesudahku”. Mereka beralasan lagi dengan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin bahwa tidak ada nabi lagi sesudah Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dan
syari’at Muhammad itulah yang berlaku selamanya hingga akhir zaman,
sehingga tidak mungkin dihapus. Sunguh ini adalah alasan yang sungguh
rapuh. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud turunnya Isa ‘alaihis salam
bukanlah beliau turun lagi sebagai Nabi yang membawa syari’at baru dan
menghapus syari’at Islam. Tidak ada satu pun hadits dan dalil lainnya
yang menyatakan semacam ini. Bahkan hadits-hadits yang membicarakan
turunnya Isa adalah benar.” An Nawawi lantas mengatakan, “Sebagaimana
telah disebutkan dalam kitab Al Iman dan selainnya bahwa Isa akan turun
sebagai hakim yang adil dan akan berhukum dengan syari’at kita (syari’at
Islam). Beliau akan menghidupkan kembali syariat Islam yang sudah
ditinggalkan.”[4]
Silakan baca serial pertama di sini.
-bersambung insya Allah dalam serial ketiga-
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com
[1] Lihat ‘Aunul Ma’bud, Al ‘Azhim Abadi, 11/306, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, cetakan kedua, 1415 H.
[2] Al
Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, Dr. ‘Umar Sulaiman Al Asyqor,
hal.260, Darun Nafais-Maktabah Al Falah, cetakan keempat, 1411 H.
[3] Lihat Al Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, hal. 262.
[4] Syarh Shahih Muslim, 18/75-76.
0 komentar:
Posting Komentar