Mungkin ada sebagian orang yang tidak tergerak hatinya untuk menasehati
manusia, karena ia merasa banyak melakukan dosa dan tidak layak untuk
mengucapkan ucapan kebaikan kepada sesama manusia.
Pandangan
seperti itu adalah keliru dan bahayanya sangat besar, serta akan membuat
syaitan gembira. Betapa tidak, karena jika mesti menunggu sampai
seseorang bersih dari dosa baru ia layak menasehati manusia, maka tidak
ada seorangpun di muka bumi yang layak memberi nasehat setelah
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tercinta.
Sebagaimana dikatakan seorang penyair:
إذا لم يعظ في الناس من هو مذنب
فمن يعظ العاصين بعد محمد
“Apabila seorang pendosa itu tidak menasehati manusia, Maka siapakah
yang akan menasehati orang-orang yang berdosa setelah Nabi Muhammad
kita”.
Sa’id bin Jubair berkata: “Apabila seseorang tidak
memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari yang munkar,
hingga ia menunggu dirinya bebas dari kesalahan, maka tidak akan ada
seorangpun yang memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula mencegah
dari yang munkar”.
Imam Malik setelah mendengar perkataan Sa’id
bin Jubair berkata: “Benar apa yang dikatakan Sa’id. Siapakah yang
tidak memiliki sedikitpun dosa dalam dirinya?”.
Al-Hasan
berkata kepada Mutharrif bin ‘Abdillah: “Berilah nasehat kepada
sahabat-sahabatmu”. Mutharrif menjawab: “Sesungguhnya aku takut
mengatakan apa yang tidak aku kerjakan”.
Al-Hasan berkata lagi:
“Semoga Allah merahmati dirimu. Tidak ada seorangpun di antara kita
yang melakukan semua yang diperintahkan Allah. Syaitan akan gembira
apabila kita berfikir seperti itu sehingga tidak ada seorangpun yang
memerintah kepada kebaikan dan tidak pula mencegah dari kemungkaran”.
Berkata Ibnu Hazm: “Apabila orang yang mencegah dari perbuatan keji
mesti orang yang tidak memiliki kesalahan, dan orang yang memerintah
kepada kebaikan mesti orang yang selalu mengerjakan kebajikan, maka
tidak ada seorangpun yang mencegah dari yang mungkar dan tidak ada
seorang pun yang mengajak kepada kebaikan setelah Nabi
Muhammadsallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(Semua nukilan diatas dapat ditemukan dalam kitab al-Jami’ li Ahkamil Quran: 1/367, al-Qurtubi).
Imam Nawawi berkata:
“Para ulama menyatakan bahawa tidak disyaratkan pada orang yang
memerintah kepada kebaikan atau orang yang mencegah dari kemungkaran
untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal. Tapi, ia mesti tetap
mengajak kepada kebaikan walaupun ia memiliki kekurangan dalam hal yang
ia ajak kepadanya, dan ia tetap mencegah kemungkaran walau ia terkadang
mengerjakan apa yang ia cegah. karena sesungguhnya wajib pada dirinya
dua perkara iaitu : mengajak dirinya sendiri ke arah kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran; dan mengajak orang lain ke arah kepada
kebaikan dan mencegah mereka dari yang mungkar. Tidak boleh ia
melalaikan salah satu dari dua perkara tersebut”.
(Syarah Sahih Muslim: 2/23, An-Nawawi).
Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu saling menasehati dalam kebaikan.
Posted in: Kata-Kata Mutiara
0 komentar:
Posting Komentar