-->

15 Agustus 2012

Nikmat Islam dan Sunnah


Kebahagiaan dunia dan akhirat dibangun diatas tiga pondasi: Islam, Sunnah dan 'Afiyah (keselamatan) di dunia dan di akhirat. Sementara kenikmatan Islam dan Sunnah adalah kenikmatan yg diperintahkan Allah kepada kita agar memohonnya di dalam shalat, agar Allah memberikan kita petunjuk kepada jalan pengikutnya, dan jalan orang yg telah diberikan keistimewaan dg kenikmatan itu, serta jalan orang-orang yg telah dijadikannya sebagai penghuni Ar-Rafiq Al-A'la.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً

"Dan barangsiapa yg menta'ati Allah & RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dg orang-orang yg dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu ; Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yg mati syahid & orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yg sebaik-baiknya&". (QS-An-Nisaa': 69)

Keempat golongan manusia itu adalah pemilik dari kenikmatan umum tersebut. Para pemilik kenikmatan itulah yg Allah maksudkan dg firmanNya:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً

"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan utk kamu agamamu & telah Ku-cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu".(QS. Al-Maidah: 3)

Kesempurnaan pertama itu adalah pd sisi agama Islam, dan kesempurnaan kedua itu pd sisi kenikmatannya.

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah mengungkapkan:
"Sesungguhnya iman itu memiliki batas-batas, kewajiban-kewajiban, sunnah-sunnah & syariat-syari'at. Barangsiapa yg menyempurnakan semuanya, berarti telah menyempurnakan iman".
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari secara mu'allaq dalam kitab Al-Iman, bab : Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : Islam dibangun di atas lima perkara I : 9]


Agama Allah adalah syariat yang mengandung perintah dan larangan serta hal-hal yg disukai oleh Allah. Maksudnya, bahwa kenikmatan umum yg khusus diterima oleh kaum mukminin. Itulah kenikmatan Islam dan Sunnah. Dan kenikmatan itu pulalah yg menyebabkan seorang mukmin mendapatkan kegembiraan sejati. Kegembiraan dg kenikmatan itu adalah yg disukai & diridhai oleh Allah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

"Katakanlah: 'Dengan karunia Allah & rahmatNya, hendaklah dg itu mereka bergembira. Karunia & rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yg mereka kumpulkan". (QS. Yunus: 58)

Pendapat para ulama As-Salaf tentang pengertian rahmat dan keutamaan Allah seputar: Islam dan Sunnah, dan sebatas hidupnya hati dg kegembiraan karena keduanya. Semakin keduanya itu tertanam di dalam hati, semakin memberikan kegembiraan. Sampai-sampai hati akan menari karena saking gembiranya ketika ruh itu bersentuhan dg sunnah, meskipun orang banyak dalam kesedihan mendalam. Ia akan tetap dipenuhi rasa tentram, meskipun manusia dalam ketakutan yg amat sangat.
[Dicuplik dari ucapan Ibnul Qayyim dalam buku beliau : Al-Ijtima' Al-Juyusy Al-Islamiyah 'Alal Mu'aththilah Al-Jahmiyah]

Disalin dari kitab Nurus Sunnah wa Zhulumatul Bid&'ah Fi Dhau'il Kitabi was Sunnah, Edisi Indonesia Mengupas Sunnah, Membedah Bid'ah, Penulis Dr Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Penerbit Darul Haq

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.