BIsmilah......
Alloh Ta’ala melaknat orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid
Alloh melaknat orang-orang yang menjadikan kuburan para nabi dan para wali sebagai masjid, karena perbuatan mereka itu melampaui batas dan membuka pintu kesyirikan. Dari ’Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata :
”Ketika malaikat pencabut nyawa turun kepada Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau melempar kain di atas wajahnya, jika beliau semakin payah beliau membuka kain tersebut dari wajahnya, lalu beliau bersabda dalam keadaan seperti itu, ’Laknat Alloh terhadap kaum Yahudi dan Nasrani, karena mereka telah menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.’” (HR. Bukhori : 435, Muslim : 531).
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
’Alloh melaknat kaum Yahudi, karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.’” (HR. Bukhori : 437, Muslim : 1185)
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhum, bahwasanya Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
”Alloh melaknat kaum Yahudi, karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” (HR. Ahmad. Lihat takhrij hadits di Takhdzirus Sajid min Ithikhodzil Qubur Masajid, hal. 24)
Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a :
’Ya Alloh janganlah Engkau jadikan kuburanku patung yang disembah, Alloh melaknat kaum yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.’” (HR. Ahmad, Ibnu Sa’ad, Abu Ya’la, Abu Nu’aim, dan yang lainnya, Syaikh Albani rahimahullah berkata, ”Hadits ini shohih dengan terkumpul semua jalur periwayatannya.” lihat takhrij hadits di kitab Takhdzirus Sajid min Ithikhodzil Qubur Masajid, hal. 25)
Dari ibu-ibu kaum mukminin (para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) bahwasanya para sahabat Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ”Bagaimana kita membangun kuburan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Apakah kita jadikan kuburannya sebagai masjid ?” Maka Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Aku mendengar Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
’Alloh melaknat Yahudi dan Nasrani, karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.’” (HR. Ibnu Zanjawaih. Lihat takhrij hadits di Takhdzirus Sajid min Ithikhodzil Qubur Masajid, hal. 28)
v Manusia terburuk orang yang menjadikan kubur sebagai masjid
Orang-orang yang menjadikan kuburan para nabi dan para wali sebagai masjid adalah manusia yang terburuk, karena mereka melakukan perbuatan yang terburuk yaitu membuka pintu syirik sehingga manusia menyekutukan Alloh Ta’ala dengan makhlukNya. Dari ’Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata :
”Bahwasanya Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha menyebutkan kepada Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang gereja yang pernah ia lihat di negeri Habasyah dan gambar-gambar yang terdapat di dalamnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Mereka adalah kaum yang apabila orang yang sholih atau hamba yang sholih meninggal dunia, mereka membangun masjid di atas kuburnya (kubur orang sholih), lalu mereka menggambar gambar-gambar mereka tersebut di dalamnya, mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Alloh.’” (HR. Bukhori : 434, Muslim : 528)
Dari ’Abdululloh bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhum berkata, ”Aku mendengar Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
”Sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang yang menjumpai hari kiamat sedangkan mereka dalam keadaan hidup, dan orang-orang yang mengambil kuburan menjadi masjid.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Thobroni, Ibnu Khuzaimah, dan yang lainnya. Syaikh Albani rahimahullah berkata, ”Hadits ini shohih dengan terkumpul semua jalur periwayatannya,” lihat Takhdzirus Sajid min Ithikhodzil Qubur Masajid, hal. 33)
Dari Abu ’Ubaidah bin Jarooh radhiyallahu ‘anhum, ia berkata, ”Perkataan terakhir yang diucapkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah :
’Keluarkan Yahudi penduduk Hijaz dan Yahudi penduduk Najron dari tanah Arab, ketahuilah sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.’” (HR. Ahmad, Thohawi, Abu Ya’la, dan Ibnu Asakir. Lihat takhrij hadits di Takhdzirus Sajid min Ithikhodzil Qubur Masajid, hal. 23)
0 komentar:
Posting Komentar