(red. vbaitullah.or.id) Apa yang hangat terjadi di dunia Islam, yaitu isu nuklir Iran membuat sebagian tokoh-tokoh dan masyarakat Islam menyambut baik, bahkan memujinya. Hal ini dapat memicu dan mengakibatkan tertipunya banyak kaum muslimin (karena ketidaktahuannya dan kondisi mereka saat ini) bahkan sampai-sampai memeluk Syi’ah, sebagaimana yang terjadi pada saat revolusi Iran dahulu.
Sehingga perlu kami ungkapkan di sini beberapa tanggapan berupa fakta sejarah yang terjadi, serta hal-hal yang patut dipertanyakan seputar isu tersebut. Harapan kami agar kaum muslimin tidak tertipu dengan tipuan orang-orang Rafidhoh itu.
Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah. Setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan ada di neraka.
Sungguh hari ini kita hidup di tengah perpecahan dan perselisihan yang disebabkan oleh firqoh-firqoh di dalam tubuh kaum muslimin, maka sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
"Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semua masuk neraka kecuali satu. Beliau ditanya: `Siapa mereka wahai Rasulullah?’ Jawaban beliau: `Mereka adalah orang-orang yang berada di atas apa yang aku dan sahabatku berada di atasnya."(HR. Abu Dawud 4586, Tirmidzi 2640, Ibnu Majah 3991 dan Ahmad 2/332)
Diantara beberapa kejadian menarik dan berbagai sandiwara hari ini adalah gertakan pemerintah Iran (Syiah Imamiyah Rafidhoh) yang seakan-akan merekalah pahlawan pemberani yang berani menentang hegemoni Amerika dengan senjata Nuklirnya. Kemudian dengan serta merta pers asing dan pers negeri Iran mencuatkan perseteruan ini.
Sebenarnya udara dan aroma apakah ini? Udara segarkah atau hanya udara dan aroma yang membawa penyakit karena sebelumnya melewati virus penyakit yang amat dalam? Dari sebuah kedengkian dan kebencian terhadap Islam yang murni yang dibawa oleh Nabi dan diteruskan oleh keluarga beserta para sahabatnya yang diikuti oleh para imam Salafus Shalih.
Sebagian pemuda muslim di berbagai negeri terkagum-kagum dengan gaya Iran ini. Merekapun dengan mudahnya tertipu oleh teriakan dan gertak sambal para tokoh seminar dari Iran ini.
Padahal sekian banyak nuklir dan rudal yang dimiliki Iran sampai saat ini belum pernah terdengar bom, rudal dan nuklir tersebut menyentuh Amerika dan Yahudi dua negeri yang memusuhi Islam.
Kalau memang Iran konsisten untuk menentang Amerika dan majikannya Yahudi, mengapa mereka tidak segera menembakkan roket penjelajah yang bisa langsung membumi hangus Israel? Mengapa mereka hanya berhenti sampai pada statemen belaka? Mengapa tidak ada seorang pun anggota pasukan pengawal revolusi Iran (Pasdaran) yang mendarat di tanah Al-Aqsha itu dan berjuang bersama dengan umat Islam di Palestina? Lalu bagaimana dengan sekian banyak kerjasama Iran dengan Amerika baik dalam perdagangan maupun masalah politik? Mereka akan katakan kami berjuang melawan Yahudi dengan Hizbullah di Libanon. Jawaban diplomatis yang ingin mengelabui kaum muslimin, jelas kalau kita saksikan sendiri Hizbullah sama sekali tidak pernah ke Palestina mereka hanya mempertahankan wilayahnya di Libanon dimana penduduknya adalah pengikut agama Syiah.
Dan kitapun tidak pernah melihat pembelaan mereka terhadap kaum muslimin atau ajakan jihad selain di Palestina, apakah hanya Palestina negeri kaum muslimin yang tertindas? Itupun sumbangan mereka di Palestina hanya melalui gertakan-gertakan dan teriakan demonstrasi.
Lihatlah dahulu bagaimana Afghanistan tertindas oleh Soviet, adakah pasukan Iran disana? Membantu kaum muslimin? Bahkan orang-orang Syiah berpartisipasi bersama Quburiyyun di Afghanistan membunuhi muwahidin kaum muslimin Mujahidin Ahlussunnah yang berusaha menegakkan hukum Islam diwilayah Kunar. Kemudian ketika Taliban masuk dan berkuasa kembali kelompok Syiah bergabung dengan pasukan Dostum dengan Aliansi Utaranya yang didukung Amerika untuk menjatuhkan Taliban dan membunuhi mereka. Lihatlah bagaimana peristiwa Mazar e Syarif pengepungan sebuah penjara dimana Mujahidin Ahlussunnah dari berbagai negara Islam seperti Saudi, Pakistan, bahkan Mujahidin Ahlussunnah dari Amerika berjuang mati-matian dikepung tentara Amerika dan Aliansi Utara bersama orang-orang Syiah Rafidhoh.
Kemudian Bosnia, ketika ummat Islam dibantai. Kita tidak pernah mendengar pemerintah Iran mengirin tentara atau bantuan kesana. Atau ada sukarelawan jihad dari Iran? Kenyataannya tidak ada sama sekali, begitu juga Moro di Filipina, Kashmir di India, Kosovo di Balkan adakah pemerintah Iran membantu dengan tentara atau sukarelawan jihadnya? Atau di Indonesia tepatnya di kepulauan Maluku adakah sumbangan bantuan dari Iran? Chechnya direbut Rusia pun Iran sepi-sepi saja. Dan yang lebih manisnya lagi sikap mereka di Irak ketika kaum muslimin dilumat habis oleh Amerika justru mereka malah memihak Amerika dan berada dibawah payung demokrasi yang Amerika buat. Tokoh spiritual yang mereka bangga-banggakan Muqtada Al Sadr ternyata sama hanya tokoh tukang gertak yang ketika kepentingannya diakomodir dia diam bahkan memihak Amerika membunuhi kaum muslimin dan Ahlussunnah di Irak. Padahal sebelumnnya dia adalah tokoh yang paling berkoar-koar membela Makam Imam Ali di Irak.
Dari semua rudal Nuklir dan bom-bom canggih yang dimiliki Iran dimanakah semua itu? Padahal Amerika dan Yahudi yang kata mereka Big Satan sudah bercokol di sekeliling bahkan di depan hidung mereka. Adakah satu rudal yang keluar ke Yahudi atau Amerika? Atau hanya basa basi semu belaka. Jadi sebenarnya apakah ini semua? Sebuah sandiwara atau lagu lama yang diulang-ulang. Atau karena di negeri-negeri tersebut tidak ada pengikut agama Syiah, sehingga tidak perlu dibela?
Sebenarnya berbagai contoh di atas sudah lama terjadi di dunia Islam, dimana Syiah Rafidhoh memang selalu bercokol dan menghianati kaum muslimin. Namun mereka dengan baju dusta (taqiyah) selalu tampil seakan-akan sebagai pahlawan dan pembela kaum muslimin.
Lihatlah bagaimana mereka (Syiah) tampil seakan-akan membela Husein bin Ali dan akan membaiatnya yang membuat Husein bin Ali tertipu dengan kedustaan mereka ini. Ketika itu beliau diundang oleh orang-orang Syiah Kufah yang mengaku diri sebagai Syiahnya (pendukung Husein bin Ali) dan mereka mengaku mempunyai belasan ribu orang yang siap membela Husein.(Tarikh Al Ya’qubi II/241-242, Muruj Adz Dzahab II/64 oleh Al Mas’udi AsySyi’i)
Tapi ketika Husein akhirnya terkepung oleh pasuka Ubaidillah bin Ziyad tak satupun orang yang tadinya mengundang beliau, tampil membela mereka. Justru cenderung cuci tangan, sehingga menyebabkan terbunuhnya Husein bin Ali. Seperti yang dikisahkan oleh sejarawan syiah sendiri Al Mas’udi, Husein bin Ali Radiyallahu ‘anhu sebelum syahid bahkan sempat berdoa:
"Ya Allah turunkanlah keputusanMu atas kami dan atas orang-orang yang telah mengundang kami, dengan dalih mereka akan mendukung kami, tetapi kini ternyata mereka membunuh kami."(Al Mas’udi III/70)
Lihatlah bagaimana Syiah generasi awal menipu Husein bin Ali radiyallahuanhu dengan mengatakan mereka adalah pembela Husein bin Ali namun meninggalkannya begitu saja. Itulah kenyataan yang dilakukan mereka, kemudian setelah itu sampai saat ini mereka memakai topeng taqiyah kembali dengan basa-basi berusaha menyesali pembunuhan Husein dengan membuat acara-acara pemukulan dan melukai diri, yang itu sendiri tidak pernah ada dalam ajaran Islam.
Selanjutnya di masa Dinasti Abbasiyah dimulai dimasa Daulah Buhaiwiyah mereka masuk menjadikan dinasti abbasiyah sebagai boneka belaka untuk menyebarkan dan mengukuhkan faham Syiah Rafidhoh mereka di masa itu dinasti Buhaiwi inilah yang menurut ulama Syiah Muhammad Husein Al-Muhdhaffari sebagai dinasti yang memang dilahirkan untuk berkhidmat kepada Syiah Itsnaa Asyariyah. Yang isi aliran ini tidak lebih dari aqidah menyimpang dan cercaan dan makian kepada para sahabat yang akhirnya menjadi kebiasaan pada saat itu.(Al Muntazham VII, Imam Ibnul Jauzy , Al-Bidayah Wan Nihayah XI, Imam Ibnu Katsir rahimahullah)
Kemudian di masa kekuasaan Mongol (Tartar) menurut Al Muhdhaffari, masa-masa kekuasaan Mongol di Iran yang dimulai oleh Hulagu khan dan diakhiri oleh Abu Said (650-736H) adalah termasuk masa keemasan bagi Syiah Iran.
Ketika Hulagu menyerbu Baghdad menaklukkannya, menghancurkan dan mengakhiri Daulah Abbasiyah orang-orang syiah dan dua masyhad kesemuanya selamat, berkat terkabulnya permintaan ulama Syiah yang diajukan kepada Hulagu agar keamanan mereka dijamin,(Lihat: At Tasyayyu’ hal 61) sementara lebih dari dua juta Ahlussunnah saat itu dibunuh dan digorok di Baghdad.
Informasi yang ditulis oleh Muhdaffari tersebut semakin mengukuhkan penghianatan Syiah Rafidhoh dengan tokohnya Nashiruddin At Thusi dengan keruntuhan Baghdad, At Thusi inilah sang pahlawan Syiah yang diangkat sebagai penasehat Hulagu sebelum menyerbu Baghdad padahal sebelumnya Hulagu sempat ragu menyerbu Baghdad karena peringatan dari Husamuddin penasihatnya. Kerutuhan Baghdad ini pun akibat dari berhasilnya Ibnu Alqami (seorang syiah) yang mengusulkan kepada Al Mustashim khalifah saat itu untuk mengurangi jumlah tentara dengan dalih penghematan anggaran negara yang jelas-jelas mengurangi pertahanan Daulah Abbasiyah.(Lihat: Al-Bidayah Wan Nihayah XIII, Imam Ibnu Katsir. Tarikh Al Khulafa hal 435, As Suyuthi)
Kedua tokoh pahlawan Syiah (At Thusi dan Ibnu Alqami) inilah yang ketika Baghdad banjir darah kaum muslimin ketika rakyat dibunuh, ulama digantung, khalifah digorok, justru naik menjadi Menteri Urusan Wakaf dan bebas menghirup udara segar diatas aroma darah kaum muslimin.
Generasi selanjutnya di masa Dinasti Ash Shafawi dimana Syah Ismail naik takhta dan memaksakan ajaran Syiah ke segenap negeri-negeri kaum muslimin dengan paksaan pedang dengan mengancam pembunuhan dan gantung bagi siapa yang tidak menganut ajaran Syiah seperti yang dituturkan oleh Dr Musa Al-Musawi dalam As Syiah wa Tashhih hal 70-71.
Kemudian Muhdaffari melanjutkan bagaimana saat itu Dinasti Shafawi menjalin hubungan dengan Eropa menghadapi musuh bersama yaitu Daulah Turki Ustmani salah satu representasi kekhalifahan Islam saat itu(Lihat: At Tasyayyu’ hal 76) karena mereka Dinasti Shafawi sepakat memberikan pulau Hurmuz dan Kamberun asal Kristen Eropa membantu mereka melawan Daulah Turki Ustmani kerjasama ini dilanjutkan hingga masa Syah Abbas berkuasa. Bahkan Paus Paulus V mengirimkan surat ucapan selamat atas kemenangan Syah Abbas atas orang-orang Uzbek yang Muslim sambil mendorongnya untuk memerangi terus Daulah Turki Ustmani.(Syah Abbas Al Kabir hal 250-271)
Maka lihatlah wahai saudara-saudaraku sejarah panjang generasi penghianat yang gaya dan tingkah mereka diwarisi oleh para pengikutnya dari masa ke masa. Maka masih haruskah kita tertipu seperti ketika Khomaini tokoh Syiah Imamiyah Rafidhoh abad ini menggulingkan Syah Reza Pahlevi yang Syiah juga dengan revolusinya dengan mengangkat jargon "tidak barat, tidak timur tapi Islam, tidak syiah tidak sunni tapi Islam" sehingga tokoh-tokoh dan para pemuda kaum muslimin tertipu dan menyangka itu kebangkitan Islam, padahal dengan tegas dalam UUD Iran hal 29 disebutkan:
"Agama negara Iranialah agama mazhab Ja’fari 12 Imam, dan pasal ini tidak boleh diubah selama-lamanya"
Dimana tokoh-tokoh Muslim Ahlussunnah yang tertipu mendukung Khomaini pun akhirnya digantung di Iran seperti Syeikh Ahmad Mufti Zadah, (Yakni pada tahun 1993, sebagai salah satu tokoh Darul Taqrib Sunni-Syiah, (Red. vbaitullah menambahkan) yaitu sebuah lembaga yang berupaya untuk menyatukan pemahaman antara Ahlussunnah dengan Syi’ah. Namun hal ini selalu gagal, bahkan dianggap mustahil oleh sebagian dari tokoh-tokohnya. Mereka baru menyadari sesuatu yang sebenarnya sudah nyata akan kemustahilannya) Syeikh Muhammad Shaleh ad-Dhiya’i (1994), Syaikh Nashir Saimany (1992), Dr Ali Mudzaffariyan (1992), Syaikh Maulawi Abd Malik Mulla Zadeh (1996), dan banyak ulama lainnya yang dibunuh oleh rezim Khomaini, sementara Masjid-masjid Ahlussunnah dihancurkan dan cleansing ethnic terhadap Ahlussunnah di Iran.
Sementara itu sebelumnya pun kita disungguhi bagaimana Syeikh Mahmud Syalthut dari Al Azhar pernah tertipu dan memfatwakan membolehkan beribadah seperti Mazhab Syiah Imamiyah namun akhirnya beliau sendiri dikejutkan oleh pernyataan dari Seorang ulama Syiah Ayatullah Udhma Al-Khalisi dengan fatwanya:
"Imam yang dua belas adalah rukun iman, Allah tidak akan menerima segala amal ummat manusia, kecuali dengan meyakini keimaman mereka."(Lihat: Al i’tisham bi hablillah, hal. 43)
Begitu juga Dr Mustafa As Siba’I (Red. vbaitullah menambahkan: Di dalam kitab "As-Sunnah wa Makaanatuha Fi At-Tasyri’ Al-Islami", beliau mengatakan, Aku membuka lembaga untuk terwujudnya taqrib (penyatuan pemahaman) antara Sunni dengan Syi’ah di Kairo sejak empat periode, akan tetapi sebaliknya kaum Syi’ah menolak untuk membuka yang sama di pusat-pusat kajian ilmiah mereka seperti Najaf, Qum dan selainnya, karena mereka hanya menginginkan kita lebih dekat terhadap agama mereka. Pernyataan beliau ini dikutip dari kitab, "Khianatisy Syi’ah wa Atsaruha Fi Haza-imul Ummatal Islamiyah" oleh DR. Imad Ali Abdus Sami’, edisi Indonesia, "Pengkhianatan-pengkhianatan Syi’ah Dan Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam", pustaka Al-Kautsar, hal. 2. Bagi yang ingin lebih dalam lagi pembahasan ini, silahkan baca buku tersebut)
awalnya termasuk dalam tokoh Darul Taqrib Sunni-Syiah, akhirnya pun dikecewakan dengan dialog palsu ala Syiah oleh Abdul Husein Al Musawi (pengarang dialog fiktif "Sunni-Syiah") yang begitu dasyatnya mencela sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu.
Lantas di hari-hari ini gembor-gembor mereka dengan rudal nuklirnya kemudian mencatut nama Hasan Al Bana, Syeikh Ahmad Yasin rahimahumullah dan lainnya, seakan-akan merekalah sang pahlawan Islam, sementara di Irak dan Afghanistan negeri yang berbatasan langsung dengan Iran masih kita saksikan Amerika bercokol dengan tenangnya, bahkan hinaan terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam oleh koran-koran dan majalah di Eropa (Denmark terutamanya) mengapa mereka Amerika dan Denmark serta Yahudi) sama sekali tidak takut dengan nuklirnya Iran. Lantas masihkah kita tertipu dengan gertak sambel ala Syiah Rafidhoh?
"Sebentar lagi berbagai umat akan bersekongkol untuk menindas/menggerogoti (mengeroyok) kalian, sebagaimana para pemakan akan ramai-ramai menyantap hidangan mereka. Maka ada salah seorang sahabat yang berkata: Apakah hal itu terjadi karena jumlah kami sedikit? Beliau menjawab:Bahkan kalian kala itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian buih (lemah) bak buih air bah, dan sungguh-sungguh Allah akan mencabut dari dada musuh-musuh kalianrasa segan terhadap kalian, dan Allah benar-benar akan mencampakkan kedalam hati kalian rasa wahan (lemah). Maka ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan wahn? Beliau menjawab: Rasa cinta terhadap dunia dan takut akan kematian."(HR. Ahmad dan Abu Dawud, dan disahihkan oleh Al Albani)
Maka janganlah tergesa-gesa dan mudah tertipu oleh politik Koran atau Majalah dan tergesa-gesa serta kagum atas retorika-retorika palsu yang mudah saja dibuat oleh kaum munafiqin.
"Wahai Nabi berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah pada mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya."(At Taubah :73)
Kembalilah kepada Al Qur an dan Sunnah sesuai pemahaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabatnya. Perhatikanlah kaummuslimin tanamkanlah keimanan dengan tarbiyah yang sunnah bersihkankanlah aqidah mereka dari kesyirikan dan ajaran-ajaran bid’ah, hingga hati-hati mereka dipenuhi Tauhid jauh dari wahn yang selama ini menjangkiti kaum muslimin, sehingga mereka jauh dari ilmu, amal dan cahaya Iman.
Ya Allah, tunjukkanlah kebenaran itu sebagai kebenaran dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya, serta tunjukkanlah kebatilan itu sebagai sebuah kebatilan, dan berilah kami kekuatan untuk menjauhinya.
Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu, saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, saya memohon ampun danbertaubat kepada-Mu.
Wallahu A’lam
http://blog.vbaitullah.or.id, dipublikasikan kembali oleh Abu Rasyid Rahmansyah
0 komentar:
Posting Komentar