oleh: Syaikh Salim bin ‘Id al Hilalli -hafidzhahullah-
Pertanyaan:
Ada
yang mengatakan bahwa sesungguhnya as-Salafiyyun adalah orang-orang
yang sering dan senang berpecah belah, seperti yang terjadi di Yaman,
atau Arab Saudi, atau Negara lainnya. Apa pendapat Syaikh tentang hal
ini?
Jawab :
Syaikh Salim bin ‘Id al Hilali -hafidhzahullah-berkata :
Diantara
nama-nama ad-da’wah as-Salafiyyah, ialah Ahlusunnah wal Jama’ah.
Sehingga as-Sunnah menyeru kepada persatuan, sedangkan bid’ah menyeru
kepada perpecahan. Jadi, as-Salafiyyun mengundang dan mengajak (yang
lainnya) kepada persatuan, kesatuan, dan kebersamaan.
Lalu,
jika sampai terjadi perselisihan, perpecahan atau
pengelompokan-pengelompokan di sebagian Negara-negara, maka sesungguhnya
hal ini terjadi karena beberapa sebab; di antaranya lemahnya pemahaman
dan adanya cacat dalam memahami manhaj. Karena lemah atau cacat dalam
memahami manhaj ini, dapat menyebabkan terjadinya perpecahan.
Seandainya
mereka memahami manhaj ini dengan pemahaman yang baik dan benar
sebagaimana yang digariskan Islam, diterangkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam,
dan dijelaskan oleh para ulama, tentu mereka tidak akan
berpecah-belah. Karena hubungan para ulama salaf dengan sesama lainnya,
adalah hubungan yang saling memperkuat dan menyempurnakan; karena
Negara-negara ini semakin meluas dan banyak.
Sedangkan
orang-orang yang berijtihad dari kalangan ulama, mereka saling tolong
menolong antar sesama mereka, dalam kaidah mempertahankan persatuan dan
tidak saling berselisih. Seandainya pun para hizbiyyin mampu menyusup
ke tengah-tengah brisan as-Salafiyyun dan mampu memecah belah sebagian
as-Salafiyyun, maka kita tidak perlu merasa heran!
Sungguh
dahulu kala, seorang Yahudi yang bernama Abdullah bin Saba’ –semoga
Allah memeranginya- telah mampu memecah belah para sahabat, hingga
akhirnya mereka saling berperang dan saling menumpahkan darah dengan
sebab usahanya berupa perusakan, mengadu domba pemecah-belahan,
penyebaran syuhubat dan keragu-raguan di tengah-tengah para sahabat.
Berarti,
adanya perpecahan atau perelisihan sesama as-Salafiyyun yang kini
terjadi di sebagian Negara-negara, hal ini bukan disebabkan ad-da’wah
as-Salafiyyiah!
Ad-da’wah
as-Salafiyyiah yang benar mengajak manusia kepada persatuan, kesatuan,
persahabatan, saling tolong-menolong dan saling membela antara yang satu
dengan yang lainnya.
(seperti sabda Nabi Shalallahu alaihi wasalam berikut)
… Orang-orang
beriman sama darah mereka (dalam qishash atau diyat), mereka kuat dan
saling bersatu (tolong-menolong) dalam menghadapi musuh-musuh mereka,
dan orang yang terendah dari mereka dapat memberikan perlindungan
(keamanan)…(HR Abu Dawud 4/180 no. 4530, an-Nasa’I (8/19, 20, 24 no. 4734, 4735, 4745)
Oleh
karena itu, jika terjadi kekeliruan dari sebagian as-Salafiyyun di
sebagian Negara, hal ini tidak berarti –sama sekali- bahwa kesalahan ada
pada ad-da’wah as-Salafiyyah. Bahkan ad-da’wah as-Salafiyyah berlepas
diri dari kesalahan para as-Salafiyyun!
As-Salafiyyun
adalah manusia. Mereka bisa benar dan bisa keliru! Maka, kita tidak
boleh membawa kesalahan dan kekeliruan sebagian as-Salafiyyun kepada
ad-da’wah as-Salafiyyah. Sebagian ulama yang pernah berkunjung ke
Eropa ada yang ditanya: “Kalian berkata bahwa Islam adalah agama yang
adil, baik dan indah. Tetapi mengapa kami tidak melihat hal tersebut
dalam kehidupan orang-orang muslim?
Lalu
ia menjawab dengan sebuah jawaban yang bagus: “Jika seoranng hakim
salah dalam menghukumi dan mengambil sebuah keputusan, maka apa (itu
berarti) sesungguhnya kesalahan undang-undang?”
Jadi,
kesalahan dan kekeliruan adalah dari si hakim yang menggunakan dan
mempraktekkan undang-umdang, dan bukan kesalahan undang-undang tersebut!
Lagi
pula, kesalahan yang kini terjadi adalah dilakukan oleh sebagian
as-Salafiyyun saja, dan bukan kesalahan mereka seluruhnya! Ini satu
sisi! Sisi lainnya, apakah perpecahan ini hanya terjadi pada
as-Salafiyyun saja? Ataukah hal ini merupakan sebuah penyakit yang telah
melanda seluruh golongan-golongan, parta-partai dan gerakan-gerakan?
Bahkan
tidaklah terbentuk sebuah partai, melainkan lama-kelamaan dalam waktu
yang dekat saja –setahun atau dua tahun- akhirnya melahirkan
partai-partai baru lainnya!Sebagiannya melaknat sebagian yang lain, saling mengkafirkan, saling berseteru, dan seterusnya.
Sekali
lagi, fenomena sosial semacam ini, sebabnya adalah cacat dan kurangnya
mereka dalam memahami dan mendalami manhaj dan islam ini.
(syaikh
Salim bin ‘Ied al Hilali Hafidzahullah di Jakarta Islamic Center
{JIC}, ahad, 23 Muharram 1428 H/11 Februari 2007 M)(diambil dari
majalah as-Sunnah : edisi 02/TAHUN XI/1428H/2007)
28 Agustus 2012
Apakah Salafiyun itu suka Berpecah belah...?
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar