Sebuah Tinjauan Syari’at
Buku "MEREKA ADALAH TERORIS",
Oleh : Ust. Luqman bin Muhammad Ba'abduh
Bantahan terhadap buku “Aku Melawan Teroris” karya Imam Samudra
Ideologi dan aliran sesat Khawarij telah diperangi dan ditumpas oleh para shahabat Rasulullah di Nahrawan pada masa pemerintahan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib. Namun aqidah dan pemikiran khawarij tidak akan pernah terputus dan terhenti dengan meninggalnya tokoh-tokoh mereka, sebagaimana telah diberitakan oleh Rasulullah . Pemikiran dan aqidah sesat ini terus menjalar menjadi bahaya laten bagi umat Islam, yang sewaktu-waktu siap muncul dan memakan korban! Pekerjaan dan ciri khas mereka sama, yaitu mengkafirkan pemerintah kaum muslimin dan orang-orang yang pro dengan pemerintah, memberontak terhadap pemerintah kaum muslimin, menghalalkan darah dan harta kaum muslimin, serta membolehkan membunuh anak-anak kaum muslimin.
Pemberontakan dan pembunuhan yang mereka lakukan tidaklah muncul begitu saja, tetapi didahului dengan provokasi-provokasi pada rakyat, dan doktrin-doktrin kepada para anggotanya, untuk membenci pemerintah. Yang semua itu mereka coveri dengan slogan amar ma’ruf nahi munkar, atau slogan : “Penegakan hukum dan syari’at Allah”. Namun, sebagaimana ditegaskan oleh Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib , slogan-slogan tersebut adalah “Kalimat yang haq, namun dimaukan dibalik itu kebatilan.” Inilah ideologi dan aksi-aksi mereka sepanjang sejarah yang telah memakan berjuta-juta jiwa kaum muslimin, bahkan tidak tanggung-tanggung, di antara korbannya : tiga shahabat Rasulullah terbaik —sekaligus tiga al khulafa-ur rasyidun-- : ‘Umar bin Al Khaththab, ‘Utsman bin ‘Affan, dan ‘Ali bin Abi Thalib .
Buku "MEREKA ADALAH TERORIS",
Oleh : Ust. Luqman bin Muhammad Ba'abduh
Bantahan terhadap buku “Aku Melawan Teroris” karya Imam Samudra
Ideologi dan aliran sesat Khawarij telah diperangi dan ditumpas oleh para shahabat Rasulullah di Nahrawan pada masa pemerintahan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib. Namun aqidah dan pemikiran khawarij tidak akan pernah terputus dan terhenti dengan meninggalnya tokoh-tokoh mereka, sebagaimana telah diberitakan oleh Rasulullah . Pemikiran dan aqidah sesat ini terus menjalar menjadi bahaya laten bagi umat Islam, yang sewaktu-waktu siap muncul dan memakan korban! Pekerjaan dan ciri khas mereka sama, yaitu mengkafirkan pemerintah kaum muslimin dan orang-orang yang pro dengan pemerintah, memberontak terhadap pemerintah kaum muslimin, menghalalkan darah dan harta kaum muslimin, serta membolehkan membunuh anak-anak kaum muslimin.
Pemberontakan dan pembunuhan yang mereka lakukan tidaklah muncul begitu saja, tetapi didahului dengan provokasi-provokasi pada rakyat, dan doktrin-doktrin kepada para anggotanya, untuk membenci pemerintah. Yang semua itu mereka coveri dengan slogan amar ma’ruf nahi munkar, atau slogan : “Penegakan hukum dan syari’at Allah”. Namun, sebagaimana ditegaskan oleh Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib , slogan-slogan tersebut adalah “Kalimat yang haq, namun dimaukan dibalik itu kebatilan.” Inilah ideologi dan aksi-aksi mereka sepanjang sejarah yang telah memakan berjuta-juta jiwa kaum muslimin, bahkan tidak tanggung-tanggung, di antara korbannya : tiga shahabat Rasulullah terbaik —sekaligus tiga al khulafa-ur rasyidun-- : ‘Umar bin Al Khaththab, ‘Utsman bin ‘Affan, dan ‘Ali bin Abi Thalib .
Benar… tindakan-tindakan mereka selalu
membikin kacau, onar, dan kerusakan yang luar biasa di muka bumi.
Inilah yang disebut dengan terorisme. Karena itu khawarij itu teroris,
teroris itu khawarij, sama persis tidak ada beda. Yang pasti pula bahwa
mereka jahil terhadap ilmu, fiqh, dan syari’at Islam, karena mereka
selalu berseberangan dan nyempal dari para ‘ulama ahlus sunnah, bahkan
di barisan mereka sama sekali tidak ada ‘ulama. Mereka hanya memiliki
semangat ibadah dan beramal yang tinggi, namun ditegakkan di atas emosi
dan kebodohan. Sehingga segenap ideologi, sikap, dan aksi-aksi mereka
sama sekali tidak didukung oleh ‘ulama ahlus sunnah..
Di zaman ini, umat Islam bahkan
dunia secara umum, dikejutkan dengan maraknya aksi-aksi terorisme.
Peledakan terjadi di mana-mana. Di antara yang cukup spektakuler adalah
aksi attack terhadap WTC dan Pentagon AS. Kemudian setelah itu muncullah
sosok Usamah bin Laden yang disebut-sebut sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas aksi tersebut. Nama Usamah bin Laden dengan
‘resolusi jihad’ melawan AS yang dikumandangkannya, menjadi tenar di
dunia internasional. Siapakah Usamah? Bagaimana alur pemikirannya,
siapa orang-orang di sekitarnya, benarkah dia itu seorang mujahid Islam?
Semua itu akan terjawab dalam buku “Mereka adalah Teroris” ini.
Di nusantara pun, bom dan
peledakan tak kalah marak. Di antaranya yang menjadi heboh dan
menggegerkan adalah ledakan bom 12 Oktober 2002 di Legian Bali. Tak
kurang 203 orang meninggal dunia dan ratusan mengalami cidera dan cacat.
Ledakan bom berkekuatan tinggi juga terjadi pada 5 Agustus 2003 di
Hotel JW Marriott. Di susul kemudian pada tanggal 9 September 2004
meledak pula bom di depan Kedutaan Besar Australia. Tertumpahlah darah
orang-orang yang tidak dibenarkan secara syar’i untuk dibunuh. Bahkan
muslimin pun ikut menjadi korban!
Bermula dari sikap yang membabi
buta dan tanpa ilmu yang memunculkan ekstrimitas di dalam menyikapi
kemungkaran. Yang paling menonjol adalah : dengan mudahnya mereka
menjatuhkan vonis kafir terhadap pemerintah muslimin. Orang-orang yang
tidak mau mengkafirkan pemerintah yang telah mereka vonis kafir
tersebut juga ikut mereka kafirkan. Karena kafir maka segala aksi
penentangan, teror, dan pemberontakan terhadap pemerintah tersebut
menjadi sah dan halal, bahkan wajib. Yang itu semua mereka labeli dengan
jihad fi Sabilillah.
Sikap ekstrim mereka yang
lainnya, adalah kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang kafir yang
tidak didasari ilmu. Mereka menyatakan bahwa saat ini adalah perang
global antara Islam vs kafir. Benarkah semua jenis orang kafir sah dan
wajib untuk diperangi di setiap waktu dan tempat? Benarkah segala aksi
pengeboman di tempat-tempat umum, hiburan, tempat-tempat ibadah,
kepentingan-kepentingan asing, ....dll adalah jihad fi sabilillah ?
Apakah benar, aksi-aksi tersebut sebagai solusi atas problematika
kelemahan, kemunduran, dan kekalahan umat Islam selama ini? Itu semua
akan terjawab di buku ini.
Inilah buah aqidah dan ideologi
sesat khawarij, yang pada masa ini dihidupkan kembali oleh tokoh-tokoh
semacam Hasan Al Banna, Sayyid Quthb, Al Maududi, DR. ‘Abdullah
‘Azzam,…dll, yang kemudian dilanjutkan oleh DR. Safar Al Hawali, Salman
Al ‘Audah, Usamah bin Laden, Aiman Azh Zhawahiri, …dll, yang karya-karya
mereka banyak diterjemahkan dan disebarkan di negeri ini. Aqidah dan
ideologi sesat ini ternyata tumbuh dan berkembang subur di kalangan para
aktivis Islam, yang aktivitas dan pengamalan agamanya hanya dilandasi
semangat dan emosi semata, tanpa ilmu yang benar yang bersumber dari Al
Qur’an dan As Sunnah sebagaimana yang difahami dan diamalkan oleh para
shahabat Rasulullah . Di Indonesia, telah ada upaya yang sangat gencar
untuk menyebarkan serta melegal ideologi kaum teroris-khawarij ini. Dan
ternyata berhasil mempengaruhi banyak kalangan, terkhusus kaum muda.
Bahkan tak jarang pula, beberapa oknum di instansi pemerintah juga
terkena virusnya.
Setelah pemerintah Indonesia
menjatuhkan vonis mati terhadap para pelaku bom Bali, tiba-tiba umat
Islam dikejutkan oleh sebuah buku “laporan pertanggungjawaban publik”
dan “pembelaan diri” yang ditulis oleh salah satu pelakunya, Imam
Samudra, dengan judul : “Aku Melawan Teroris”. Dalam bukunya ini, Imam
Samudra dengan berbagai macam kedustaan, kepalsuan, dan syubhat-syubhat
yang ia bawakan berusaha membalik opini, dari asumsi dan tuduhan teroris
terhadap dirinya, menjadi pahlawan dan pejuang yang telah mengorbankan
dirinya dalam rangka melawan vampire dan teroris internasional yang
bernama Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Dari seorang yang kejam
dan tidak punya perasaan, yang telah membunuh sekian nyawa manusia tak
berdosa, menjadi pahlawan pembela duka nestapa kaum mustadh’afin. Dari
pembunuh keji, menjadi pembela bayi-bayi tanpa kepala di Afghanistan dan
Palestina. Dari aksi teror yang keji dan kejam, menjadi aksi heroik
dalam rangka membela Islam dan umat Islam.
Di dalam bukunya, Imam Samudra,
mengesankan kepada pembaca bahwa aksi bom Bali yang ia lakukan itu
merupakan aksi yang dibenarkan dalam syari’at. Ia tampilkan ayat-ayat Al
Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah , ditambah lagi penukilan-penukilan
dari para ‘ulama ahlus sunnah dan kitab-kitab mereka. Namun buku “Aku
Melawan Teroris” ini pada hakekatnya merupakan kedustaan atas nama Ahlus
Sunnah wal Jama’ah dan para ‘ulama ahlus sunnah di satu sisi. Di sisi
lain adalah caci maki terhadap para ‘ulama ahlus sunnah. Di antara
bentuk-bentuk kedustaan tersebut adalah ---yang itu ia lakukann untuk
menjustifikasi aksi terornya-- :
1.Mengaku dirinya sebagai
Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang berpegang pada Al Qur’an, As Sunnah,
sesuai dengan pengaplikasian para shahabat terhadap keduanya.
2.Pada prekteknya,
Samudra ternyata menambahkan pokok yang ke-4 bikinanya, yaitu harusnya
kembali dan meruju’ kepada ‘ulama mujahid dan ahluts tsughur. Memang
benar, statemen ini pernah diucapkan oleh beberapa ‘ulama salaf, namun
apakah pengaplikasiannya seperti yang dimaukan oleh Imam Samudra cs?
Yaitu yang dimaukan dengan ‘ulama mujahid dan ahluts tsughur menurutnya
adalah tokoh-tokoh teroris semacam : DR. ‘Abdullah ‘Azzam, DR. Safar Al
Hawali, Salman Al ‘Audah, Usamah bin Laden, Aiman Azh Zhawahiri, Mullah
Omar. dll. Adapun para ‘ulama ahlul hadits dari kalangan ahlus sunnah
wal jama’ah, yang mereka itu lebih layak dan pantas disebut sebagai
‘ulama mujahid, tidak dimasukkan oleh Imam dalam deretan ‘ulama mujahid
bikinannya. Para ‘ulama ahlul hadits pada masa ini antara lain : Asy
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani,
Asy Syaikh Muhammad Al ‘Utsaimin, Asy Syaikh Muqbil bin Hadi, Asy Syaikh
Rabi’ Al Madkhali, Asy Syaikh Shalih Al Fauzan, Asy Syaikh Ahmad bin
Yahya An Najmi, Asy Syaih ‘Ubaid Al Jabiri, dan sederet nama-nama besar
lainnya ---rahimahumullahu jami’an----. Merekalah para ‘ulama ahlus
sunnah wal jama’ah yang pantas untuk dijadikan rujukan umat.
3.Imam Samudra mencatut
dan menyejajarkan nama-nama para ‘ulama ahlus sunnah kontemporer, dengan
tokoh-tokoh teroris masa kini yang menjadi idola dia. Dengan cara ini,
Imam mengesankan kepada publik sesungguhnya di belakangnya ada sekian
tokoh ‘ulama besar yang ‘mengesahkan’ dan merekomendasi tindakan dia
melalui fatwa-fatwa mereka. Apakah benar demikian adanya? Buku “Mereka
adalah Teroris” akan menjawabnya.
4.Di
samping caci maki dan pelecehan, Samudra juga menuding ‘ulama ahlus
sunnah yang tidak sependapat dengan manhaj dan cara jihad yang dia
lakukan, sebagai penganut aliran murjiah, antek-antek AS, ‘ulama qa’idun
(duduk saja, alias tidak ikut berjihad), …dll.
Para teroris-khawarij itu telah
menyerukan resolusi jihad, padahal sebenarnnya tindakan-tindakan mereka
itu merupakan aksi teror, yang jauh dari nama harum jihad itu sendiri.
Terorisme bukan jihad, jihad bukanlah terorisme. Karena jihad itu
merupakan ibadah yang mulia, yang memiliki ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta
dirinci oleh para ‘ulama ahlus sunnah.
Jihad tidak berjalan di atas
emosi dan semangat juang semata, namun sangat membutuhkan kepada ilmu
dan kepala dingin. Syarat-syarat dan ketentuan serta penjelasan para
‘ulama tersebut akan tertera di dalam buku ini dengan lebih gamblang. Di
antaranya secara singkat :
1.Ditegaskan oleh ahluts tsughur
dan ‘ulama mujahid terkemuka, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, bahwa :
“Kesimpulannya, pembahasan tentang perincian hukum jihad merupakan tugas
khusus kalangan para ‘alim ‘ulama!”
2.Dua syarat penting yang harus dipenuhi dalam jihad, yaitu :
-Kekuatan dan kemampuan umat Islam, baik kemampuan fisik dan kemampuan Iman.
-Harus dilaksanakan bersama pemerintah muslimin., dan sepenuhnya diatur oleh pemerintah.
Dua syarat ini tidak ada pada umat Islam saat ini.
3.Dalam kondisi umat Islam yang
lemah dalam dua sisi di atas, solusi apa yang ditempuh? Maka ‘ulama
ahluts tsughur Ibnu Taimiyyah menasehatkan agar kaum muslimin, dalam
kondisi lemah menerapkan dan mengaplikasikan ayatush shabr (ayat-ayat
yang memerintahkan untuk bersabar dan menahan diri).
4.Tidak semua jenis orang kafir
harus dan boleh diperangi. Orang kafir yang dalam perjanjian dan
perlindungan pemerintah muslimin tidak boleh sama sekali untuk diganggu
apalagi diperangi dan dibunuh. Bahkan membunuh seorang kafir di saat
kondisi umat Islam lemah adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah .
5.Intihar (bunuh diri) selamanya
tidak bisa disamakan dengan istisyhad (mencari syahid). Sehingga
peledakan dan bom bunuh diri itu adalah teror, bukan jihad.
Dan masih banyak lagi
statemen-statemen Samudra yang menggiring opini publik untuk
menjustifikasi aksi-aksinya, yang sebenarnya justru itu menunjukkan
kedustaan dan kebodohan Imam Samudra dalam masalah agama. Semua itu akan
dibantah tuntas di dalam buku ini.
Buku ini sekaligus memuat
nasehat-nasehat dan peringatan kepada umat atas bahaya kebatilan aliran
terorisme dan para pengusungnya, yang ternyata pada masa ini mereka
sedang mempropagandakannnya kepada umat dengan sangat gencar. Baik
melalui ceramah, orasi, selebaran, buku, kaset, jaringan internernet,
dan sebagainya.
Karena itu perlu adanya upaya
nasehat dan peringatan yang serius kepada umat atas bahaya tersebut,
dalam rangka membentengi aqidah umat ini, terkhusus para generasi muda,
dari penyimpangan dan kesesatan. Kita semua wajib bekerja sama dengan
waliyyul amr dalam memerangi terorisme sebagaimana telah dihimbau oleh
pemerintah Indonesia dan lainnya, mudah-mudahan Allah selalu memberi
hidayah mereka dan melindungi mereka dari rongrongan jahat pihak-pihak
yang ingin menghancurkan negeri ini.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
Sumber : http://al-aisar.com/component/option,com_virtuemart/page,shop.product_details/flypage,shop.flypage/category_id,14/product_id,1815/Itemid,65/
1 komentar:
tafadhal antum cari ttg pernyataan 'ulama' ttg penyimpangan radio rodja.
Posting Komentar