-->

29 Agustus 2012

Ciri Khas Akhwat Salafiyyah


Oleh : Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i Rohimahulloh.

Ciri khas Akhwat Salafiyyah:
1. Ia berpegang teguh kepada Kitabulloh dan Sunnah Rosululloh shollallohu alaihi wa ala aalihi wa sallam dalam hukum-hukum sesuai dengan kemampuannya dengan pemahaman Salafush Sholih.

2. Dan juga selayaknya baginya untuk bermuamalah dengan sesama muslim dengan muamalah yang baik, bahkan kepada orang-orang kafir.
Alloh azza wa jalla berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
وقولوا للناس حسنا
“serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” (Al-Baqoroh : 83) 
Dan firman Alloh :
إن الله يأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” [an-nissa 58].
Dan juga firman-Nya :
وإذا قلتم فاعدلوا
“Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil “ (Al-An’am : 158)
Dan firman Alloh subhanahu wa ta’ala :
يا أيها الذين آمنوا كونوا قوامين بالقسط شهداء لله ولو على أنفسكم أو الوالدين والأقربين إن يكن غنيا أو فقيرا فالله أولى بهما فلا تتبعوا الهوى أن تعدلوا وإن تلووا أو تعرضوا فإن الله بما تعملون خبيرا
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (An-Nisa’ : 135)

3. Wajib baginya untuk mengenakan pakaian yang Islami dan menjauhkan diri dari tasyabbuh (menyerupai) terhadap musuh-musuh Islam.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari hadits Abdulloh bin Umarrodhiyallohu anhuma dia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
من تشبه بقوم فهو منهم
“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut.” 
Dan firman Alloh tentang pakaian :
يا أيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك أدنى أن يُعرفن فلا يُؤذين
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dan diriwayatkan dari at-Tirmidzi dalam Jami’nya dari hadits Abdulloh bin Mas’udrodhiyallohu anhu ta’ala, dia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa aalihi wa sallam bersabda :
المرأة عورة فإذا خرجت استشرفها الشيطان
“Wanita itu aurat apabila dia keluar maka syaiton akan mengikutinya.”

4. Dan kami nasehatkan kepadanya untuk berbuat baik kepada suaminya jika ia menghendaki kehidupan yang bahagia. Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
إذا دعا الرجل امرأته إلى فراشه فأبت لعنتها الملائكة ” متفق عليه . وفي صحيح مسلم : ” إلا كان الذي في السماء غاضبا عليها
Bila seseorang mengajak isterinya ke tempat tidurnya (untuk berhubungan), dan ia menolak untuk memenuhinya, maka ia dilaknat oleh malaikat.” Muttafaqun alaihi.
Dan dalam riwayat Muslim : “melainkan yang di langit akan murka kepadanya.”

5. Dia juga harus mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang islami.
Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dalam shohihnya dari hadits Abdulloh bin Umar rodhiyallohu anhuma, dia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallambersabda :
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban tentang kepemimpinannya”
Dan menyebutkan tentang wanita bahwasanya dia :
راعية في بيت زوجها ومسؤولة عن رعيتها
“Pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.”
dan dalam Shohihain dari hadits Ma’qil bin Yasar rodhiyallohu anhu dia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
ما من راع يسترعيه الله رعيه ، ثم لم يحطها بنصحه إلا لن يجد رائحة الجنة
“Berapa banyak seorang pemimpin yang diberikan amanah oleh Alloh untuk memimpin kemudian ia tidak menjaganya dengan memberi nasihat kepadanya, kecuali dia tidak mendapatkan bau surga.”
Maka tidak sepatutnya baginya lebih menyibukkan diri dalam berdakwah daripada mendidik anak-anaknya.

6. Selayaknya baginya untuk ridho terhadap hukum Alloh tentang keutamaan laki-laki atas wanita, sebagaimana firman Alloh subhanahu wa ta’ala :
ولا تتمنوا ما فضل الله به بعضكم على بعض
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain” (An-Nisa’ : 32)
Dan firman Alloh :
الرجال قوامون على النساء بما فضل الله به بعضهم على بعض وبما أنفقوا من أموالهم فالصالحات قانتات حافظات للغيب بما حفظ الله واللاتي تخافون نشوزهن فعظوهن واهجروهن في المضاجع واضربوهن فإن اطعنكم فلا تبغوا عليهن سبيلا
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya“ (An-Nisa’ : 34)
Dan dalam kitab shohihain dari hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu, dia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa aalihi wa sallam bersabda :
استوصوا بالنساء خيرا فإنهن خُلقن من ضِلع ، وإن أعوج ما في الضِلع أعلاه ، فإن ذهبت تقيمه كسرته ، وإن تركته لم يزل به عوج
“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika engkau berusaha meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya, jika dibiarkan maka ia akan tetap bengkok. ” (Muttafaq ‘alaih)
Maka selayaknya bagi seorang wanita harus bersabar terhadap apa yang ditakdirkan Alloh atasnya dari keutamaan laki-laki atasnya. Akan tetapi maknanya bukanlah memperbudaknya.
Rosul shollallohu alaihi wa sallam bersabda dalam Jami’ at-Tirmidzi :
استوصوا بالنساء خيرا ، فإنما هن عوان عندكم ، لاتملكون منهن غير ذلك ألا وإن لكم في نساءكم حقا ، ألا وإن لنسائكم عليكم حقا ، فحقكم عليهن أن لا يوطئن فرشكم من تكرهون ولا يأذنّ في بيوتكم من تكرهون ، وحقهن عليكم أن تحسنوا إليهن في طعامهن وكسوتهن
“Hendaklah kalian berbuat baik kepada wanita. Karena mereka laksana tawanan kalian. Kalian tidak berkuasa terhadap mereka sedikitpun selain itu. Ketahuilah bahwa kalian mempunyai hak-hak yang harus dipenuhi oleh istri-istri kalian, dan mereka juga mempunyai hak yang harus kalian penuhi. Adapun hak kalian yang harus dipenuhi oleh istri kalian adalah mereka tidak boleh mengijinkan seorangpun berada di tempat tidur kalian dan tidak mengijinkan masuk ke dalam rumah kalian orang yang kalian benci. Sedangkan hak istri kalian yang wajib kalian penuhi adalah memberikan makanan dan pakaian kepada mereka dengan baik “.

Dan dalam Kitab Sunan dan Musnad Imam Ahmad dari hadits Mu’awiyah bin Haidah, bahwa seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rosululloh apakah hak istri salah seorang dari kami terhadap kami?” Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam menjawab :
أن تطعمها إذا أطعمت ، وتكسوها إذا اكتسيت ، ولا تضرب الوجه ولا تقبح ، ولا تهجر إلا في البيت
“Kamu memberinya makan jika kamu makan, kamu berikan pakaian kepadanya jika kamu berpakaian, jangan memukul wajahnya, jangan menjelek-jelekkannya, dan janganlah kamu meninggalkannya kecuali di dalam rumah.”
Maka – Semoga Alloh memberkati kalian- Seharusnya kita semua tolong-menolong dalam kebaikan, laki-laki bergaul dengan istrinya dengan pergaulan yang Islami serta menolongnya dalam menuntut ilmu dan dakwah kepada Alloh, dan begitu juga istri bergaul dengan suaminya dengan pergaulan yang Islami serta menolongnya dalam menuntut ilmu dan dakwah kepada Alloh, dan juga dalam pengaturan yang baik terhadap apa-apa yang berhubungan dengan rumah.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
تعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” ( Al-Ma’idah : 2)
Wallohul Musta’an.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.