Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, SOLO - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,
Dien Syamsudin tak sepakat jika penganut syiah di Sampang, Madura
dikatakan sebagai aliran sesat. Sebab, belakangan ini banyak tokoh ulama
yang mengeluarkan fatwa bagi kelompoknya sendiri bahwa syiah sesat. Ada
penolakan dari kelompok masyakat ini menunjukkan masih adanya sikap
intoleransi di Tanah Air.
"Saya tak setuju dengan fatwa beberapa ulama yang mengatakan syiah aliran sesat. Fatwa yang diperuntukkan bagi kelompok mereka sendiri itu malah bisa memicu kerawanan di tengah masyarakat," kata Dien saat ditemui usai mengisi ceramah Massa Taaruf (Masta) mahasiswa baru di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (29/8/2012).
Dari pengamatan pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, di sejumlah daerah di Tanah Air masih banyak ulama yang mengatas namakan organisasi ataupun pribadi mengeluarkan fatwa yang memicu persoalan. Kelompok ini menganggap golongan mereka paling benar lalu menganggap sesat kelompok lain sesat karena berbeda paham.
“Saya sudah mempelajari tentang syiah maupun suni, semua muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad. Masing-masing ada baik buruknya, ada benar salahnya. Tapi yang perlu ditekankan adalah keduanya Islam,” ujar Dien.
Adanya peristiwa bentrok yang sampai mengakibatkan dua orang tewas kemarin adalah cermin dari sikap masyarakat yang masih sulit menerima perbedaan ketika datang kelompok baru. (*)
"Saya tak setuju dengan fatwa beberapa ulama yang mengatakan syiah aliran sesat. Fatwa yang diperuntukkan bagi kelompok mereka sendiri itu malah bisa memicu kerawanan di tengah masyarakat," kata Dien saat ditemui usai mengisi ceramah Massa Taaruf (Masta) mahasiswa baru di kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (29/8/2012).
Dari pengamatan pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, di sejumlah daerah di Tanah Air masih banyak ulama yang mengatas namakan organisasi ataupun pribadi mengeluarkan fatwa yang memicu persoalan. Kelompok ini menganggap golongan mereka paling benar lalu menganggap sesat kelompok lain sesat karena berbeda paham.
“Saya sudah mempelajari tentang syiah maupun suni, semua muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad. Masing-masing ada baik buruknya, ada benar salahnya. Tapi yang perlu ditekankan adalah keduanya Islam,” ujar Dien.
Adanya peristiwa bentrok yang sampai mengakibatkan dua orang tewas kemarin adalah cermin dari sikap masyarakat yang masih sulit menerima perbedaan ketika datang kelompok baru. (*)
—
0 komentar:
Posting Komentar