-->

13 Agustus 2012

Fatwa Ulama tentang Usamah bin Laden



Bisa dikatakan sangat jarang di kalangan kaum muslimin yang akrab dengan media informasi yang tidak pernah mendengar nama Usamah bin Laden. Walau ia telah dikenal semenjak perang Afghanistan, namun namanya baru benar-benar mendunia semenjak runtuhnya Gedung WTC di Amerika Serikat, September 2001. Di antara kaum muslimin ada yang menyanjungnya, namun tidak sedikit pula mencelanya. Menyanjungnya, karena segala aksinya menjadi simbol jihad dan perlawanan terhadap kaum kuffar. Mencelanya, karena apa yang dilakukannya justru menimbulkan kemudlaratan yang sangat besar bagi kaum muslimin. Pemikirannya bertentangan dengan ’aqidah dan manhaj Ahlus-Sunnah.
Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba menuliskan kembali apa yang telah difatwakan oleh ulama Ahlus-Sunnah tentang Usamah bin Laden. Mereka adalah Asy-Syaikh ’Abdul-’Aziz bin ’Abdillah bin Baaz, Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’iy rahimahumallah, dan Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmiy hafidhahullah.
Fatwa Asy-Syaikh ’Abdul-’Aziz bin ’Abdillah bin Baaz rahimahullah :
أما ما يقوم به الآن محمد المسعري وسعد الفقيه وأشباههما من ناشري الدعوات الفاسدة الضالة فهذا بلا شك شر عظيم ، وهم دعاة شر عظيم ، وفساد كبير ، والواجب الحذر من نشراتهم ، والقضاء عليها ، وإتلافها ، وعدم التعاون معهم في أي شيء يدعو إلى الفساد والشر والباطل والفتن ؛ لأن الله أمر بالتعاون على البر والتقوى لا بالتعاون على الفساد والشر ، ونشر الكذب ، ونشر الدعوات الباطلة التي تسبب الفرقة واختلال الأمن إلى غير ذلك .
هذه النشرات التي تصدر من الفقيه ، أو من المسعري أو من غيرهما من دعاة الباطل ودعاة الشر والفرقة يجب القضاء عليها وإتلافها وعدم الالتفات إليها ، ويجب نصيحتهم وإرشادهم للحق ، وتحذيرهم من هذا الباطل ، ولا يجوز لأحد أن يتعاون معهم في هذا الشر ، ويجب أن ينصحوا ، وأن يعودوا إلى رشدهم ، وأن يدَعوا هذا الباطل ويتركوه .
ونصيحتي للمسعري والفقيه وابن لادن وجميع من يسلك سبيلهم أن يدَعوا هذا الطريق الوخيم ، وأن يتقوا الله ويحذروا نقمته وغضبه ، وأن يعودوا إلى رشدهم ، وأن يتوبوا إلى الله مما سلف منهم ، والله سبحانه وعد عباده التائبين بقبول توبتهم ، والإحسان إليهم ، كما قال سبحانه : { قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ * وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ} وقال سبحانه : {وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ } والآيات في هذا المعنى كثيرة
”Adapun yang dilakukan saat ini oleh Muhammad Al-Mis’ariy, Sa’d Al-Faqiih, dan yang semisal dengan keduanya dari kalangan penyebar seruan-seruan yang rusak lagi sesat, maka tidak diragukan lagi bahwa hal itu merupakan kejelekan yang sangat besar. Mereka semua adalah para penyeru kejelekan dan kerusakan yang besar. Dan wajib (bagi kaum muslimin) untuk waspada dari apa-apa yang telah mereka sebarkan, memusnahkannya, dan tidak bekerjasama dengan mereka dalam bentuk apapun yang mengajak pada kerusakan, kejelekan, kebathilan, dan fitnah. Hal itu disebabkan karena Allah (hanya) memerintahkan kita untuk bekerjasama dalam hal kebaikan dan ketaqwaan; tidak untuk bekerjasama dalam hal kerusakan, kejelekan, penyebaran kedustaan, dan penyebaran seruan-seruan bathil yang menyebabkan perpecahan dan kekacauan keamanan dan yang lainnya.
Selebaran-selebaran yang berasal dari (Sa’d) Al-Faqiih, (Muhammad) Al-Mis’ary, atau yang lainnya dari kalangan penyeru kebathilan, kejelekan, dan perpecahan; wajib untuk segera dimusnahkan dan tidak memberikan perhatian kepadanya. Wajib (bagi kita) untuk memberikan nasihat dan pengajaran kepada mereka terhadap kebenaran, serta memperingatkan mereka atas kebathilan ini. Tidak diperbolehkan bagi seorangpun untuk bekerjasama dengan mereka di atas kejelekan ini. Wajib bagi mereka kembali kepada petunjuk (kebenaran) dan meninggalkan kebathilan mereka itu semua.
Dan nasihatku kepada Al-Mis’ary, Al-Faqiih, (Usamah) bin Laden, dan semua kalangan yang mengikuti jejak langkah mereka untuk meninggalkan cara-cara yang jelek itu. Hendaknya mereka bertaqwa kepada Allah, waspada akan kemurkaan-Nya, kembali kepada kebenaran, dan bertaubat kepada Allah dari apa-apa yang telah mereka perbuat sebelumnya. Allah subhaanahu wa ta’ala telah berjanji kepada hamba-Nya yang bertaubat untuk menerima taubatnya dan berbuat baik kepada mereka , sebagaimana firman-Nya : Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi) [QS. Az-Zumar : 53-54]. Dan juga firman-Nya yang lain : ”Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” [QS. An-Nuur : 31]. Dan ayat-ayat yang semakna dengan ini adalah banyak”.
[selesai – Majalah Al-Buhuuts Al-Islamiyyah nomor 50 halaman 7-17].
Dalam lain kesempatan Asy-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah juga pernah berkata :
أن أسامة بن لادن من المفسدين في الأرض، ويتحرى طرق الشر الفاسدة وخرج عن طاعة ولي الأمر.
”Bahwasannya Usamah bin Laden termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi, dimana ia telah memilih jalan-jalan kejelekan lagi rusak dan telah keluar dari ketaatan terhadap waliyyul-amri”.
[selesai – surat kabar Al-Muslimuun dan Asy-Syarqul-Ausath tanggal 9 Jumadil-Ula 1417 H].
Fatwa As-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’iy rahimahullah.
أبرأ إلى الله من بن لادن فهوشؤم وبلاء على الأمة وأعمــاله شر
”Aku berlepas diri kepada Allah dari Ibnu Laden. Ia adalah kejahatan dan bencana bagi umat, dan perbuatan-perbuatan (yang telah dilakukannya) termasuk perbuatan yang buruk”
[selesai – surat kabar Ar-Ra’yul-’Aam Al-Kuwaitiyyah tanggal 19-12-1998 nomor 11503].
Dalam pertemuan yang sama disebutkan :
السائل : الملاحظ أن المسلمين يتعرضون للمضايقات في الدول الغربية بمجرد حدوث انفجار في أي مكان في العالم ؟
أجاب الشيخ مقبل : أعلم ذلك ، وقد اتصل بي بعض الأخوة من بريطانيا يشكون التضييق عليهم ، ويسألون عما إذا كان يجوز لهم إعلان البراءة من أسامة بن لادن ، فقلنا لهم تبرأنا منه ومن أعماله منذ زمن بعيد ، والواقع يشهد أن المسلمين في دول الغرب مضيق عليهم بسبب الحركات التي تغذيها حركة الإخوان المفلسين أو غيرهم ، والله المستعان .
السائل : ألم تقدم نصيحة إلى أسامة بن لادن ؟
أجاب الشيخ : لقد أرسلت نصائح لكن الله أعلم إن كانت وصلت أم لا ، وقد جاءنا منهم أخوة يعرضون مساعدتهم لنا وإعانتهم حتى ندعو إلى الله ، وبعد ذلك فوجئنا بهم يرسلون مالا ويطلبون منا توزيعه على رؤساء القبائل لشراء مدافع ورشاشات ، ولكنني رفضت عرضهم ، وطلبت منهم ألا يأتوا إلى منزلي ثانية ، وأوضحت لهم أن عملنا هو دعوي فقط ولن نسمح لطلبتنا بغير ذلك
Penanya : Kita dapati bahwasannya kaum muslimin mendapatkan banyak tekanan di negara barat akibat adanya satu peledakan di tempat manapun muka bumi ini ?
Asy-Syaikh Muqbil menjawab : ”Aku telah mengetahui hal itu. Dan sungguh aku telah dihubungi oleh beberapa ikhwan yang tinggal di Inggris yang mengeluhkan banyaknya tekanan yang menimpa mereka. Dan mereka bertanya apakah diperbolehkan bagi mereka untuk mengumumkan sikap bara’ah (berlepas diri) dari apa yang diperbuat Usamah bin Laden. Maka kami pun menjawab bahwa kami berlepas diri darinya dan apa yang telah ia perbuat jauh sebelum adanya peristiwa-peristiwa ini. Realitas telah menyaksikan bahwasannya kaum muslimin yang tinggal di negara barat mengalami banyak tekanan dengan sebab pergerakan-pergerakan yang diperankan oleh harakah Al-Ikhwanul-Muslimun (IM) dan yang selain mereka. Wallaahul-Musta’an.
Penanya : Apakah tidak sebaiknya Anda memberikan nasihat kepada Usamah bin Ladin ?
Asy-Syaikh Muqbil kembali menjawab : ”Aku telah memberikan beberapa nasihat tentang hal itu. Akan tetapi – wallahu a’lam – apakah nasihat itu sampai kepadanya atau tidak. Dan sungguh telah datang kepada kami beberapa orang dari mereka menawarkan bantuan kepada kami untuk berdakwah. Namun setelah itu kami dikejutkan dengan sikap mereka yang mengirimkan sejumlah uang dan meminta kepada kami untuk membagi-bagikan kepada para pemimpin kabilah/suku untuk pembelian tank-tank dan senjata-senjata. Aku menolak tawaran mereka dan aku meminta mereka agar tidak lagi datang menginjak rumahku. Aku jelaskan kepada mereka bahwasannya aktivitas kami hanyalah aktifitas dakwah saja. Kami tidak akan pernah mengijinkan kepada murid-murid kami untuk beraktifitas selain aktifitas dakwah”.
[selesai - surat kabar Ar-Ra’yul-’Aam Al-Kuwaitiyyah tanggal 19-12-1998 nomor 11503].
Asy-Syaikh Muqbil juga pernah berkata dalam kitabnya Tuhfatul-Mujiib hasil transkrip sebuah ceramah beliau tertanggal 18 Shaffar 1428 dengan judul : ”Dibalik Peristiwa Peledakan-Peledakan di Bumi Haramain” :
وكذلك إسناد الأمور إلى الجهال، فقد روى البخاري ومسلم في "صحيحيهما" عن عبدالله بن عمرو رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم : (( إنّ الله لا يقبض العلم انتزاعًا ينتزعه من العباد، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتّى إذا لم يبق عالمًا اتّخذ النّاس رءوسًا جهّالاً، فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلّوا وأضلّوا )).
كما يقال: العالم الفلاني ما يعرف عن الواقع شيئًا، أو عالم جامد، تنفير، كما تقول مجلة "السنة" التي ينبغي أن تسمى بمجلة "البدعة"، فقد ظهرت عداوتها لأهل السنة من قضية الخليج.
وأقول: إن الناس منذ تركوا الرجوع إلى العلماء تخبطوا يقول الله عز وجل: {وإذا جاءهم أمر من الأمن أو الخوف أذاعوا به ولو ردّوه إلى الرّسول وإلى أولي الأمر منهم لعلمه الّذين يستنبطونه منهم }، وأولي الأمر هم العلماء والأمراء والعقلاء الصالحون.
وقارون عند أن خرج على قومه في زينته قال أهل الدنيا: {يا ليت لنا مثل ما أوتي قارون إنّه لذو حظّ عظيم * وقال الّذين أوتوا العلم ويلكم ثواب الله خير لمن آمن وعمل صالحًا ولا يلقّاها إلاّ الصّابرون }.
والعلماء يضعون الأشياء مواضعها: {وتلك الأمثال نضربها للنّاس وما يعقلها إلاّ العالمون }، {إنّ في ذلك لآيات للعالمين }، {إنّما يخشى الله من عباده العلماء }، {يرفع الله الّذين آمنوا منكم والّذين أوتوا العلم درجات }. فهل يرفع الله أهل العلم أم أصحاب الثورات والانقلابات وقد جاء في "صحيح البخاري" عن أبي هريرة رضي الله عنه أنّ النّبيّ سئل: متى السّاعة؟ فقال: (( إذا وسّد الأمر إلى غير أهله فانتظر السّاعة)) رئيس حزب وهو جاهل.
ومن الأمثلة على هذه الفتن الفتنة التي كادت تدبر لليمن من قبل أسامة بن لادن إذا قيل له: نريد مبلغ عشرين ألف ريال سعودي نبني بها مسجدًا في بلد كذا . فيقول: ليس عندنا إمكانيات، سنعطي إن شاء الله بقدر إمكانياتنا. وإذا قيل له: نريد مدفعًا ورشاشًا وغيرهما. فيقول: خذ هذه مائة ألف (أو أكثر) وإن شاء الله سيأتي الباقي )) أهـ .
“….Begitu juga adanya penyandaran perkara-perkara umat kepada orang-orang jahil. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari ’Abdullah bin ’Umar radliyallaahu ’anhaa : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam : ”Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu dengan sekali cabutan dari manusia. Akan tetapi Allah akan mencabut ilmu dengan mewafatkan ulama, hingga apabila tidak tersisa lagi seorang yang ’alim, maka manusia akan menyerahkan berbagai urusannya kepada orang-orang bodoh. Maka mereka (orang-orang bodoh tersebut) ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa landasan ilmu. Sesatlah ia dan menyesatkan orang lain”.
Seperti yang dikatakan (oleh pengikut hawa nafsu) bahwa orang alim (ulama) ini dia tidaklah mengetahui realitas umat barang sedikitpun, atau dijuluki sebagai seorang ’alim yang jumud. Hal itu mereka lakukan dalam rangka menjatuhkan kredibilitas dan menjauhkannya dari umat, sebagaimana hal itu pernah termuat dalam Majalah As-Sunnah [1] – semestinya majalah tersebut diberi nama Al-Bid’ah – yang telah nampak jelas permusuhannya kepada Ahlus-Sunnah sejak pecahnya Perang Teluk.
Dan aku katakan : Sesungguhnya kaum muslimin ketika mereka mulai meninggalkan sikap ruju’ kepada ulama’, akhirnya mereka tersesat. Allah ’azza wa jalla telah berfirman : ”Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).” [QS. An-Nisaa’ : 83]. Dan yang dimaksud dengan ulil-amri di sini adalah ulama, umara’, dan ’uqalaa’ (orang-orang yang berakal/pandai) yang shalih.
Begitu pula peristiwa yang terjadi pada masa Qarun, ketika dia keluar di hadapan kaumnya dengan menampilkan segala kekayaannya, maka orang-orang yang cinta dunia menyatakan : ”Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar" [QS. Al-Qashshash : 79-80].
Sementara para ulama meletakkan perkara sesuai pada tempatnya masing-masing. Allah ’azza wa jalla berfirman : ”Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” [QS. Al-Ankabuut : 41]. ”Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” [QS. Ar-Ruum : 22]. ”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” [QS. Faathir : 28]. ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” [QS. Al-Mujaadilah : 11]. Siapakah gerangan yang diangkat oleh Allah, para ulama ataukah para pelaku geralan revolusi dan kudeta ? Telah disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam pernah ditanya : ”Kapankah terjadinya hari Kiamat ?”. Maka beliau menjawab : ”Jika setiap urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kedatangan hari kiamat tersebut !”. Kebanyakan para pemimpin hizb (partai/kelompok) itu adalah orang yang bodoh.
Dan permisalan dari fitnah ini adalah adalah fitnah yang hampir menguasai Yaman yang dihembuskan oleh Usamah bin Laden, yang apabila datang seseorang mengatakan kepadanya : ”Kami membutuhkan dana sebesar 20 ribu real Saudi untuk membangun sebuah masjid di tempat tertentu”; maka ia (Usamah) akan menjawab : ”Kami tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan dana tersebut. InsyaAllah kami akan memberikan sebatas kemampuan kami”. Namun apabila dikatakan kepadanya : ”Kami membutuhkan tank-tank, senjata-senjata, dan yang lainnya”; maka dia akan menjawab : ”Silakan ambil dana ini senilai 100 ribu real Saudi (atau lebih) dan InsyaAllah akan menyusul tambahan berikutnya”.
[selesai].
Fatwa Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi hafidhahullah :
Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi pernah ditanya : ”Semoga Allah memberikan kebaikan kepada Anda, telah sah dari Nabi ’alaihish-shalatu was-salaam bahwasannya beliau pernah bersabda : ”Allah melaknat orang-orang yang melindungi para pelaku bid’ah”. Apakah hadits ini dapat diterapkan pada negara Thaliban ? Khususnya ketika mereka melindungi Khawarij dan menyiapkan untuk mereka sebuah markas ketentaraan yang dikenal dengan Markaz Al-Faruq yang dipimpin oleh Usamah bin Laden, dan di dalamnya terdapat 4 devisi pasukan : Devisi Mu’tam, Devisi Syahrani, Devisi Hajiri, dan Devisi Sa’id. Keempat devisi tersebut adalah pihak yang melakukan peledakan di daerah ’Ulayya, serta mengkafirkan pemerintah dan ulama negeri ini (Saudi) ?
Maka Asy-Syaikh menjawab :
لا شك أن هؤلاء يعتبروا محدثين،و هؤلاء الذين آووهم داخلون في هذا الوعيد الذي قاله النبي صلى الله عليه وسلم و اللعنة التي لعنها من فعل ذلك، (( لعن الله من آوى محدثاً )) فلو أن واحداً قتل بغير حق و أنت أويته و قلت لأصحاب الدم ما لكم عليه سبيل و منعتهم ، ألست تعتبر مؤوياً للمحدثين ! )) أهـ.
”Tidak diragukan lagi bahwasannya mereka termasuk muhditsiin. Dan mereka yang telah melindungi kelompok tersebut tentunya masuk dalam ancaman sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam. Dan laknat juga ditimpakan kepada orang yang melindungi mereka : ”Allah melaknat orang yang melindungi pelaku bid’ah”. Apabila ada seorang yang terbunuh tanpa haq, dan engkau kemudian melindunginya dengan mengatakan kepada keluarga korban : ”Kalian tidak berhak untuk berbuat apa-apa terhadap pembunuh ini. Bukankah dengan tindakan ini engkau termasuk golongan muhditsiin (pelaku bid’ah) ?”
[selesai].


[1] Majalah milik Muhammad bin Surur bin Zainal Abidin, tokoh ahlul-bid’ah yang mukim di Inggris – Abul-Jauzaa’.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.