Silahkan
dilihat buku 'Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi' , penulis Syaikh
Idahram yang diterbitkan oleh Pustaka Pesantren, pada halaman. 110
Terlihat jelas Syaikh Idahram (baca :Syaikh Majhul)
ingin menghubung-hubungkan aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
dengan aqidah umat Nasrani. Tujuannya agar opini masyarakat terbentuk
dan semakin membenci beliau, sebab mengadopsi aqidah dari umat non
muslim. Padahal Ibnu Bisyr dengan sangat jelas tidak ada mengatakan 'pemberkatan' dalam kalimat yang dikutip oleh Syaikh Idahram sendiri pada bukunya Unwan al Majd.
Maka jelaslah bahwa Syaikh Idahram terlalu sangat berlebihan. Bisa jadi
karena kedengkiannya yang amat sangat, sehingga tidak ada kebaikan
sedikitpun yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di dalam
benaknya. Dibawah ini hasil scan dari buku SBSSW tersebut:
Mengenal Kata 'Pemberkatan'
Kata
'Pemberkatan' sudah dikenal sejak zaman Perjanjian Baru, bahkan sejak
masa Yesus sendiri. Jadi sebenarnya kata pemberkatan terkait erat
dengan agama Nasrani. Ini contohnya:
Markus 10
10:16. Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Menurut pemahaman umat Nasrani, arti
dari “pemberkatan” (blessing): pernyataan, permohonan, atau pemberian
restu serta rahmat ilahi yang biasanya disertai dengan tanda salib
(dari “Kamus Teologi”). Tampaknya, ini satu tingkat di bawah
"konsekrasi" (consecration), yang biasanya memang lebih ditujukan pada
hal-hal yang terkait ibadah langsung.
Dan bukan hanya manusia, tetapi
alat-alat kerja dan tempat-tempat yang digunakan untuk kegunaan bagi
orang banyak pun bisa diberkati (rumah, kantor, kendaraan, tempat
usaha). Pemberkatan semacam itu tidak lebih bagus atau lebih jelek
ketimbang “pemberkatan manusia”.
“Memberkati sesuatu” dapat
berarti “berdoa agar sesuatu/seseorang tersebut dipersembahkan kepada
Tuhan (baca : Yesus) dan dapat berguna/berfungsi sesuai dengan yang
dikehendaki oleh Tuhan”. Jadi, kita berharap agar orang atau sesuatu
tersebut dipenuhi oleh rahmat/karunia Tuhan agar dapat
berguna/berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki oleh Tuhan.
Tentu saja, hal-hal yang lazim
diberkati sangat tergantung pada daerah-daerah tertentu. Ini bisa
berbeda dari satu budaya dengan budaya lain. Di budaya tertentu,
pemberkatan rumah mungkin merupakan hal yang lazim, sementara di tempat
lain, alat-alat kerja justru yang lebih lazim.
Intinya, semuanya harus tidak bertentangan dengan ajaran dan hukum Gereja.
Oh ya, setiap membuat tanda
salib dan sebagainya (misalnya masuk ke gereja dan mengambil air suci
serta membuat tanda salib), sebenarnya itu adalah "ritus pemberkatan".
Wallahu a'lam