SURAT BUAT KELOMPOK-KELOMPOK DAKWAH1
Oleh : Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
Agama Adalah Nasehat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Agama
adalah nasehat, kami (para sahabat) bertanya : Untuk siapa wahai
Rasulullah ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Untuk
Allah, Kitab-Naya, Rasul-Nya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan
orang-orang muslim”. (HR.Muslim).
Sabagai aplikasi sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, maka saya ingin menyampaikan
nasehat kepada seluruh kelompok dakwah islam, agar senantiasa berpegang
teguh dengan al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih berdasarkan
pemahaman para ulama salaf, seperti : para sahabat, tabi’in, pata imam
mujtahidin dan orang-orang yang senantiasa meniti jejak mereka……
Kepada Kelompok Ikhwanul Muslimin
1. Hendaklah
mereka mengajarkan kepada anggota kelompoknya tauhid dan
macam-macamnya, yakni : tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah dan tauhid
asma dan sifa, karena itu adalah masalah yang sangat urgent yang
berpengaruh pada terwujudnya kebahagiaan individu maupun masyarakat,
dari pada sibuk dalam politik praktis dan yang mereka sangka seperti
fiqih waki’ (realita –ed). Ini bukan berarti buta dengan keadaan dunia
dan manusia, tapi tidak berlebi-lebihan dengannya dan tidak pula
menyepelekannya.
2. Hendaklah
mereka menjauhi pemikiran-pemikiran Sufi yang menyelisihi akidah
islam, karene banyak kita jumpai dalam kitab-kitab mereka akida-akidah
sufi yang batil :
a. Lihatlah
pimpinan mereka di Mesir, yaitu Umar Tilmisani yang banyak menyebutkan
dalam bukunya “Syahidul Mihrab” akidah-akidah Sufi yang sangat
membahayakan. Di samping membolehkan belajar musik.
b. Inilah Sayyid Quthub, menyebutkan dalam kitabnya
zilalul Qur’an” akidah Sufi wihdatul wujud pada awal surat al-Hadid,
dan lain sebagainya dari takwil-takwil yang batil. Sungguh saya telah
menyampaikannya kepada saudaranya sendiri, yaitu Muhammad Qutub agar
mengomentari kesalahan-kesalahan aqidah, karena ia adalah penanggung
jawab penerbitan “as=Syuruq”, akan tetapi dia menolaknya dan mengatakan
: Saudara saya sendiri yang akan menanggungnya. Dan saikh Abdul Latif
Badr, penanggung jawab majalah at-Tau’iyah di Mekah menyarankan
kepadaku agar saya mendatanginya lagi.
c. Lihatlah
Said Hawa, beliau menyebutkan dalam kitabnya “Tarbiyahtuna ar-Ruhiyat”
akidah-akidah Sufi, sebagaimana sudah disebutkan diawal kitab2.
d. Dan
lihatlah pula syaikh Muhammad al-Hamid dari Siria, dia menghadiahkan
kepadaku buku yang berjudul “Rudud Ala Abatil”. Dalam buku ini ada
pembahasan-pembahasan yang baik, seperti pengharaman rokok dan lainnya.
Akan tetapi dia juga menyebutkan bahwa di sana ada Abdal, Aqthab dan
Aghwats3, tapi tidaklah dinamakan al-Ghauts kecuali apabila
bisa dimintai pertolongan!!!. Padahal meminta kepada al-Ghauts dan
al-Aqthab adalah termasuk syirik yang menghapus amalan. Dan ini adalah
pemikiran Sufi yang batil yang diingkari oleh syariat Islam.
3. Jangan
sampai mereka dengki kepada saudara-saudara mereka dari salafiyyah
yang senantiasa berdakwah kepada tauhid dan memerangi bid’ah, serta
berhukum kepada al-Qur’an dan sunnah, sebab mereka adalah bersaudara.
Allah ta’ala berfirman : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (QS. Al-Hujurat : 10). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Nasihat umum kepada seluruh kelompok
Saya
sekarang sudah tua renta, umur saya sekarang telah mencapai 70 tahun,
dan saya mengharapkan kebaikan bagi semua kelompok, oleh karena itu
untuk mengamalkan hadits nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Agama itu
nasehat”, saya ingin menyampaikan bebrapa nasehat ini :
1. Agar
semua kelompok berpegang teguh dengan al-Qur’an dan sunnah Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bentuk ketaatan terhadap firman
Allah : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu bercerai-berai..”(QS.Ali Imran : 103). Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Telah
saya tinggalkan kepada kalian dua perkara, selama kalian berpegang
teguh dengan kedudukannya, maka tidak akan tersesat, yaitu (kitabullah
al-Qur’an dan sunnah Nabinya Shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (HR.Malik dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami).
2. Apabila
jama’ah-jama’ah yang ada berselisih, hendaknya mereka kembali kepada
al-Qur’an fan hadits serta amalan para sahabat, Allah ta’ala berfirman :
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kemu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya,”(QS.An-Nisa : 59). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wajib
bagi kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnahnya para
Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah
dengannya.” (Hadits shohih riwayat Imam Ahmad).
3. Hendaklah
mereka memperhatikan dakwah tauhid yang menjadi prioritas dan pusat
perhatian al-Qur’an. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memulai dakwahnya kepada tauhid dan memerintahkan para sahabatnya agar
memulai dengannya.
4. Sesungguhnya
saya telah masuk dan bergaul dengan kelompok-kelompok dakwah islam,
dan saya lihat bahwa dakwah salafiyahlah yang konsisten dengan
al-Qur’an dan sunnah menurut pemahaman salafus shaleh, yaitu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam para sahabatnya dan para tabiin.
Dengan sungguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi
isyarat tentang kelompok tang satu ini dalam sabdanya : “Ketahuilah
bahwasanya orang-orang sebelum kamu dari ahlikitab berpecah belah
menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan berpecah belah
menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua di dalam neraka dan
yang satu di surga yaitu al-Jama’ah.” (HR.Ahmad dan dinyatakan holeh al-Hafidz Ibnu Hajar). “Semua di dalam neraka kecuali satu yaitu apa yang saya dan para sahabatku ada diatasnya.”
(HR.Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albani). Dalam hadits diatas
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita,
bahwasanya orang yahudi dan nasrani berpecah belah menjadi lebih banyak
dari mereka, dan kelompok-kelompok yang banyak ini terancap masuk
neraka, karena menyimpangnya dan jatuhnya dari kitab Allah dan sunnah
Nabi-Nya. Dan bawasanya hanya satu kelompok yang selamat dari neraka dan
masuk surga, yaitu al-Jama’ah (kelompok yang berpegang teguh dengan
al-Qur’an dan sunnah serta amalan para sahabat). Keistimewaan
dakwah salafiyah adalah dakwah kepada tauhid, memerangi syirik,
mengetahui hadits-hadits yang shahih dan memperingatkan umat dari
hadits yang dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu), serta memahami
hokum-hukum syariat dengan dalil-dalilnya. Dan ini sungguh sangat
penting bagi setiap muslim. Oleh karena itu, saya menasehati seluruh
saudara-saudaraku kaum muslimin, agar senantiasa konsisten dengan dakwah
salafiyah, karena dakwah tersebut adalah dakwah yang selamat dan
kelompok yang mendapat pertolongan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Akan
senantiasa ada dari umatku satu kelompok yang tanpak diatas kebenaran,
tidak memudharatkan mereka orang yang menghinakan mereka sampai dating
urusan Allah.” (HR.Muslim). Midah-midahan Allah menjadikan kit ate rmasuk kelompok yang selamat dan mendapat pertolongan.
____________________
Note:
1. Dialihbahasakan oleh Abdurrahman Hadi Lc. Dari kitab “Kaifa Ihtadaitu ila at-Tauhid wa ash-Shiratil Mustaqim”
2. Kitab “Kaifa Ihtadaitu ila at-Tauhid wa ash-Shiratil Mustaqim oleh syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
3. Inilah
gelar-gelar sufi atas orang-orang yang dianggap wali yang mewakili
Allah di bumi (Abdal), menguasi daerah-daerah tertentu (Aqthab) atau
yang biasa dimintai pertolongan (al-Ghauts)-ed.
[Disalin dari majalah Adz-Dzakhiirah Vol.6 No.6 Edisi 38 - 1429H]
0 komentar:
Posting Komentar