-->

17 Agustus 2012

Beberapa Contoh Ucapan dan Perbuatan Tokoh-tokoh IM yang Menyimpang dari Syariat Islam


Oleh : Ustadz Abdullah Taslim
1. Mursyid umum IM pertama, Hasan Al Banna adalah pengikut tarekat sufi “Al Hashaafiyyah Asy Syaadzaliyyah” yang menganut paham kebatinan dan Wihdatul Wujud (paham yang meyakini bersatunya wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan wujud makhluk, maha suci Allah Subhanahu wa Ta’ala dari keyakinan kotor ini). Berkata Hasan Al Banna dalam kitabnya “Mudzakkiraatud Da’wati wad Daa’iyah” (hal. 27):
“Aku menyertai para pengikut tarekat “Al Hashaafiyyah” di Damanhuur, dan aku rutin menghadiri “Al Hadhrah” (acara berkumpulnya orang-orang tarekat untuk menari-nari dan menyanyi) di masjid At Taubah pada setiap malam … dan (ketika) sayyid ‘Abdul Wahhab (pemberi ijazah keanggotaan pada tarekat “Al Hashaafiyyah”) datang aku pun menerima tarekat “Al Hashaafiyyah Asy Syaadzaliyyah” darinya, dan dia menyampaikan kepadaku gerakan-gerakan dan amalan-amalan tarekat ini.”
Bahkan dia termasuk pendiri yayasan sufiyah “Al Hashaafiyyah”, sebagaimana yang diceritakannya sendiri dalam kitabnya tersebut (hal. 28). Dalam kitab “Hasan Al Banna Biaqlaami Talaamidzatihi wa Mu’aashiriihi” (hal. 70-71) Jabir Rizq menukil ucapan Abdurrahman Al Banna (saudara kandung Hasan Al Banna) tentang sebuah majelis zikir tarekat “Al Hashaafiyyah” yang dihadiri Hasan Al Banna, yang pada waktu itu dilantunkan sebuah nasyid yang isinya mengandung keyakinan Wihdatul Wujud (paham yang meyakini bersatunya wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan wujud makhluk, maha suci Allah Subhanahu wa Ta’ala dari keyakinan kotor ini). Kemudian pada kitab yang sama (hal. 71-72) sebuah nasyid yang berisi keyakinan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hadir bersama mereka dalam acara peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mereka adakan (?!).
2. Hasan Al Banna melakukan perjalanan jauh untuk menziarahi kuburan orang-orang yang dianggap wali (?), sebagaimana yang dia sebutkan sendiri dalam kitabnya “Mudzakkiraatud da’wati wad daa’iyah” (hal. 33).
3. Hasan Al Banna mengingkari keluarnya Imam Al Mahdy di akhir zaman, padahal hadits-hadits yang menunjukkan keluarnya Al Mahdy adalah hadits-hadits yang shahih dan jumlahnya banyak sekali, bahkan mencapai derajat mutawatir. Dalam kitab “Haditsuts Tsulaatsa’ li Hasan Al Banna” (hal. 108, cet. maktabatul Quran), penyusun Ahmad ‘Isa ‘Aasyuur, Hasan Al Banna berkata:
“Termasuk nasib baik, kami tidak melihat dalam Sunnah yang shahih hadits yang menetapkan (keluarnya) Al Mahdy, hadits-hadits yang menunjukkan hal ini berkisar antara hadits lemah atau palsu.” (?!)
4. Mursyid umum IM ke-3, ‘Umar At Tilmisany adalah penggemar goyang disko ala Eropa dan musik, sebagaimana yang diceritakannya sendiri dalam kitabnya “Dzikrayaat laa Mudzakkiraat” (hal. 8), dia berkata:
“Aku mempelajari goyang disko ala Eropa di arena (disko) ‘Imaadud diin, dengan tarif 3 Junaih (mata uang Mesir) untuk setiap pengajaran satu jenis disko, maka aku mempelajari dansa, fokesterot, charleston dan tango, dan aku juga mempelajari memetik alat musik ‘Uud (kecapi/biola).”
Kalau ada yang menyangka bahwa hal ini dia lakukan sebelum dia bertobat dan menjadi mursyid umum IM, maka persangkaan ini dibantah oleh dia sendiri dalam kitabnya tersebut (hal. 3 dan 17). Tidak cukup dengan menggemari kemungkaran-kemungkaran tersebut, mursyid IM ini bahkan mencap orang-orang yang mengingkari dan mencela kegemarannya tersebut sebagai orang-orang yang terlalu keras dan ekstrim, serta menyelisihi petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang selalu memilihi hal yang mudah dan meninggalkan yang susah (?!), sebagaimana yang dia katakan dalam kitabnya di atas (hal. 4 dan 284).
5. ‘Umar At Tilmisaany meninggalkan Shalat Jum’at untuk karena menyaksikan pertunjukan film, sebagaimana yang dia sebutkan sendiri dalam kitabnya “Dzikrayaat laa Mudzakkiraat” (hal. 13), pada sub judul “Aku pernah shalat di (gedung) pertunjukan film”, dia berkata:
“Ketika aku menjalani profesiku sebagai pengacara, aku selalu datang (ke gedung pertunjukan film) pada hari jum’at untuk menyaksikan pertunjukan film, biasanya aku menggunakan kesempatan waktu istirahat untuk melakukan jama’ dan qashar shalat zhuhur dan ashar (?!) pada salah satu sudut gedung pertunjukan film tersebut.”
Tidak cukup sampai disitu, bahkan dalam kitab “Mudzakkiraat” nya (hal. 73), At Tilmisaany mewajibkan hal ini (menyaksikan film, drama/theatre dsb) bagi para da’i, dia berkata:
“Termasuk kewajiban para da’i adalah menguasai penggunaan semua sarana dan media informasi, termasuk film, drama dan televisi.”
6. ‘Umar At Tilmisaany adalah seorang perokok. Dalam kitabnya “Dzikrayaat laa Mudzakkiraat” (hal. 78) dia berkata:
“Aku adalah seorang perokok…, maka aku (pernah) berkata kepada imam (Hasan Al Banna): kalau engkau memerintahkan kepadaku (untuk meninggalkan rokok) maka akan aku tinggalkan, tapi kalau engkau diam maka aku akan terus (merokok), maka Hasan Al Banna menjawab: aku tidak memerintahkan dan juga tidak melarangmu.”
Lihat juga ucapannya dalam kitab yang sama (hal. 26).
Demikianlah nukilan-nukilan yang dapat kami sampaikan – dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala – yang kami rasa cukup untuk menjadi bukti yang menjelaskan hakikat dari kelompok IM yang sebenarnya. Tujuan kami menyampaikan ini semua tidak lain adalah untuk menunaikan kewajiban kami menyampaikan nasehat kepada saudara-saudara kami sesama kaum muslimin, khususnya bagi mereka yang terpengaruh/minimal kagum terhadap propaganda yang sering digembar-gemborkan oleh kelompok IM ini. Akhirnya, kami berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar senantiasa memberikan petunjuk dan taufik-Nya kepada kita semua, serta memudahkan kita mengetahui dan mengikuti jalan yang lurus dan benar, yang telah ditempuh oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radiallahu ‘anhum, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلىِ آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة, وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Dipublikasikan oleh : ibnuramadan.wordpress.com
Disebarkan di Maktabah Abu Salma al-Atsari atas izin muslim.or.id
Hak cipta berada di tangan penulis dan webmaster muslim.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.