-->

23 Agustus 2012

PENGAKUAN MANTAN JAMA’AH TABLIGH




Beberapa mantan Jama’ah Tabligh dan para Ulama’ lainnya yang telah memahami dengan benar tentang JT ini telah sepakat atas sesatnya JT. Berikut ini kita ikuti penjelasan beliau, semoga kita dikaruniakan pemahaman yang benar oleh Allah subhanahu wa ta’ala agar dapat menyikapi dengan benar:

1. Asy Syaikh Sarda Muhammad Al Bakistani

Beliau berkata : “Inilah pengalamanku selama 10 tahun bersama JT. Sungguh JT dan Ulama’nya taklid buta terhadap Imam Abu Hanifah dan berlebihan terhadapnya, bahwa semua yang keluar dari Ulama’nya JT selalu dibawa (ditafsirkan) kepada kebaikan, walaupun sudah jelas bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sementara semua ucapan setiap orang yang bukan dari JT maka ucapan itu dianggap kedustaan dan mengada-ada.

JT telah membedakan antara dunia dengan agama (sekuler). JT mengimani 4 tokoh thariqah Sufi yaitu : Al-Jistiyah, An-Naqsyabandiyah, Al-Qadariyah, dan As-Sahrawiyah. Orang JT meyakini bahwa seorang yang meninggal dunia dan belum berbai’at kepada salah satu dari thariqah ini maka matinya mati jahiliyah.

Orang-orang JT lebih mencintai Syaikh-syaikh mereka di atas kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lebih takut kepada murka Syaikh mereka daripada kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Orang JT meyakini bahwa Aqidah yang dibawa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam adalah kesyirikan, sedangkan aqidah yang ada pada Syaikh-syaikh mereka Ad-Duyubandiyah dari JT itulah keimanan dan Islam. Syari’at itu ada yang datang dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan ada pula yang datang dari Syaikhnya JT.


2. Asy-Syaikh Abdurrohim Syah Ad-Duyubandi

Beliau telah melalui waktu yang panjang bersama pendiri JT, yaitu Muhammad Ilyas Al-Kandahlawi dan putra Muhammad Ilyas, yaitu Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi. Beliau berkata : “Sesungguhnya keadaan JT ini harus kita sampaikan kepada umat karena sesungguhnya mereka itu adalah para da’i yang belum sampai kepada derajat da’i. Mereka memulai kegiatan dengan latihan berbicara di depan muslimin. Padahal kita dapati manusia tidak berani berbicara masalah kedokteran jika mereka belum menguasai ilmunya, tetapi JT ini sangat menganggap enteng (remeh) dalam urusan agama, walaupun belum mengerti apa-apa. Mengapa mereka (orang-orang JT) begitu beraninya? Karena keyakinan mereka, barangsiapa yang telah khuruj dua kali atau tiga kali, jangan ditanya lagi tentang ketinggian derajat mereka, para Ulama di hadapan mereka tidak ada apa-apanya.”


3. Asy-Syaikh Ihtisyamul Hasan Al-Kandahlawi Ad Duyubandi

Beliau adalah suami saudari Muhammad Ilyas Al-Kandahlawi (saudara Ipar). Beliau bukan hanya sebagai Mantan Amir JT, tetapi sudah menjadi Khalifah JT pada kurun pertama. Beliau dalam waktu yang lama memimpin JT bersama Muhammad Ilyas Al-Kandahlawi. Beliau berkata : “Sesungguhnya dakwah yang muncul dari markas Nizhamuddin Dahli bukan dakwah Ilmu dan Fiqih yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka wajib bagi seluruh Masyayaikh yang telah menegakkan dakwah dan tabligh agar mencocoki thariqahnya Salafush Shalih dan Ulama’ yang benar.”


4. Asy Syaikh Saifurrohman bin Ahmad Ad Dahlawi

Beliau berkata : Sungguh benar orang yang mengatakan bahwa Yahudinya umat Islam adalah Syi’ah, sedangkan Yahudinya Ahlussunnah adalah orang yang taklid buta kepada Hanafi seperti JT, yang mereka menjadi penolong-penolong kejahilan dan taklid. Mereka adalah para penyembah tokoh-tokoh mereka dan mereka mengagungkan tokoh-tokoh mereka. Mereka telah menyuburkan kebid’ahan di dalam kaum muslimin. Mereka mewajibkan kepada muslimin suatu perkara yang tidak diwajibkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka telah membuat syari’at dengan suatu syari’at yang tidak disyari’atkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.



Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang mencintai ahli bid’ah sungguh dia telah menolong menghancurkan Islam.”


Beliau shalallahu’alaihi wa sallam juga bersabda :
“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menahan taubat bagi ahli bid’ah.”
(Shahih Al Jami’ush Shoghir)


5. Asy-Syaikh Taqiyuddin Al Hilaly rahimahullah

Beliau mempersaksikan JT dengan mengatakan : “Telah muncul di abad ke-14 ini di negeri-negeri kaum muslimin, mulai dari timur sampai barat, gerakan dakwah yang pelakunya menampakkan keikhlasan, sabar, menahan beban di dalam berdakwah. Mereka kerahkan seluruh jiwa dan raga untuk pelaksanaan dakwah, yaitu dakwahnya suatu (Jama’ah Tabligh). Mereka meletakkan 6 rukun sebagai dasar pondasi dakwah mereka (gerakan dakwah mereka disebut khuruj). Khuruj bagi JT merupakan pondasi dasar dakwah mereka (artinya JT tidak akan berkembang tanpa khuruj, pent). Kedudukan khuruj ini seperti 2 kalimat syahadat di kalangan ahli istiqamah.

Barangsiapa yang mau menerima dan menyibukkan diri dengan khuruj, mereka akan dicintai dan dimulyakan dan dimintakan ampun (oleh orang-orang JT). Adapun yang tidak mau khuruj dengan JT, walaupun orang tersebut telah melaksanakan seluruh kewajiban, fardlu-fardlu, dan sunnah-sunnah. Dengan khuruj ini, ukuran bagi orang-orang JT untuk mencintai dan membenci (memusuhi) seseorang.

Sungguh dakwah JT ini telah menimbulkan bahaya besar di kalangan muslimin, baik bahaya dunia maupun akhirat, diantaranya yaitu :

1. Berbagai bid’ah dan perselisihan terhadap sunnah Nabi.
2. Melalaikan kewajiban terhadap keluarga (anak, sistri, saudara, dan orang tua), dengan tidak menunaikan hak-hak mereka.
3. Telah memalingkan para penuntut ilmu yang bermanfaat, baik ilmu dunia maupun agama
(karena selalu diajak khuruj, pent)
4. Terbengkalainya pekerjaan (karena selalu khuruj).
5. Berapa banyak terjadi pertengkaran dan perpisahan antara orang tua dengan anaknya, antara
suami dengan istrinya.

Hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala kami mengeluhkan, kemudian kepada manusia atas bahaya kerusakan dan penyesatan besar yang ditimbulkan dari gerakan dakwahya JT ini. Maka wajib hukumnya bagi kaum muslimin yang memiliki sedikit ilmu untuk mengurangi kerusakan dan kejelekan yang diakibatkan gerakan dakwah JT ini dengan cara menjelaskan kepada muslimin kesesatan dan penyesatan JT sebagai pengamalan firman Allah subhanahu wa ta’ala :

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkan kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah yang Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqoroh : 159-160)




BAB IV
KASYFUSY SYUBHAT
(Menyingkap Kerancuan Jama’ah Tabligh)

Setelah diterbitkan buku kecil dan tipis berjudul ‘Menguak Kesesatan Jama’ah Tabligh’, banyak tanggapan, sanggahan, dan pembelaan baik dari orang yang mengaku Jama’ah Tabligh (JT) maupun dari luar JT, baik melalui telepon maupun SMS.

Sebenarnya para Ulama’ Ahlussunnah telah sepakat atas kesesatan Jama’ah Tabligh, hanya saja bagi
JT atau kelompok lain yang tidak mengerti prinsip-prinsip Ahlussunnah Wal Jama’ah di dalam memahami dan mengamalkan Islam, menjadikan penjelasan para Ulama’ tentang kesesatan JT menjadi samar dan rancu (buram dihadapan mereka). Hal ini karena jauhnya mereka dari ilmu yang benar, yaitu yang telah dipahami oleh sahabat dan yang mengikuti mereka dengan baik, As-Salafy Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Berikut ini kami sampaikan kepada pembaca tentang kerancuan-kerancuan dari orang-orang yang mengaku JT atau para pembela JT yang telah menghubungi penulis. Karena banyaknya SMS atau telepon yang masuk, saya tidak perlu menyebutkan nama atau nomor HP atau telepon mereka. Saya hanya sebutkan kerancuan-kerancuan saja dan tanggapan saya, orang-orang yang mengaku JT atau pembela JT saya sebut fulan dan apabila berpindah pada orang lain saya sebut fulan ke-2 dan seterusnya. Lalu, teks SMS-nya pun sudah dalam bentuk rangkuman dari penulis karena yang dibutuhkan di sini adalah penjelasan kerancuannya.



Berikut petikannya :

Fulan : Buku Ustadz hanya fitnah karena apa yang ditulis benar-benar
tidak ada di lapangan. Kalau anda orang laki-laki, ayo sekarang turun ke
lapangan. Kalau tidak mau, sebaiknya Anda pakai kerudung saja!

Jawab : Untuk mengetahui kebenaran itu tidak mesti harus turun lapangan, tetapi hadir di
majelis-majelis ilmu dengan duduk di depan Ulama’, Ustadz, atau membaca kitab
para Ulama’ dan mendengarkan kaset-kasetnya para Ulama’, seperti kalau kita
ingin shalat yang benar maka tidak perlu turun ke lapangan, tetapi dengan taklim (belajar)
atau membaca kitabnya para Ulama’. Adapun lapangan, kebanyakan lipstik atau
tipuan belaka.


Fulan : Buku Ustadz hanya fitnah.

Ustadz : Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa
cobaan atau ditimpa adzab yang pedih.” (QS. An-Nur : 63)

Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan terhadap ayat ini, bahwa fitnah yang dimaksud adalah nifak, bid’ah…maka JT itulah fitnah.


Fulan : Sifat sahabat (yaitu 6 rukun JT) itu disebut bid’ah?

Ustadz : Tidak ada riwayat atau ucapan para Ulama yang mengutamakan
bahwa 6 rukun JT adalah sifat sahabat. Sifat sahabat itu tidak dibatasi hanya 6
contoh, sahabat siapa yang khuruj 3 hari tiap bulan?


Fulan : Kalau sahabat khuruj seumur hidup, bukan 3 hari atau 40 hari,
sedangkan JT karena iman yang lemah maka dibatasi 3 hari, 40 hari dan seterusnya.

Ustadz : Kalau begitu maka tidak benar bahwa khuruj dikatakan sebagai sifat sahabat
karena tidak ada sahabat yang khuruj 3 hari tiap bulan dan seterusnya. Berarti ini
hanya kedustaan dari JT atas nama sahabat dan dengan ini JT telah membuat
syari’at baru dalam agama Islam yang telah sempurna ini.


Fulan : Ustadz dan kelompoknya hanya merasa benar sendiri, tidak menghargai saudara
yang lain, suka memecah belah, dan ini sifat Yahudi, berapa anda digaji?

Ustadz : Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Kalau kalian melihat kemungkaran
maka ubahlah dengan tangan, jika tidak mampu ubahlah dengan lisan, dan
seterusnya. Kalau saya dan kelompok saya adalah antek Yahudi, datangkan saksi
dan bukti jika Anda benar dan jujur.



Fulan ke-2 : Kenapa anda kok begitu bencinya kepada JT, padahal JT-lah yang telah
memakmurkan masjid, berdakwah menyadarkan muslimin. Berapa banyak
pemabuk menjadi tekun, orang kafir masuk islam.

Ustadz : Karena JT itu bid’ah, setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu di neraka.
Adapun berdakwah tidak harus ikut JT.


Fulan : Kelompok anda hanya memecah belah dan menghasut.

Ustadz : Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam datang untuk memecah belah , antara haq dan
batil, antara ahli tauhid dan ahli syirik, antara Islam dan kekafiran sehingga menjadi
jelas dan berbeda antara gelap dan cahaya.


Fulan ke-2 : Bukankah Anda tahu besarnya dosa menghasut dan memecah belah, menghina
dan merendahkan orang lain?

Ustadz : Di dalam Islam, jangankan mencela, membunuh pun asalkan dengan alasan yang
benar, dibolehkan.



Fulan ke-3 : Sebaiknya anda datang dulu ke markas JT, tanya apakah di sana itu seperti yang
Anda tulis, kalau tidak berarti fitnah.

Ustadz : Belajar itu kepada para Ulama, bukan kepada ahli bid’ah agar tidak tertular virus
kesesatannya.


Fulan ke-3 : Saya ini orang awam dan saya ini antigolongan, sedangkan golongan anda suka
mencari kesalahan orang lain, itulah antek Yahudi, berapa anda digaji?

Ustadz : Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda bahwa Islam itu terpecah menjadi 73
golongan dan satu golongan yang selamat, berarti Anda tidak mau menjadi satu
golongan yang selamat tersebut karena Anda mengaku antigolongan?!


Fulan ke-3 : Apakah satu golongan tersebut yang suka memfitnah? Kalau Anda mengatakan
72:1, tetapi kalau JT diserahkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang menilainya.

Ustadz : Yang jelas Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda dan satu golongan yang
selamat dan Anda tidak mau golongan tersebut karena Anda bilang antigolongan,
kalau Anda bukan di dalam 73 golongan berarti Anda bukan Islam?


Fulan ke-3 : Saya masih mencari satu golongan yang selamat tersebut.

Ustadz : Kalau begitu Anda tidak benar telah mengatakan antigolongan, maka hati-hatilah!




Fulan ke-4 : Siapa yang berani menyesatkan JT? Anda hanya memfitnah, tidak mengerti
lapangan.

Ustadz : Para Ulama’ sepakat bahwa JT itu penuh ajaran sesat dan bid’ah.


Fulan ke-4 : Ulama’ anda adalah Ulama’ Mosad.

Ustadz : Anda hanya latah pada kelompok Hidayatullah yang menuduh Ulama’ itu sebagai
agen mosad. Anda dan Hidayatullah tidak bisa membawa bukti dan saksi, kecuali
mengambil berita dari orang-orang kafir. Bagaimana Anda dan Hidayatullah bisa
mempercayai orang kafir untuk menjelekkan para Ulama’?


Fulan ke-4 : JT tetap eksis, pengikutnya tambah banyak, walaupun difitnah tidak berpengaruh?

Ustadz : Eksis ajaran sesat tidak mengurangi kesesatan JT. Semakin banyak pengikutnya
semakin memperbesar dosa para da’inya, kebenaran tidak diukur dengan
banyaknya pengikut, tetapi diukur dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan
pemahaman para As Salafush Sholih.




Fulan ke-5 : Segeralah bertaubat! Kenapa Anda habiskan tenaga untuk memerangi JT, karena
JT semakin ditekan semakin eksis.

Ustadz : Anda jangan GR dulu, saya tidak ada urusan dengan orang-orang JT, saya cuma
menasehati muslimin dari kesesatan JT.


Fulan ke-5 : Para pelacur anda biarkan, saudara yang mengajak ke masjid disesatkan. Siapa di
dunia ini yang berdakwah mengajak saudaranya ke masjid, yang selalu
memakmurkan masjid-masjid?

Ustadz : Bahaya bid’ah itu lebih besar dari kemaksiatan karena bid’ah itu merusak agama
yang sempurna, sedangkan kemaksiatan melanggar agama. Pelaku bid’ah lebih sulit
untuk dinasihati dan lebih sulit untuk bertaubat karena mereka merasa di atas
petunjuk dan tidak merasa bersalah, sedangkan pelacur, mereka tetap meyakini
perbuatannya adalah maksiat dan dosa sehingga Ulama’ mengatakan : “Perbuatan
bid’ah dan pelakunya itu lebih disukai iblis daripada maksiat dan Allah subhanahu
wa ta’ala lebih memurkai perbuatan bid’ah dan pelaku maksiatnya daripada
maksiat.” Dan yang saya ketahui bahwa JT itu bukan memakmurkan masjid, tetapi
menyebarkan virus kesesatan di kalangan muslimin dan mengotori masjid-masjid
muslimin.



Dari sini kita dapat membuktikan secara jelas bahwa JT itu bukanlah ahli dakwah yang menyeru kepada al haq, tetapi merupakan gerakan dakwah yang menyeru kepada thariqah pendiri JT, yaitu Muhammad Ilyas Al Kandahlawi di Nidzamuddin Delhi di India sebagaimana ini merupakan sifat dari semua kelompok sempalan yang menyeru kepada pendiri kelompok mereka. Hal ini berbeda dengan prinsip dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah yang senantiasa menyeru kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman As-Salafus Shalih.
Wallahu a’lam bish shawab


KESIMPULAN

Sekiranya buku kecil ini dapat mencukupi bagi para pembaca sekalian untuk menjadikan cara atau alasan mewaspadai diri-diri kita, keluarga kita, dan saudara-saudara kita dari pergerakan ajaran Brahma dan Budha yang dimasukkan ke dalam Islam oleh orang-orang Kelompok Jama'ah Tabligh. Mengikuti ajaran sesat sangatlah berbahaya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Kepada saudara-saudaraku sekalian kaum muslimin, hendaknya ekstra hati-hati, ekstra waspada, jangan tertipu oleh kesopanan, keramahan, kelembutan, kekhusyu’an shalat mereka, kesabaran dan keteguhan mereka, dan kesantunan berbagai lipstik indah lainnya karena di balik semua itu penuh bahaya kekufuran, kesyirikan, dan kesesatan.

Kepada para ta’mir masjid, hendaknya tidak mengizinkan rombongan Jama'ah Tabligh untuk menempati masjidnya, karena kalau memberi izin kepada mereka berarti membuka pintu bagi Tabligh untuk menyebarkan virus kesesatan Jama’ah Tabligh kepada Jama’ahnya. Selain itu juga merupakan lampu hijau bagi Tabligh untuk menularkan virus kesesatan mereka kepada masyarakat sekitar masjid, di samping aktivitas mereka selama di masjid yang dapat mengotori masjid. Para ta’mir bertanggung jawab dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala atas amanahnya.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala melindungi diri kita dan keluarga kita dari kelompok firqah Tabligh.
Amiinn…..Wallalhu a’lam bish shawwab



Penutup

Harapan besar dari penerbitan buku kecil ini adalah sebagai nasihat kepada saudara-saudara kami yang menjadi pengikut JT agar segera menyadari dan segera bertaubat mengambil pelajaran karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena hanya orang yang takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang bisa mengambil pelajaran dan peringatan.


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Orang-orang yang takut kepada Allah akan mendapat pelajaran.”
(QS. Al A’laa: 10)

Adapun orang yang binasa akan berpaling dari nasihat dan peringatan, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Dan orang-orang yang celaka akan menjauhinya, (yaitu) orang akan memasuki api yang besar (neraka).”
(QS. Al-A’laa: 11-12)


Dan telah banyak muslimin yang sempat terjerumus di dalam kesesatan JT ini, kemudian mereka kembali kepada jalan yang benar, yaitu thariqah (jalan) yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam dan para sahabat yang mereka telah di ridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah : 100)


Dengan tidak mengurangi dan menambah dari thoriqoh yang telah dinyatakan sempurna oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu. (QS. Al Ma’idah : 3)

Semoga buku ini ditulis semata-mata mendorong untuk saling menasihati dalam kebaikan, ikhlas karena mengharap wajah Allah subhanahu wa ta’ala, bersih dari hasad dan dengki. Karena sudah jelas dikalangan muslimin berdasarkan dalil-dalil yang shahih dari Al-Qur’an dan As-Sunnah bahwa setiap perkara baru yang diada-adakan di dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan di neraka.

Segala khilaf dan salah dalam buku ini adalah semata-mata dari penulis. Dan penulis bertaubat serta berlepas diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala baik di dunia ini maupun di akhirat kelak dan segala kebenaran yang terdapat dalam buku ini semata-mata dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu membimbing kita ke jalan yang diridhai-Nya. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa menyelamatkan kita dari setiap kesesatan di dunia ini dan menyelamatkan dari siksa-Nya di neraka.
Amiinn…



Sumber :
Buku “Jama’ah Tabligh : Kenyataan & Pengakuan”
Penyusun : Ustadz Abu Umamah Abdurrohim bin Abdulqohhar Al Atsary
Cetakan : Pertama Jumadil Akhir 1430 H Mei 2010 M
Penerbit : Hikmah Ahlus Sunnah
Perum KCVRI no. 49 Kencuran Ngaglik Sleman, Yogyakarta

REFERENSI
1. Tafsir Al-Qur’an karya Al-Imam Ibnu Katsir
2. Syarah Hadits Muslim karya Al Imam An Nawawi
3. Jama’atu Tabligh Aqoiduha Wata’rifuha karya Asy Syaikh Abu Usamah
Sayyid Tholiburrahman, Penerbit Daarul Bayan Lithob’i Wattauzi’
Islamabad Bakistan
4. Asy-Syari’ah karya Al-Imam Al Aajurri
5. Majalah Asy-Syari’ah edisi no. 07/1425 H/2004 M
6. Mengenal Tokoh-Tokoh Ikhwanul Muslimin karya Asy-Syaikh Ahmad An-
Najmi
7. Al Quthbiyah Hiyal Fitnah Fa’rifha karya Asy Syaikh Abu Ibrohim Ibnu
Sulthon Al Adnany, tanpa penerbit.
8. Mengenal lebih dekat Jama’ah Tabligh bersama Asy Syaikh Ahmad bin
Yahya bin Muhammad An Najmi, Asy Syaikh Hamud At Tuwaijiri dan Asy
Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan. Penerbit Cahaya Tauhid
Press Malang.













Diberdayakan oleh Blogger.