Penulis: Asy Syaikh Salim Al Hilali
Ketika
kita memperhatikan kata-kata wahyu dari Al Qur'an dan Sunnah, kita
melihat bahwa realita ummat Islam terlingkupi dengan huruf-huruf yang
jelas. Tidak samar bagi orang yang melihat hakikat urusan ini yang
tidak tertipu dengan fatamorgana yang muncul tapi sirna bahwa penyakit
Wahn telah menggerogoti urat-urat ummat ini. Reatita ini telah ada
isyarat kepadanya, peringatan jelas tanpa samar tentangnya. Jelas tanpa
kekaburan. Terang tanpa terselubung kabut yang bisa rnengganggu
pandangan.
Itu dalam hadits dari Tsauban radhiyallahu 'anhu maula Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Hampir
terjadi keadaan yang mana ummat-ummat lain akan mengerumuni kalian
bagai orang-orang yang makan mengerumuni makanannya. "
Salah seorang sahabat berkata; "Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?”
Nabi berkata: Bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ghutsa' (buih
kotor yang terbawa air saat banjir). Pasti Allah akan cabut rasa segan
yang ada didalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan
kepada kalian rasa wahn. "Kata para sahabat: "Wahai Rasulullah, apa
Wahn itu?
Beliau bersabda: "Cinta dunia dan takut mati. "
(HR
Abu Daud no. 4297, Ahmad 5/278, Abu Nu'aim dalam At Hilyah l /182
dengan dua jalan dan dengan keduanya hadits ini menjadi shohih)
Hadits ini yang menceritakan apakah wahn (cinta dunia dan takut mati) itu menunjukkan keadaan ummat Islam..?
Pertama:
Musuh-musuh
Allah dari kalangan tentara Iblis serta pendukung syaithan selalu
memata-matai perkembangan ummat Islam serta negara mereka. Karena
mereka telah melihat penyakit wahn ini telah merasuki kaum musiimin.
Penyakit ini telah menyembelih leher-leher ummat Islam. Maka mereka
menerkamnya dan masih menyembunyikan sisanya.
Kaum kuffar
dan musyrikin ahlul kitab selalu melakukan hal demikian sejak munculnya
fajar islam. Itu terjadi ketika daulah Islam yang murni yang
ditanamkan pondasinya dan dikokohkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam di Madinah dan sekitarnya.
Ini
ditegaskan dalam hadits yang menceritakan tiga orang yang sengaja tidak
ikut berperang (HR Bukhari Muslim), sebagaimana dikatakan oleh Ka'ab
bin Malik radhiyallahu 'anhu: "...Ketika aku berjalan di pasar Madinah,
tiba-tiba ada seorang petani dari petani-petani negeri Syam yang
membawa makanan untuk dijual di Madinah
berkata: Siapa yang bisa
menunjukkan Ka'ab bin Malik kepadaku? Maka orang-orang menunjukinya,
maka dia datangi aku kemudian menyerahkan kepadaku sebuah surat dari
raja Ghassan. Dan saya adalah seorang terpelajar, maka aku baca
ternyata didalamnya tertulis: Amma ba'du, telah sampai kepada kami
berita bahwa teman-temanmu bersikap keras kepadamu. Dan Allah tidak
akan membiarkanmu berada di negeri yang penuh dengan kehinaan dan
kesempitan, maka datanglah dan bergabunglah dengan kami, kami akan
menampungmu."
Perhatikan, wahai muslim yang cerdas
dan coba renungkan, wahai saudara terkasih, bagaimana orang-orang
kafir selalu mengawasi berita-berita daulah Islam. Bila ada kesempatan,
mereka akan menerkamnya dari segala penjuru. Itu juga dijelaskan
dengan:
Kedua:
Sesungguhnya
ummat-ummat kafir saling membantu dan bergabung untuk menyerang Islam,
daulahnya, pemeluknya dan para da'inya. Siapa yang membaca sejarah
perang Salib, akan tahu bagaimana peristiwa itu. Yang mana Bani Ashfar
mempersiapkan pasukannya untuk membinasakan daulah khilafah. Akan jelas
hal ini seperti jelasnya cahaya matahari ditengah teriknya siang.
Dan
hingga sempurna bagi mereka hal itu, maka mereka membuat "Kelompok",
kemudian 'Badan orgainisasi", kemudian "dewan", kemudian "Organisasi
dunia", dengan itu mereka membakarnya semangat mereka dengan
slogan-slo¬gan. Juga:
Ketiga:
Negeri-negeri
Islam adalah sumber-¬sumber kebaikan dan berkah. Maka ummat-ummat
kafir ingin menguasainya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam menyerupakannya dengan makanan baik yang membuat berselera
para menyantapnya, maka mereka menyerbunya, setiap penyerbu ingin
mendapat bagian seperti bagian singa.
Ke empat:
Orang-orang
kafir membuat negeri-negeri Islam menjadi berkelompok terpecah dan
terpisah-pisah, sebagaimana datam hadits Abdullah bin Hawalah
radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Nanti
kalian akan menjadi pasukan yang berkelompok¬kelompok. Satu kelompok
di Syam, satu kelompok di Iraq, dan satu kelompok di Yaman." kata
sahabat: Berilah pilihan, wahai Rasulullah. Maka beliau bersabda:
"Pilihlah yang di Syam, siapa yang enggan, maka yang di Yaman. Dan
hendaklah dia minum dari airnya, karena Allah menjaminkan untukku
negeri Syam dan penduduknya. " Rabi'ah berkata: Aku mendengar Idris Al
Khaulani menyampaikan hadits ini dan berkata: "Dan siapa yang dijamin
Allah tidak akan tersia-sia."
Bukankah ini realita ummat
Islam?! Mereka menjadi negara-negara yang terpisah. Tidak punya
wibawa.Tidak bisa berkuasa mengurus dalam dan luar negerinya dengan
merdeka. Semuanya diatur oleh orang kafir. Hanya Allah yang kita minta
pertolongannya dan kepadanya kita bertawakkal.
Ke lima:
Kini,
orang kafir tidak segan lagi kepada kaum muslimin, karena mereka (kaum
muslimin) sudah kehilangan wibawanya dihadapan umrnat-ummat lainnya.
Yang mana dulu wibawa itu membuat gemetar lutut dan sendi-sendi orang
kafir dan pasukan Iblis. Itu karena senjata penghancur milik kaum
muslimin tidak lagi ditakuti oleh orang kafir.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
"Akan Kami lemparkan dalam hati orang-orang kafir¬ rasa takut akibat mereka menyekutukan Allah. " (Ali Imran: 151)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda;
"Aku ditolong Allah dengan musuh mengalami rasa takut, padahal aku masih sebulan perjalanan kesana. "
Ke enam:
Unsur-unsur
kekuatan ummat Is¬lam bukan pada banyaknya jumlah dan kekuatannya,
pasukan kavalerinya dan kesombongannya, pasukan infantrinya dan para
komandannya, tapi pada aqidahnya dan manhajnya. Karena ummat ini adalah
ummat tauhid dan pengusung panji-panji tauhid.
Apakah engkau
tidak dengar sabda Rasulutlah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika
menjawab pertanyaan seorang sahabat tentang jumlah: "Bahkan kalian
ketika itu banyak !" ?
Perhatikan pelajaran dari perang Hunain, akan engkau dapati dia menjadi contoh disetiap masa.
"Dan
hari Hunain ketika kalian merasa takjub dengan jumlah kalian yang
banyak, tapi itu tidak berguna bagi kalian sedikitpun. " (QS At
Taubah:26)
Ke tujuh:
Posisi ummat
Islam ticlak dipertimbangkan sedikitpun diantara ummat¬ummat dimuka
bumi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Akan
tetapi kalian bagai buih, seperti buih banjir."
Sabda ini memberikan beberapa hal:
a. Buih yang mengalir membawa banyak kotoran bersamanya. Begini juga ummat Islam, berjalan bersama kotoran ummat Kafir
b. Banjir membawa buih
yang tidak bermanfaat bagi manusia. Begitu juga ummat Is¬lam, tidak
melaksanakan perannya dihadapan ummat-ummat lain, yaitu Amar Ma'ruf dan
Nahyi Mungkar.
c. Buih akan segera sirna. Dan
karena itu Allah akan mengganti siapa yang berpaling dan mengokohkan
kelompok yang bermanfaat bagi manusia di muka bumi.
d. Buih
yang dibawa banjir tercampur dengan kotoran tanah. Begitu juga
pemikiran mayoritas ummat Islam telah terkontaminasi dengan sampah
filsafat dan budaya yang rusak.
e. Buih yang dibawa
oleh banjir tidak tahu akan berakhir dimana karena dia berjalan bukan
atas keinginannya. Dia seperti orang yang menggali kuburnya dengan
kukunya. Begitu juga ummat Is¬lam, tidak tahu apa yang sedang
direncakan musuh¬-musuhnya atas diri mereka. Ironisnya, mereka masih
saja membebek dan mengikuti mana yang lebih keras gaungnya dan bersikap
bagai pucuk Erau yang bergerak kemana angin meniupnya.
Ke delapan:
Ummat
Islam menjadikan dunia sebagai target utamanya. Tujuan ilmunya. Oleh
karena itulah mereka menjadi takut mati. Cinta dunia karena mereka
meramaikan dunia hingga lupa kepada kampung akhirat.
Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengkhawatirkan hal ini menimpa ummatnya.
Dari
Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
beliau bersabda: "Bila ditaklukkan Persia dan Romawi, di kaum mana
kalian? Abdurrahman bin Auf berkata: Kami akan berposisi seperti yang
Allah perintahkan kami (yaitu akan memuji-Nya, bersyukur kepada-Nya dan
meminta tambahan dari nikmat-Nya. Lihat An Nawawi 18/96),
Kata
beliau: Jangan sampai selain itu, yaitu kalian akan saling
berlomba-lomba, kemudion saling mendengki, kemudian saling
membelakangi,kemudian saling membenci -atau yang sejenisnya ¬kemudian
kalian berjalan dihadapan muhajirin yang miskin dan sebagian kalian
memakan sebagian. "(HR Muslim no_ 2962)
Oleh karena ketika
ditaktukkan perbendaharaan Persia, Umar bin At Khaththab radhiyallahu
'anhu menangis dan berkata: "Sesungguhnya harta ini jika dibukakan
kepada sebuah ummat, Allah jadikan permusuhan diantara mereka."
Ke sembilan:
Ummat-ummat
kafir tidak akan bisa menghabiskan ummat Islam, walau mereka bersatu
untuk itu dari segala penjuru -dan mereka memang sudah bersatu-,
sebagaimana dinyatakan dengan jelas dalam hadits Tsauban radhiyallahu
'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya
Allah telah melipat bumi ini bagiku, maka aku melihat bagian timur dan
baratnya. Dan ummatku akan sampai kekuasaan mereka seperti yang
ditunjukkan kepadaku. Aku juga diberi perbendaharan merah dan putih
(emas dan perak yang itu adalah harta benda kerajaan Persia dan Rumawi)
dan aku meminta kepada Allah untuk ummatku agar tidak dibinasakan
dengan kelaparan setahun yang membinasakan mereka. Dan agar jangan
sampai mereka dikuasai musuh selain diri mereka sendiri hingga akan
dihancurkan mereka hingga akar-akarnya. Dan Alla telah berfirman :
Wahai
Muhammad, Sesungguhnya Aku bila menetapkan suatu ketetapan, maka itu
tidak bisaditolak. Aku memberikan bagi ummatmu untuk tidak dibinasakan
dengan kelaparan setahun.
Dan Aku tidak jadikan berkuasa
mereka satu musuhpun selain diri sendiri yang akan menyerang mereka
sendiri walau musuhnya sudah bersatu dari berbagai penjuru. Hingga
diantara mereka sendiri yang saling menghacurkan satu dengan lainnya
(HR Muslim no. 2889)
Maka apa yang bisa membuat sebuah
pohon yang kokoh yang akarnya menancap ke bumi dan cabangnya mencakar ke
langit menjadi sia-sia?!
Sumber : Buletin Dakwah Al Minhaj Edisi VI/Th.I
www.darussalaf.or.id
23 Agustus 2012
Tapi Kalian Bagai Buih…
22.25
Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.