Tanya jawab bersama Al-Ustadz Dzulqarnain
Tanya : Kenapa tidak ada ustadz salafiyyin yang mau dialog terbuka tentang penyimpangan Wahdah Islamiyah
dengan ustadz di Wahdah padahal mereka mengeluarkan pernyataaan kalau
memang mereka bersalah atau menyimpang maka mereka akan rujuk.
Jawaban : Siapa yang
tidak mau dialog ? Siapa yang tidak mau debat? Jelas? Debat itu boleh
saja, dialog itu boleh saja. Tapi kami memandang tidak ada manfaatnya
debat dengan mereka. Tidak ada manfaatnya debat dengan mereka.
1. Saya sudah pernah lakukan dengan sebagian dari mereka
. Saya pernah ketemu dengan Muhammad Ikhwan Abdul Jalil. Sekarang wakil
Wahdah Islamiyah (Wakil Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah). Dia tanya
kepada saya; “Apa kesesatan kami?” Saya sebutkan 9 point, semuanya dia akui, tidak ada yang dia tolak. Apakah dia rujuk setelah itu? Wallahi, tidak ada pernyataan rujuk ! Itu yang pertama.
2. Waktu ada Yayasan Haramain
disini. Mudirnya (pimpinannya-ed) yang bernama Muhammad atau Husain bin
Muhammad al-Khalidi itu telah mendebat mereka semuanya .
Kemudian membuatkan untuk mereka manhaj aturan-aturan aqidah yang harus
mereka pegang. Dan saya baca dari aturan-aturan tersebut, lumayan bagus
secara umum, walaupun ada hal-hal yang saya kritisi, tapi setelah itu
mereka janji untuk dikeluarkan aturan-aturannya. Tidak dikeluarkan juga.
Mereka janji akan disebarkan. Tidak dikeluarkan dan tidak disebarkan.
Jelas? Apakah ini pernyataan yang rujuk?? Bahkan waktu itu, Husein ini
bilang ke saya, dia sangat kecewa sekali dengan pernyataan Zaitun (Ketua
Umum DPP Wahdah Islamiyah-ed) ketika sudah selesai mereka sudah
sepakat, Zaitun berkata “Ini mungkin untuk berubah”. Dia sangat marah
dan berkata “Apakah manhaj dan aqidah bisa berubah?” Itu sisi yang
kedua.
3. Mereka sering menyebutkan bahwa kita tidak mau debat.
Kalau masalah debat, bicara, saya yakin bahwa mereka tidak bisa tentang
masalah mengadu hujjah dan argumen, mereka juga tahu akan kemampuan
kita, dan mereka sudah mencoba itu. Dan mereka punya pelajaran di
Panciro sana (salah satu desa di Kab Gowa tempat berdirinya Ma’had
Tarbiyatun Nisaa’-ed), kita debat dengan orang-orang LDII. Mula-mula
mereka (Wahdah Islamiyah) yang hadapi, tidak ada selesainya,
cerita-cerita sana-sini. Dan alhamdulillah kita masuk…, setelah itu
selesai. Orang LDII sampai sekarang Alhamdulillah selesai urusannya. Dan
mereka (Wahdah Islamiyah) tahu kemampuan kami untuk itu. Tapi yang
menjadi masalah orang yang membangkang tidak menerima kebenaran, tidak
ada faedahnya duduk dengan mereka, tidak ada faedahnya duduk dengan
mereka. Maka insyaAllahu Ta’ala, terbuka pintu (dialog-ed) jika ada
manfaatnya dan ada maslahatnya.
4. Saya sudah mengeluarkan dari 5
tahun yang lalu. Kurang lebih 6 kaset penjelasan tentang kesesatan
Wahdah Islamiyah, mana bantahannya? Dan saya tantang sampai
sekarang mana bantahannya. Dan InsyaAllah sebentar lagi saya keluarkan
buku tentang mereka. Kalau memang mereka bisa untuk berbicara ilmiyah,
maka keluarkan bantahan, selesai. Biarkan orang mendengarkannya. Jangan
hanya sekedar berbicara.., tidak mau debat, tidak mau ini… (seperti
syubhat yang sering dilontarkan Wahdah Islamiyah terhadap para asatidzah
salafy-ed)
5. Kemudian lebih daripada itu saya pernah nyatakan, saya telah tegakkan hujjah kepada mereka . Dan mereka kalau tetap seperti itu membuat kedustaan terhadap kami, maka saya tantang mereka untuk mubahalah (1) dimanapun mereka suka. Dan ini sampai sekarang masih tetap saya berlakukan dan sampaikan kepada mereka.
Ditranskrip dari salah satu
pertanyaan yang disampaikan kepada Ustadz Dzulqarnain di Daurah Masjid
UIN Alauddin Makassar, 09 November 2008.
Catatan : Artikel ini boleh dicopy dengan mencantumkan sumber www.groups.yahoo.com/groups/nashihah/48 .
——————–
(1) Mubahalah adalah doa yang bersungguh-sungguh diantara dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya agar Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjatuhkan kutukan berupa laknat kepada pihak yang berdusta.
(1) Mubahalah adalah doa yang bersungguh-sungguh diantara dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya agar Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjatuhkan kutukan berupa laknat kepada pihak yang berdusta.
Allah Subhaanahu wa Ta’alaa berfirman :
Siapa yang
membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan
kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak
kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri
kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan
kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta
(QS. Al-Imran : 61)
*********************
NB dari admin.
Silakan download pula
rekaman kajian yang menjelaskan tentang penyimpangan (kesesatan)
organisasi Wahdah Islamiyyah yang berpusat di Makassar. Kajian ini
disampaikan oleh Al-Fadhil Al-Ustadz Dzulqornain Makassar hafizhohullah.
0 komentar:
Posting Komentar