Dari Soal-Jawab, Buletin Dakwah Al-Furqon Edisi 10 Th-1
Pertanyaan :
Assalamu’alaikum
waroh matullahi wabarokatuh, Ustadz, saya mau tanya : Saya pernah
membaca dalam sebuah media tentang kumpulan kelompok sesat yang menyebar
di kalangan kita, salah satunya adalah Hizbut Tahrir (HT).
Apakah itu benar ustadz? (sebab saya punya teman kuliah yang ikut HT.
Dan saya mau diajak di dalamnya). Terus terang saya sempat bingung,
kalau memang sesat, kenapa keyakinan untuk mendirikan daulah islamiyah
begitu kuat?
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Muhammad Erwanto
Email : r_one@kafegaul.com
Jawab :
Wa’alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kita untuk saling memberi nasehat seperti firman-Nya :
“Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mantaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al-‘Ashr: 1-3).
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda : Agama itu adalah nasehat. Kami bertanya : “Untuk siapa?”
beliau menjawab: “Untik Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para imam kaum
muslimin dan seluruh kaum muslimin”. (HR.Muslim:55).
Beliau juga
menerangkan bahwa salah satu hak sesame muslim adalah: “Apabila ia
menerima nasehat kepadamu, maka berilah nasehat kepadanya”. (HR. Muslim:
2162).
Jadi nasehat
merupakan asas kebaikan bagi umat islam. Oleh karenanya, janganlah
nasehat disalah-artikan dengan hujatan dan caci makian. Sebab maksud
nasihat adalah mengingatkan seorang agar kembali kepada kebenaran serta
memperbaiki segala kesalahan.
Tentunya sebagai
seorang muslim yang ikhlas mencari kebenaran, dia akan menerima
kebenaran dimanapun dijumpainya. Jangan sekali-kali nasihat saudaranya
seagama dianggap sebagai suatu hal yang negatif dan dipandang sebelah
mata. Karena kita semua me maklumi, tiada manusia di dunia ini yang
bebas dari kesalahan dan kekeliruan. Sekali lagi, janganlah kita sesak
dada dan alergi untuk menerima kebenaran.
Sebagai jawaban
pertanyaan di atas, kami katakana : sesungguhnya jalan keselamatan itu
hanyalah satu, sedangkan jalan kebatilan begitu banyak tak terhingga.
Allah berfirman:
“Dan bahwa (yang
Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan
itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. (QS. A-An’am 153).
Dalam hadits tentang iftiroqul ummah (perpecahan umat) Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Semua golongan tersebut tempatnya di neraka, kecuali satu.
(yaitu) golongan yang aku ada dan para sahabat meniti di atasnya”.
(HR.Tirmidzi 2641 dan Al-Hakim dalam Al-Di’ah: 14-15 oleh syeikh Ali bin
Hasan).
Inilah jalan yang lurus. Inilah jalan keselamatan dan kebahagiaan. Yaitu jalan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para sahabatnya.
Adapun
pemahaman-pemahaman baru yang menyimpang dari pemahaman para sahabat,
maka semua itu merupakan jalan kegelapan sekalipun menjamur di segala
penjuru dunia.. maka kami menasehatkan kepada saudara-saudara
kami, khususnya para pemuda untuk berhati-hati dari pemikiran-pemikiran
baru yang hanya menipu laksana fatamorgana.
Selanjutnya, penjelasan secara ringkas tentang firqoh/golongan tersebut adalah sebagai berikut :
HIZBUT TAHRIR (HT)
Hizbut
Tahrir (HT) adalah suatu gerakan dakwah politik yang didirikan oleh
Taqiyyuddin An-Nabhani. Gerakan ini berpusat di Yordania, Syiria dan
Libanon. Kemudian terus berkembang hingga ke Eropa. (Lihat A-Maushu’ah
Al-Muyassaroh hal. 135-140).
Gerakan ini dikritik para ulama dalam hal-hal berikut:
<!–[if !supportLists]–>1. <!–[endif]–>Aqidah.
Gerakan
ini banyak terpengaruh oleh pemikiran faham Mu’tazilah. Oleh karenanya,
syaikh A-Albani menamai mereka dengan “Mu’tazilatul ‘Ashr” (Neo
Mu’tazilah: Mu’tazilah Gaya Baru). Hal ini nampak sekali pada hal-hal
sebagai berikut:
<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Mereka
sangat mengagungkan akal sehingga menjadikannya sebagai dasar
pijakan/jalan keimanan. (Baca “Al-Aqlaniyyun Afhrohul Mu’tazilah
‘Ashriyyun” oleh syeikh Ali bin Hasan Al-Halabi).
<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Mereka
mengingkari hadits-hadits ahad (hadits yang tidak mencapai derajat
mutawatir) dalam hal aqidah. Oleh karena itu, mereka tidak beriman
dengan adanya adzab kubur, keluarnya Dajjal, turunnya Isa A-Masih dan
lain-lain. (Baca bantahan keyakinan keliru ini dalam Ar-Risalah,
hal.369-387 oleh Imam Syafi’I, Al-Ihkam 1/115-143 oleh Ibnu Hazm dan
Mukhtashor Showa’iqul Musalah, hal 526-587 oleh Ibnul Qoyyim).
<!–[if !supportLists]–>2. <!–[endif]–>Manhaj Dakwah
<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Gerakan
ini tidak memprioritaskan dakwah kepada tauhid sebagaimana dakwah
kepada tauhid sebagaimana dakwah para nabi dan rosul. Tetapi bagaimana
caranya mendirikan daulah/khalifah Islamiyyah.
<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Dakwah mereka hanyalah melalui politik (menurut wacana moderen) semata.
<!–[if !supportLists]–>3. <!–[endif]–>Hukum Fiqh
Gerakan ini mempunyai fatwa dalam hokum fiqh yang sangat aneh dan nyeleneh, tidak sesuai dengan syari’at islam.
Adapun
apa yang saudara bingungkan tentang keyakinan kuat mereka untuk
mendirikan daulah islamiyyah, maka kami sampaikan penjelasan Dr.Sholih
bin Fauzan Al-Fauzan takkala menjelaskan tentang metode-metode dakwah
yang keliru: “…Ada suatu golongan yang
berdakwah kepada perbaikan hokum dan politik seta menuntut penerapan
hukum-hukum syari’at di antara manusia. Ini memang penting tetapi bukan
yang terpenting. Sebab, bagaimana mungkin dituntut penerapan hokum allah
kepada pencuri dan pezina sebelum diterapkan hokum allah kepada
orang-orang musyrik dan para penyembah patung dan kubur? Bukankah dosa
mereka lebih besar dibandingkan dosa para pezina, peminum khomr dan
pencuri itu?”.
Kemudian beliau berkata “Dan
orang-orang yang menginginkan berdirinya daulah islamiyyah sebelum
memurnikan negeri dari aqidah patung dan kuburan hanyalah mengingnkan
sesuatu yang mustahil. Sesungguhnya berhukum dan mendirikan daulah
islamiyyah merupakan penyempurnaan tauhid dan pelengkapannya. Lantas
bagaimana penyempurna tersebut diburu lebih dahulu sedang tujuan utama
dilalaikan?!”. (Lihat muqodimah Manhajul Anbiya’ fi Da’wah IlAllah, hal 23-35 oleh Dr.Robi’bin Hadi Al Madkholi cet.Maktabah Al-Furqon).
Demikian
penjelasa kami secara ringkas. Kita memohon kepada Allah agar
menunjukkan kita semua kepada jalan-Nya yang lurus. Dan sekali lagi,
kami menjelaskan hal ini hanya semata untuk menegakkan pilar nasihat di
antara kita sesame kaum muslimin. Wallohu a’lam.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Dipublikasikan oleh : ibnuramadan.wordpress.com
**Dari Soal-Jawab, Buletin Dakwah Al-Furqon Edisi 10 Th-1
0 komentar:
Posting Komentar