-->

19 November 2012

As-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i Rahimahullah Taâala | Guru, murid & Kitab Karya Syaikh Muqbil Abu Abdurrahman


Beliau adalah Muqbil bin Hadi bin Muqbil bin Qanidah Al-Hamadani Al- Wadiâi Al-Khallaaly dari kabilah Aalu Rasyid dan di timur Shaâdah dari lembah Dammaj.
Pada permulaan mencari ilmu, beliau belajar pada sebuah jamiâ Al-Hadi dan tak ada seorang-pun pada waktu itu yang membantunya dalam thalabul ilmi.
Selang beberapa waktu beliau pergi menuju Al-Haramain dan Najd. Suatu ketika seorang penceramah memberinya nasihat tentang kitab-kitab yang bermanfaat dan menunjukkannya pada Shahih Bukhari, Bulughul Maram, Riyadlush Shalihin, Fathul Majid dan memberinya satu nuskhah dari Kitab Tauhid.
Beliau menekuni dan mempelajari buku-buku tersebut. Beberapa waktu kemudian beliau pulang ke negerinya dan mengingkari setiap apa yang dilihatnya yang menyelisihi tauhid dari penyembelihan yang diperuntukkan selain kepada Allah , membangun kubah di atas kuburan dan berdoa kepada orang-orang yang telah mati.
Ketika berita ini terdengar oleh orang-orang Syiâah pada waktu itu, mereka mengatakan, Barangsiapa yang mengubah ajaran agamanya, maka bunuhlah!? Sebagian dari mereka mengadukan kepada kerabat-kerabat Syaikh, Jika kalian tidak melarangnya, maka kami akan memenjarakannya.?
Setelah itu mereka memutuskan untuk memasukkannya kembali ke Jamiâh Al-Hadi untuk belajar pada mereka dan menghilangkan syubhat syubhat yang ada pada Syaikh (menurut anggapan mereka pent). Berkata Syaikh, Ketika aku melihat kurikulum yang ditetapkan adalah Syiâah Muâtazilah maka aku putuskan untuk konsentrasi dalam ilmu nahwu.?
Dan tatkala terjadi perubahan politik antara Republik dan Kerajaan (Yaman), beliau meninggalkan negerinya dan pergi ke Najran untuk bermulazamah kepada Abul Husain Majduddin Al-Muayyid dan mendapatkan faedah darinya, terlebih khusus dalam bahasa Arab. Beliau tinggal di sana selama kurang lebih selama dua tahun, kemudian ber-âazzam untuk berrihlah (menempuh perjalanan pent) ke negeri Haramain dan Najd dan belajar pada sebuah madrasah tahfizh Al-Qur’an Al-Karim. Kemudian bertekad lagi untuk safar ke Makkah dan beliau menghadiri durus (halaqoh-halaqoh ilmu pent) diantaranya adalah Syaikh Yahya bin Utsman Al-Baqistani dan Syaikh Al-Qadhi Yahya Asywal dan Syaikh Abdurrazzaq Asy-Syahidi Al-Mahwithi.
Lalu beliau masuk ke maâhad Al-Haram Al- Makki dan selesai dari tingkatan mutawasith dan tsanawi beliau pindah ke Madinah dan masuk ke Jamiâah Al-Islamiyah pada fakultas daâwah dan ushuluddin. Saat tiba waktu liburan Syaikh merasa takut kehilangan waktunya, sehingga beliau mengikutsertakan dirinya pada fakultas syariâah untuk menambah ilmu. Karena materi-materinya saling berdekatan dan sebagiannya sama, maka hal itu dianggap sebagai murajaah (pengulangan) atas yang beliau pelajari difakultas daâwah.
Selesai dari dua fakultas ini, Syaikh berkata, Aku diberi dua ijazah, namun alhamdulillah aku tidak menghiraukannya, yang terpenting bagiku adalah ilmu.?
Setelah selesai dari dua fakultas ini dibukalah di jamiâah untuk tingkatan lan-jutan yaitu magister, beliaupun mendaftar-kan dirinya dan beliau berhasil dalam ujian penerimaannya yaitu dalam bidang ilmu hadits.
Berkata Syaikh, Setelah ini semua, aku tinggal di perpustakaanku. Hanya beberapa saat berdatanganlah sebagian saudara-saudara dari Mesir, maka aku buka pelajaran-pelajaran dari sebagian kitab-kitab hadits dan kitab-kitab bahasa. Dan masih saja para thalabul ilmi berdatangan dari Mesir, Kuwait, Haramain, Najd, ˜Adn, Hadramaut, Al-Jazair, Libia, Somalia, Belgia dan dari kebanyakan negeri-negeri Islam dan yang lainnya.?
Gunung-gunung dan pasir serta lembah-lembah menjadi saksi bagi Abu Abdirrahman (nama kunyah Syaikh Muqbil pent) dalam penyebaran Sunnah dan kesabarannya dalam menanamkan pada hati manusia serta permusuhannya terhadap bidâah dengan fadhilah dari Allah .
Guru-guru beliau yang paling masyhur :
1. Abdul Aziz As-Subail
2. Abdullah bin Muhammad bin Humaid
3. Abdul Aziz bin Rasyid An-Najdi
4. Muhammad bin Abdillah Ash-Shoumali
5. Muhammad Al-Amin Al-Mishri
6. Hammad bin Muhammad Al-Anshori
7. Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz; Mufti besar Kerajaan Saudi Arabia. (beliau pernah hadir mengikuti sebagian halaqoh ilmunya di Haramun Madani yaitu pada kitab Shahih Muslim)
8. Muhammad Nashiruddin Al-Albani (beliau mengambil faidah darinya pada pertemuan khusus para thalabatul ilmi dan pada kesempatan-kesempatan yang lainnya).
Sebagian dari karya-karya nya :
1. Ash-Shahih Al-Musnad min Asbabin Nuzul
2. Al-Ilzamaat wat-Tatabbuâ
3. Asy-Syafaâat
4. Ash-Shahih Al-Musnad mimma laisa fish-Shahihaini
5. Ash-Shahih Al-Musnad min Dalaailin Nubuwwati
6. Al-Jamiâu Ash-Shahih fil-Qadari
7. Al-jamiâu Ash-Shahih mimma laisa fish-Shahihaini (tersusun sesuai dengan bab-bab fiqhiyyah)
8. Tatabbuâu Awhamil Hakim fi al-Mustadrak al-lati lam yunabbih ˜alaiha Adz-Dzahabi maâa Tarajimi lir-ruwati alladzina laisu min rijali Tahdzibi At-Tahdzib
9. As-Suyufu Al-Bathirat li ilhadi Asy-Syuyuiyyah Al-Kafirah
10. Ijabatu As-Saili ˜an ahammi Al-Masaili
Dan beliau juga mempunyai sekitar 33 karya yang lain.
Beberapa murid-murid Syaikh yang menonjol, murid-murid beliau sangat banyak sekali tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah , kami sebutkan beberapa diantaranya yang menonjol dari kalangan muallifin (penulis buku), para dai-dai, dan selain mereka :
1. Ahmad bin Ibrahim Abul Ainain Al-Mishri
2. Ahmad bin Saâid Al-Asyhabi Al-Hajari Abul Mundzir
3. Usamah bin Abdul Latif Al-Kushi, penulis kitab Al-Adzan
4. Abdullah bin Utsman Ad-Damari, beliau terkenal sebagai pemberi ceramah kalangan Ahlussunnah di Yaman
5. Abdul Aziz bin Yahya Al-Buraâi
6. Abdul Mushawwir bin Muhammad Al-Baâdani
7. Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi Al-Abdadi
8. Muhammad bin Abdillah Al-Imam Abu Nashr Ar-Raimi
9. Musthofa bin Ismail Abul Hasan As-Sulaimani Al-Maghribi
10. Musthofa ibnul Adawi Al-Mishry
11. Yahya bin Ali Al-Muri
12. Abdur Raqib bin Ali Al-Ibbi
13. Qasim bin Ahmad Abu Abdillah At-Taizi
14. Jamil bin Ali Asy-Syajaâ Ash-Shobari
15. Ali bin Abdillah Abul Hasan Asy-Syaibani
16. Auf bin Abdillah Al-Bakkari Abu Harun
17. Utsman bin Abdillah Al-Utmi
18. Ummu Abdillah binti Muqbil bin Hadi al-Wadiâi, penulis kitab Ash-Shahihul Musnad min Asy-Syamaili Al-Muhammadiyyah dan yang lainnya.
Ditulis secara ringkas oleh Abu Malik Adnan Al-Maqthori.
Sumber :Muqaddimah Kitab Bulugh Al Maram min Fatawa Ash Shiyam As-ilah Ajaba ‘alaiha Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i, Peringkas : Abu Malik Al Maqthory, Abu Tholhah Ad Duba’i ( Edisi Indonesia : RISALAH RAMADHAN Untuk Saudaraku, Kumpulan 44 Fatwa Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi, Penerjemah Ibnu Abi Yusuf, Penerbit Pustaka Ats-TsiQaatPress, Jl. Kota Baru III No 12, Bandung, Cetakan Ke-I Sya’ban 1423 H/ Oktober 2002 M)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.