- Raja Bali meminta agar umat Islam tidak menyembelih sapi dengan dalih sapi adalah hewan yang disucikan kaum Hindu.
- Keyakinan Islam pun diinterupsi oleh orang kafir. Ayo, tokoh Islam mau bilang “Ummat Islam harus sabar dan toleran” demi menjilat entah siapa, atau berani memegangi ayat “lakum dienukum waliyadien”. Kita tunggu saja. Di negeri mayoritas Muslim ini tokoh Islamnya menjilat orang kafir atau berani menegakkan agamanya dengan kepala yang tegak da dada yang dipasang demi keyakinan iman.
- Yang minortas kafir saja berani lantang, tetapi yang mayoritas justru kadang sebaliknya. Di negeri kafir seperti Prancis saja ketika ada seorang bintang film menghalang-halangi Muslimin berqurban dengan alasan sebagai penyayang binatang, dia diadukan Muslimin ke pengadilan dan diadili, lantas apakah di negeri Muslim Indonesia ini justru sebaliknya pro kepada penghalangnya? Kita tunggu saja.
inilah beritanya.
***Raja Majapahit Bali Minta Umat Islam Tak Sembelih Sapi untuk Kurban***
Shodiq Ramadhan | Rabu, 24 Oktober 2012 | 15:19:23 WIB
Jakarta (SI ONLINE) – Beginilah nasib umat Islam jika jumlahnya minoritas. Tak ada yang namanya kebebasan beribadah. Kaum mayoritas bisa seenaknya sendiri meminta umat Islam untuk tidak menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan ajaran agamanya.
Di Bali, selama ini ketika umat Hindu menjalankan Nyepi, umat Islam dilarang mengumandangkan adzan. Kini, menghadapi Idul Qurban ternyata umat Islam masih juga diimbau untuk tidak menyembelih sapi.
Adalah Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, President The Hindu Center Of Indonesia yang juga Raja Majapahit Bali, di sela– sela dialog Islam – Hindu di Jawa Tengah, seperti dikutip Tribunnews.com,Rabu (24/10/2012), meminta agar umat Islam tidak menyembelih sapi dengan dalih sapi adalah hewan yang disucikan kaum Hindu.
”Dalam rangka Idul Adha 2012 nanti, saya menghimbau semeton (saudara, red) Islam agar tidak menyembelih sapi sebagai kurban. Mungkin bisa diganti dengan hewan lainnya. Ini penting, karena di Bali, Sapi adalah hewan yang disucikan, dan juga dipercaya sebagai kendaraan Dewa Siwa. Dan mayoritas orang Bali adalah penganut Siwaisme,” katanya.
Dengan dalih toleransi, Arya meminta Desa Adat di Bali untuk memberikan pemahaman kepada umat Islam. Harapannya, kata Arya, tanah Bali tetap sakral dan suci.
“Ya ibaratnya, dimana bumi dipijak, di sana langit dijunjung seperti yang dilakukan Sunan Kudus yang sangat toleran.” ungkap Arya yang juga President World Hindu Youth Organization (WHYO) ini. Tak berhenti sampai disitu, Arya juga mengimbau kepada perusahaan-perusahaan dan pejabat di Bali jika ingin membagikan dana CSR supaya tidak berupa sapi.
”Karena umat Hindu harus memberi contoh dan teladan sebagaimana tatwa yang diajarkan Sang Sulinggih. Mari hargai perasaan umat Hindu sehingga persatuan bisa dijaga,” ungkap President World Hindu Youth Organization (WHYO) ini.
Arya beralasan, imbauannya itu sesuai dengan kebijakan Sunan Kudus saat mendakwahkan Islam di tanah Jawa dahulu. Menurutnya, kala itu Sunan Kudus melarang umat Islam menyembelih sapi di wilayah Kudus demi menghargai penganut agama Hindu.
red: shodiq ramadhan
Para pejuang HAM dan hak kaum minoritas kemungkinan bungkam
Ketika yang diinjak-injak itu hak kaum Muslimin maka hampir dapat dipastikan, mereka yang biasanya lantang selaku apa yang mereka sebut pejuang HAM (hak asasi manusia) ataupun hak kaum minoritas, akan bungkam. Seakan yang punya hak untuk diperjuangkan itu hanya orang kafir.
Yang lebih menyakitkan hati Ummat Islam lagi, ketika yang bersikap hanya membela kepentingan kafirin itu mereka yang mengaku sebagai tokoh Islam atau bahkan resmi sebagai pemimpin lembaga Islam atau ormas Islam.
Masih pula, tidak jarang mereka itu ketika Ummatt Islam dianiaya bahkan dibunuhi, mereka justru membela penganiaya atau pembunuh dengan aneka ucapan yang sama sekali tidak ada pembelaannya terhadap penderitaan Muslimin. Tetapi sebaliknya, kalau yang terkena itu orang kafir atau munafik maka segera saja diarahkan tuduhan yang mengarah kepada Muslimin sambil memprovokasi agar diusut tuntas.
Sumber : Dikutip dari halaman nahimunkar.com
0 komentar:
Posting Komentar