Setiap ibadah memiliki rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar
ibadah tersebut sah. Seseorang yang hendak sholat tentu akan berwudhu
terlebih dahulu, karena suci adalah syarat sah sholat. Begitu pula
ibadah yang lain seperti haji, puasa dan zakat juga memiliki rukun-rukun
dan syarat yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Segala sesuatu yang
harus dipenuhi sebelum mengerjakan sesuatu yang lain disebut syarat.
Lalu bagaimana pula dengan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh?
Tidak diragukan lagi bahwa syahadat adalah setinggi-tingginya derajat
keimanan dan rukun islam yang paling utama. Di sana ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi agar kalimat Laa Ilaaha Illalloh yang kita ucapkan dianggap sah.
Para ulama menjelaskan bahwa syahadat Laa Ilaaha Illalloh memiliki delapan syarat:
1. Ilmu
Sebuah pengakuan tidak dianggap kecuali dengan ilmu. Oleh karena itu,
wajib bagi kita untuk mengucapkan kalimat syahadat ini dengan mengilmui
makna dari kalimat tersebut. Alloh berfirman, “Dan
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Alloh tidak dapat memberi
syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang
yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya).” (Az Zukhruf: 86). Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmui Laa Ilaaha Illalloh pasti masuk surga.” (HR. Al Bukhori dan Muslim). Dan makna yang benar dari kalimat Laa Ilaaha Illalloh yaitu tidak ada sesembahan yang haq melainkan Alloh Ta’ala.
2. Yakin
Yakin adalah tidak ragu-ragu dengan kebenaran maknanya sehingga tidak
mudah terombang-ambing oleh berbagai cobaan. Alloh berfirman, “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya
(beriman) kepada Alloh dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Alloh. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujurat: 15)
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang engkau jumpai dari balik dinding ini dia bersaksi Laa Ilaaha
Illalloh dengan keyakinan hatinya sampaikanlah kabar gembira untuknya
bahwa dia masuk surga.”(HR. Muslim)
3. Menerima
Alloh menceritakan keadaan orang kafir Quraisy yang tidak menerima dakwah Nabi Muhammad dalam firman-Nya, “Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa ilaaha Illalloh’
(Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Alloh) mereka menyombongkan
diri. Dan mereka berkata: ‘Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?’.” (As Shoffat: 35-36)
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Inilah sifat
orang kafir, tidak menerima kebenaran kalimat Laa ilaaha Illalloh.
Sungguh hanya Alloh lah yang berhak disembah dan diibadahi.
4. Tunduk
Maksudnya yaitu melaksanakan konsekuensinya lahir dan batin. Alloh berfirman, “Dan
barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang
yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang kokoh. Dan hanya kepada Alloh-lah kesudahan segala urusan.” (Luqman: 22)
Nabi bersabda, “Tidaklah sempurna iman kalian sehingga hawa nafsunya tunduk mengikuti ajaranku.” (HR. Thabrani)
5. Jujur
Alloh berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar
(jujur) dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al ‘Ankabut: 2-3)
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tak
seorang pun bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dan Muhammad hamba Alloh dan
rasul-Nya dengan kejujuran hati kecuali Alloh mengharamkan neraka untuk
menyentuhnya.”(HR. Al Bukhori dan Muslim)
Betapa kejujuran menjadi syarat sahnya syahadat. Lihatlah bagaimana
syahadat orang munafik ditolak oleh Alloh karena tidak jujur.
Sebagaimana firman-Nya, “Apabila orang-orang munafik datang
kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar Rasul Alloh.’ Dan Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar Rasul-Nya; dan Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya
orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (Al Munafiqun: 1)
6. Ikhlas
Ikhlas hakikatnya mengharapkan balasan dari Alloh saja, tidak kepada selain-Nya. Alloh berfirman,“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan
mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)
Apa yang dimaksud dengan ikhlas?
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Alloh mengharamkan bagi neraka menyentuh orang yang mengatakan Laa Ilaaha Illalloh karena semata-mata mencari wajah Alloh.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)
7. Cinta
Alloh berfirman, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Alloh; mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman
sangat cinta kepada Alloh. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Alloh semuanya dan bahwa Alloh amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Al Baqoroh: 165)
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga
hal barangsiapa memilikinya pasti akan merasakan kelezatan iman: Alloh
dan rasul-Nya lebih dia cintai dibanding selain keduanya, dia mencintai
seseorang karena Alloh, dan dia benci untuk kembali kafir sebagaimana
kebenciannya jika dilempar ke dalam api.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)
8. Mengingkari peribadatan kepada Thoghut.
Thoghut adalah segala sesuatu selain Alloh yang ridho disembah/diibadahi. Alloh berfirman, “Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang
ingkar kepada Thoghut dan beriman kepada Alloh, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.
Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqoroh: 256)
Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh dan mengingkari sesembahan selain
Alloh, haramlah harta dan darahnya sedang perhitungannya adalah terserah
kepada Alloh Azza Wa Jalla.” (HR. Muslim)
Perlu diperhatikan, syarat-syarat ini tidak bermanfaat sama sekali
jika sekedar dihafalkan, tanpa diamalkan. apakah kita sudah mengevaluasi
syahadat kita? Sudahkah terpenuhi delapan syarat ini dalam syahadat Laa Ilaaha Illalloh yang
kita ikrarkan? Belum terlambat. Berbenahlah! Semoga kita bertemu dengan
Alloh sebagai seorang yang bertauhid, bukan sebagai seorang musyrik. Wal ‘iyaadzu billah.
***
Penulis: Nurdin Abu Yazid
15 November 2012
Syarat Syahadat Laa Ilaaha Illallah
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar