-->

16 September 2012

BERDUSTA ATAS NAMA AHLUL BA'IT





(Sayyid Ahmad At-Tijani)

Thariqat at-Tijaniyyah menitsbatkan diri mereka kepada Syaikh Ahmad bin Muhammad at-Tijani atau yg lebih dikenal dengan Syaikh at-Tijani, yg lahir pada hari kamis 13 Shafar 1150 H di Ain Madhi (Madhawi) di Sahara timur Maroko. Menurut thariqatnya beliu masih mempunyai nasab sampai 'Ali bin Abu Thalib radiyallohu Anhu, hingga julukan sayyid pun ditujukan padanya.

Ketahuilah, semoga Alloh Ta'aala memberikan manfaat buat saya dan anda untuk mengamalkan al-Qur'an dan as-Sunnah Rasululloh, dan semoga Dia menjaga kita dengannya dari kesesatan dan ketergelinciran, bahwasanya kitab-kitab thariqat at-Tijaniyyah banyak sekali, dan disini saya akan memberikan beberapa nukilan dari buku-bukunya :

1]. Kitab Jawahirul Ma'ani Min Faidho Abil Abbas at-Tijani, karya Ali Harazim bin al-Arabi.

2]. Kitab al-Jami, karya syaikh Muhammad bin al-Musri.

3]. Kitab al-Ifadatul Ahmadiyyah, karya at-Tayyib as-Sufyani.

4]. Kitab Rimah Hizburrahim ala Nuhuri Hizbirrajim, karya Umar bin Sa'id al-Fauti as-Sinighali.

5]. Kitab al-Bughuyatu Syarhul Maniyyah, karya Syaik al-Arabi bin as-Sayih.


ISI KITAB DAN SYUBHATNYA.

Syubhat :

Umar bin Sa'id al-Fauti as-Sinighali, pengarang kitab "Rimah Hizbirrahim ala Nuhuri Hizbirrajim" (tikaman partai Alloh pada leher-leher kelompok terkutuk) berkata dalam kitabnya Juz ke-2, hal 4, pasal ke-36, tatkala menyebutkan keutamaan at-Tijani :

"...bahwasanya Syaikh adalah penutup para wali, pemuka ulama, imam orang-orang yg benar, syaikh adalah yg membantu/ menolong para wali qutub (wali yg mengatur alam semesta, Maha Suci Alloh dari apa yg mereka sifatkan), dan dia adalah wali qutub yg tersembunyi, dia adalah perantara antara para Nabi dan wali dimana tidak seorang pun dari kalangan para wali baik yg terkemuka maupun yg tidak terkemuka yg ingin bertemu Nabi melainkan harus melalui dirinya dan hal itu tanpa di rasakan para wali."

Syubhat :

1). Bahwa Syaikh at-Tijani telah memuji dirinya dan menganggap suci dirinya.

2). Bahwasanya perkataan at-Tijani :

"...luapan yg mengalir dari Nabi Muhammad diambil oleh dzat-dzat para Nabi, dan segala luapan yg mengalir dan muncul pada dzat-dzat para Nabi, dzat ku mengambilnya dan memancar keseluruh penjuru alam hingga kiamat. Dan seluruh para sahabat Nabi termasuk di dalamnya, maka at-Tijani adalah seorang yg lebih utama dari seluruh Sahabat Nabi."
3). Syaikh at-Tijani berkata :

" Tidak seorangpun makhluk minum dan meneguk kecuali dari lautan kami. Jika Alloh mengumpulkan makhluk-Nya disuatu tempat, Dia akan memanggil dengan suara-Nya yg keras, semua makhluk yg berada di tempat itu mendengar: " Wahai makhluk di padang Mahsyar ada di depan kalian seorang yg memberi pertolongan kepada kalian (syaikh at-Tijani)."

4). Syaikh at-Tijani berkata :

" Ruh Nabi Muhammad dan Ruhku seperti ini (at-Tijani menunjukan jari tengah dan jari telunjuk), Ruh Nabi Muhammad membentang/ memberikan pertolongan pada para Nabi dan Rasul, sedangkan Ruhku membetang/memberikan pertolongan kepada para wali, orang-orang arif bijaksana dari awal hingga akhir.

5). Syaikh at-Tijani berkata :

" Kedudukan kita disisi Alloh tidak akan dapat dicapai oleh salah seorang dari kalangan para wali, tidak akan dapat di dekati di karenakan besarnya ke dudukannya, dan bahwasanya seluruh para wali sejak zaman para sahabat hingga hari kiamat tidak ada yg dapat mencapai kedudukan kita."

6). Syaikh at-Tijani berkata :

" Umur manusia seluruhnya musnah kecuali umur para pelaku shalawat al-Fatih, mereka beruntung dunia dan diakhirat, tidaklah seseorang menyibukan umurnya membaca shalawat al-Fatih kecuali pasti akan bahagia. Kedua tapak kakiku ini diatas leher setiap wali Alloh semenjak Nabi Adam hingga hari kiamat."


JAWAB

Syaikh Muhammad Taqiyuddin al-Hilali rahimahulloh berkata :

1). Argumennya bukan hujjah baginya, karena firman Alloh dan sabda Nabi adalah haq, keduanya tidak membutuhkan dalil dan tegaknya hujjah, karena keduanya adalah hujjah, dan hujjah yg umum lebih khusus dari hujjah yg khusus.

2). Demikian juga ucapan syaikh at-Tijani bukalah hujjah, bahkan ucapanya itu membutuhkan hujjah. Maka dikatakan padanya :

PERTAMA:

Dari mana engkau tahu bahwa ruh at-Tijani sebanding dengan ruh Nabi Muhammad ? Ruh Nabi terbentang pada para Nabi, sedangkan ruh at-Tijanh terbentang pada para wali ?
KEDUA:

Apa yg dimaksudkan dengan "al-Madad" (pembetangan/pertolongan) apakah hal ini nyata atau maknawi, adapun yg nyata adalah pemberian kesehatan dan rizki dan yg semisal keduanya. Adapun yg maknawi adalah petunjuk ke dalam hati berupa ilmu, hikmah, dan taufiq untuk taat kepada Alloh dan terjaga dari bermaksiat kepada-Nya, serta pensucian dan perbaikan jiwa pada tingkatan ihsan hingga mencapai derajad "as-Siddiqin" (orang-orang yg benar), jika ini yg engkau maksudkan maka al-Qur'an dan as-Sunnah serta dasar-dasar ilmu agama, dan seluruh dali baik nash maupun akal menujukan ungkapan yg amat jelas bahwasanya Alloh sajalah yg menolong hamba-hamba-Nya. Dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah makhluk yg paling utama, namun beliau tidak kuasa memberikan itu semua, baik kepada para Nabi atau selain mereka, bahkan beliau sendiri "fakir" (membutuhkan Alloh 'Azza wa Jalla), beliau meminta pertolongan kepada-Nya.


Inikah "al-Madad" yg tidak nyata, yg didakwakan Umar bin Sa'id al-Fauti as-Sinighali pengarang kitab "ar-Rimah", untuk mengokohkan kedudukan/keutamaan syaikh at-Tijani, yg hanya fatamorgana, dan khayalan batil, dan dibangun diatas kebatilan.


Wallohu A'lam.

Majalah adz-Dzakiirah.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.