"Bagi orang yang hendak bersafar disunnahkan ketika pertama kali
meletakkan kaki untuk menaiki kendaraan membaca BISMILLAH (بِسْمِ اللهِ )
"Dengan menyebut nama Allah" (Dalam riwayat at-Tirmidzi, membaca
"Bismillah" tiga kali, lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi III/420 no. 3446)
Setelah duduk di atas kendaraan, membaca:
اَلْحَمْدُ لِلََّهِ (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا
كُنَّا لَـهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ)
اَلْحَمْدُ لِله اَلْحَمْدُ لِلََّهِ
اَلْحَمْدُ لِله ، اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ظَلَمْتُ
نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ .
"Segala puji hanya milik Allah, ( Maha Suci Rabb yang menundukkan
kendaraan ini untuk kami, sedangkan sebelumnya kami tidak mampu. Dan
sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami (di hari Kiamat). Segala
puji hanya milik Allah, Segala puji hanya milik Allah, Segala puji
hanya milik Allah, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar,
Mahasuci Engkau, Ya Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku,
maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni
dosa-dosa kecuali Engkau." (HR. Abu Dawud no. 2602, at-Tirmidzi no.
3446, al-Hakim II/99, Ahmad takhrij Ahmad Syakir no. 753, Hadits ini
Shohih Lihat Silsilah Ahaadits as-Shahiihah no. 1653)
▓░ DOA MOHON DIPERBAIKI URUSAN DUNIA DAN AKHIRAT
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ دِينَارٍ، حَدَّثَنَا أَبُو قَطَنٍ عَمْرُو
بْنُ الْهَيْثَمِ الْقُطَعِيُّ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ عَبْدِ اللهِ
بْنِ أَبِي سَلَمَةَ الْمَاجِشُونِ، عَنْ قُدَامَةَ بْنِ مُوسَى، عَنْ
أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ :
(Imam Muslim
berkata), Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Dinar, (dia –
Ibrahim bin Dinar berkata), telah mengabarkan kepada kami Abu Qathon Amr
bin Al-Haitsam Al-Qutho'iy, dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Abi
Salamah Al-Majisyuni, dari Qudamah bin Musa dari Abu Sholih as-Sammaani
dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, dia berkata, Rasulullah
Shallallahu'alahi wassalam pernah bersabda:
«اللهُمَّ أَصْلِحْ
لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ
الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا
مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ»
"Ya Allah, perbaikilah
agamaku untukku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku, dan
perbaikilah duniaku untukku, yang ia menjadi tempat hidupku, serta
perbaikilah akhiratku yang ia menjadi tempat kembaliku. Jadikanlah
kehidupan ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, serta
jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan."
(HR. Muslim no. 2720 (71) Derajat Hadits Shohih )
▓░ DOA DIBERIKAN KETETAPAN HATI
Doa diberikan KETETAPAN HATI dan KHUSNUL KHOTIMAH (akhir kehidupan yang baik)
اَللَّهُمَّ مُصَرِّفَ القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
"Ya Allah, yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami pada
ketaatan kepada-Mu (HR. Muslim no. 2654 dari Abdullah bin 'Amr al Ash)
يَا مُقَلِّبَ القُلُوْبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنكَ
"Ya Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada
agama-Mu." (HR. Ahmad VI/302, Hakim I/525, Tirmidzi no. 3522. Shahih,
lihat Shahih at-Tirmidzi III/171 no. 2792.)
▓░ DOA BERLINDUNG DARI KESYRIKAN
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ
يَعْنِي ابْنَ أَبِي سُلَيْمَانَ الْعرْزَمِيَّ، عَنْ أَبِي عَلِيٍّ رَجُلٍ
مِنْ بَنِي كَاهِلٍ قَالَ: خَطَبَنَا أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ
فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ؛ فَإِنَّهُ
أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ. فَقَامَ إِلَيْهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
حَزْنٍ، وَقَيْسُ بْنُ المُضَارِبِ فَقَالَا: وَاللَّهِ لَتَخْرُجَنَّ
مِمَّا قُلْتَ أَوْ لَنَأْتِيَنَّ عُمَرَ مَأْذُونٌ لَنَا أَوْ غَيْرُ
مَأْذُونٍ. قَالَ: بَلْ أَخْرُجُ مِمَّا قُلْتُ، خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: «أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ؛ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ
النَّمْلِ» . فَقَالَ لَهُ: مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ وَكَيْفَ
نَتَّقِيهِ، وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: قُولُوا: «اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ
شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ»
"(Imam Ahmad berkata:) "Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin
Numair, (Dia - Abdullah bin Numair berkata:), 'Telah mengabarkan kepada
kami Abdul Malik yaitu Ibnu Abi Sulaiman Al-Arzami, Dari Abu Ali,
seorang yang berasal dari Bani Kahil, berkata: "Abu Musa Al-Asy'ari
berkhutbah di hadapan kami seraya berkata: 'Wahai sekalian manusia,
takutlah kalian kepada syirik ini, karena ia lebih halus dari¬pada
rayapan semut." Kemudian Abdullah bin Hazn dan Qais bin Al-Mudlarib
mendatangi Abu Musa seraya berkata: "Demi Allah, engkau harus
menguraikan apa yang engkau katakan atau kami akan mendatangi Umar, baik
kami diizinkan atau tidak." Lalu Abu Musa berkata: "Kalau begitu aku
akan menguraikan apa yang aku katakan. Pada suatu hari Rasulullah
Shallalahu 'alaihi wa Sallam pernah berkhutbah di hadapan kami seraya
bersabda: 'Wahai sekalian manusia, takutlah pada syirik ini, karena ia
lebih halus daripada rayapan semut.' Kemudian orang yang dikehendaki
Allah bertanya kepada beliau: 'Bagaimana kami bisa menghindarinya,
sedangkan ia lebih halus dari rayapan semut, ya Rasulullah?' Beliau
menjawab: 'Ucapkanlah: "
«اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ»
"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari
mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui dan kami memohon
ampunan kepada-Mu dari apa yang kami tidak ketahui." (HSR. Ahmad IV/403
no 19606 dan at-Thabrani dalam al-Mu'jamul Ausath no. 3503, isnad dan
perawi-perawinya tsiqah (terpercaya) selain Abi Ali karena sesungguhnya
ia tidak dianggap tsiqah kecuali oleh Ibnu Hibban. Al-Haitsami
memberikan penilaianya dalam kitabnya "Majmauz Zawaid wa Manbaul Fawaid"
10/223, beliau berkata: "Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Thobroni dalam
Mu'jamul Kabir dan Mu'jamul Ausath, rijalnya Ahmad adalah rijal yang
shohih kecuali Abu Ali yang telah diberikan penilaian "terpercaya" oleh
Ibnu Hibban. Syaikh Albani berkata: "Aku tidak mendapati seorang pun
yang mencela Abu Ali"
Hadits ini hasan, lihat Shahih Targhib wat Tarhib, no. 36.
Abu Kayyisa
http://belajarhadits.com/
16 September 2012
DOA NAIK KENDARAAN
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar