Janganlah Bersedih Wahai Saudaraku!
Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsari
Senang,
bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka cita adalah sesuatu yang
biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan
dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira.
Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa
sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa.
Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ
خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ
سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin.
Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki
oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi
kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan
baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak
menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.”
(HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu)Kriteria Orang yang Paling Mulia
Sesungguhnya kesenangan duniawi seperti harta dan
status sosial bukanlah ukuran bagi kemuliaan seseorang. Karena Allah
Ta’ala memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak
dicintai-Nya. Akan tetapi Allah akan memberikan agama ini hanya kepada
orang yang dicintai-Nya. Sehingga ukuran/patokan akan kemuliaan
seseorang adalah derajat ketakwaannya. Semakin bertakwa maka dia semakin mulia di sisi Allah. Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujuraat:13)Jangan Sedih ketika Tidak Dapat Dunia
Wahai saudaraku, ingatlah bahwa seluruh manusia
telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya,
amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ
ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ
الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ
بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah
(air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu
menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus
seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan
dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya,
sengsara atau bahagianya.” (HR. Al-Bukhariy no.3208 dan Muslim no.2643
dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah taqdirkan. Allah Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي
أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ
ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ(22) لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا
فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُورٍ(23) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ
بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ
الْحَمِيدُ(24)
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi
dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)
supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian,
dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya
kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia
berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah
Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.” (Al-Hadiid:22-24)
Download Gratis Audio MP3 Khutbah Iedul Fitri Pilihan
Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Maka berusahalah beramal/beribadah dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jangan membuat perkara baru dalam agama (baca:bid’ah).
Dan berusahalah mencari rizki dengan cara yang halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.
Hendaklah Orang yang Mampu Membantu
Hendaklah bagi orang yang mempunyai kelebihan harta ataupun yang punya kedudukan agar membantu saudaranya yang kurang mampu dan yang mengalami kesulitan. Allah berfirman:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ مِنْ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى الْجَنَّةِ إِلاَّ قَدْ
أَمَرْتُكُمْ بِهِ وَلَا عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى النَّارِ إِلاَّ قَدْ
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ لاَ يَسْتَبْطِئَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ رِزْقُهُ أَنَّ
جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَلْقَى فِيْ رَوْعِيْ أَنَّ أَحَدًا
مِنْكُمْ لَنْ يَخْرُجَ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقُهُ
فَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاسُ وَاَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ فَإِنْ
اسْتَبْطَأَ أَحَدٌ مِنْكُمْ رِزْقُهُ فَلاَ يَطْلُبْهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ
فَإِنَّ اللهَ لاَ يُنَالُ فَضْلُهُ بِمَعْصِيَةٍ
“Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke surga kecuali aku telah
perintahkan kalian dengannya dan tiada suatu amalan pun yang mendekatkan
ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh salah
seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya. Sesungguhnya Jibril
telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari kalian tidak
akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya.
Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam
mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian
merasa/menganggap bahwa rizkinya lambat maka janganlah mencarinya dengan
bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah
tidak akan didapat dengan maksiat.” (Shahih, HR. Al-Hakim no.2136 dari
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)Maka berusahalah beramal/beribadah dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jangan membuat perkara baru dalam agama (baca:bid’ah).
Dan berusahalah mencari rizki dengan cara yang halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.
Hendaklah Orang yang Mampu Membantu
Hendaklah bagi orang yang mempunyai kelebihan harta ataupun yang punya kedudukan agar membantu saudaranya yang kurang mampu dan yang mengalami kesulitan. Allah berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ
تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.” (Al-Maa`idah:2)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُؤْمِنًا سَتَرَهُ اللهُ فِيْ
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ
الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ
“Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan
dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan hilangkan darinya satu
kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa yang
memudahkan orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan mudahkan
baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib
seorang muslim, maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan
Allah akan senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut mau menolong
saudaranya.” (HR. Muslim no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Berdo’a ketika Sedih
Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah do’a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Juga do’a berikut ini:
Ilmu adalah Pengganti Segala Kelezatan
Di antara hal yang bisa menghibur seseorang ketika mengalami kesepian atau ketika sedang dilanda kesedihan adalah menuntut ilmu dan senantiasa bersama ilmu.
Berkata Al-Imam Al-Mawardiy: “Ilmu adalah pengganti dari segala kelezatan dan mencukupi dari segala kesenangan…. Barangsiapa yang menyendiri dengan ilmu maka kesendiriannya itu tidak menjadikan dia sepi. Dan barangsiapa yang menghibur diri dengan kitab-kitab maka dia akan mendapat kesenangan…. Maka tidak ada teman ngobrol sebaik ilmu dan tidak ada sifat yang akan menolong pemiliknya seperti sifat al-hilm (sabar dan tidak terburu-buru).” (Adabud Dunya wad Diin hal.92, dari Aadaabu Thaalibil ‘Ilmi hal.71)
Duhai kiranya kita dapat mengambil manfaat dari ilmu yang kita miliki sehingga kita tidak akan merasa kesepian walaupun kita sendirian di malam yang sunyi tetapi ilmu itulah yang setia menemani.
Contoh Orang-orang yang Sabar
Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.
Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi Ya’qub:
Allah juga berfirman mengisahkan tentang Maryam:
Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah do’a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا أَصَابَ أَحَدًا قَط هَمٌّ وَلاَ حُزْنٌ فَقَالَ:
(اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِيْ
بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ
اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ
خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ
عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ
وَنُوْرَ صَدْرِيْ وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ) إلا أذهب الله
همه وحزنه وأبدله مكانه فرجا قال فقيل يا رسول الله ألا نتعلمها فقال بلى
ينبغي لمن سمعها أن يتعلمها
“Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun kesedihan lalu
dia berdo’a: “Ya Allah, sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba
laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu,
telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Saya meminta
kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang Engkau
menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang
dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang
Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an
sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir
kesedihanku serta penghilang kegundahanku.” kecuali akan Allah hilangkan
kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan
keluar dan kegembiraan.” Tiba-tiba ada yang bertanya: “Ya Rasulullah,
tidakkah kami ajarkan do’a ini (kepada orang lain)? Maka Rasulullah
menjawab: “Bahkan selayaknya bagi siapa saja yang mendengarnya agar
mengajarkannya (kepada yang lain).” (HR. Ahmad no.3712 dari ‘Abdullah
bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy)Juga do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ
وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وِالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ
الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana,
sedih, lemah, malas, kikir, penakut, terlilit hutang dan dari
tekanan/penindasan orang lain.” (HR. Al-Bukhariy 7/158 dari Anas radhiyallahu ‘anhu)Ilmu adalah Pengganti Segala Kelezatan
Di antara hal yang bisa menghibur seseorang ketika mengalami kesepian atau ketika sedang dilanda kesedihan adalah menuntut ilmu dan senantiasa bersama ilmu.
Berkata Al-Imam Al-Mawardiy: “Ilmu adalah pengganti dari segala kelezatan dan mencukupi dari segala kesenangan…. Barangsiapa yang menyendiri dengan ilmu maka kesendiriannya itu tidak menjadikan dia sepi. Dan barangsiapa yang menghibur diri dengan kitab-kitab maka dia akan mendapat kesenangan…. Maka tidak ada teman ngobrol sebaik ilmu dan tidak ada sifat yang akan menolong pemiliknya seperti sifat al-hilm (sabar dan tidak terburu-buru).” (Adabud Dunya wad Diin hal.92, dari Aadaabu Thaalibil ‘Ilmi hal.71)
Duhai kiranya kita dapat mengambil manfaat dari ilmu yang kita miliki sehingga kita tidak akan merasa kesepian walaupun kita sendirian di malam yang sunyi tetapi ilmu itulah yang setia menemani.
Contoh Orang-orang yang Sabar
Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.
Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi Ya’qub:
وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَاأَسَفَى عَلَى يُوسُفَ
وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ(84) قَالُوا
تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ
مِنَ الْهَالِكِينَ(85) قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى
اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ(86)
“Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata:
“Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih
karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap
anak-anaknya). Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati
Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk
orang-orang yang binasa.” Ya`qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada
Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari
Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.” (Yuusuf:84-86)Allah juga berfirman mengisahkan tentang Maryam:
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا(22)
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَالَيْتَنِي
مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا(23) فَنَادَاهَا مِنْ
تَحْتِهَا أَلاَّ تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا(24)
وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا
جَنِيًّا(25)
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan
anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata:
“Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu
yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat
yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu
ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu.” (Maryam:22-25)
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai
orang-orang yang sabar dan istiqamah dalam menjalankan syari’at-Nya,
amin. Wallaahu A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar