Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed
Pada bulan Rabiul Awal ini, ada satu acara ritual tahunan yang biasa dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, yaitu Maulid Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam. Kali ini kami coba sampaikan beberapa tanya jawab
seputar acara ritual yang seakan-akan menjadi kewajiban untuk
dilaksanakan setiap tahunnya ini. Mereka bertanya tentang
masalah-masalah tersebut sebagai berikut:
Apa hukum peringatan Maulid Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam?
Peringatan Maulid adalah perkara bid’ah. Acara ini tidak pernah
dikerjakan oleh shahabat radhiyallahu ‘anhum dan Rasulullah Sholallahu
‘Alaihi Wasallam tidak pernah mengajarkannya. Sedangkan dalam masalah
syariat agama ini, kita tidak bisa membuat cara ibadah sendiri, atau
menguranginya dan menambahnya dengan cara-cara ibadah yang baru.
Diriwayatkan oleh Aisyah, Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda (yang artinya), “Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan kami
ini sesuatu yang tidak pernah ada daripadanya, maka hal itu tertolak.”
(Mutafaqun ‘Alaih)
Dalam riwayat yang lain Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda (yang artinya), “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang
tidak pernah ada perintah kami padanya, maka hal itu tertolak.” (Hadits
Riwayat Bukhary Muslim)
Jadi karena tidak ada tuntunan dari Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam maka amalan tersebut tertolak.
Bukankah perkara ini adalah bid’ah hasanah?
Jika kalian menganggap perkara tersebut adalah bid’ah hasanah (bid’ah
yang baik), berarti kalian telah menganggap ada amalan ibadah yang baik
yang belum diajarkan oleh Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam dan
tidak diamalkan oleh para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Itu maknanya,
kalian menuduh Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam berkhianat,
karena beliau tidak menyampaikan satu kebaikan yang kalian kerjakan
sekarang ini (Perayaan Maulid Nabi -Pent).
Padahal Rasulullah Sholallahu’Alaihi Wasallam tidak meninggalkan satu
kebaikan pun, kecuali beliau telah mengajarkannya. Beliau bersabda
(yang artinya), “Tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian pada
surga, kecuali sungguh telah aku perintahkan kalian semua dengannya. Dan
tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian ke neraka, kecuali aku
telah melarang kalian dengannya.” (Hadits Riwayat Abu Bakar Al Hadad;
Syaikh Al Albany telah menghasankannya dalam Ash Shahihah no 2886).
Abu Dzar Al Ghifary Radhiyallahu ‘Anhu berkata (yang artinya),
“Sungguh Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam telah meninggalkan kami
dan tidak ada satu burung pun yang mengepakkan kedua sayapnya di udara
kecuali telah disebutkan kepada kita ilmu tentangnya.” (Hadits Riwayat
Ahmad)
Yang demikian karena mengajarkan kebaikan adalah amanah yang Allah
Subhanahu Wata’ala berikan kepada setiap Rasul, sebagaimana diriwayatkan
‘Abdullah Bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah bersabda (yang
artinya), “Sesungguhnya tidak ada satu nabi pun sebelumku, melainkan
diwajibkan baginya agar menunjukkan kepada umatnya jalan kebaikan yang
telah diketahuinya dan memperingatkan mereka dari kejelekan yang teleh
diketehuinya” (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al Imaraat
bab Wujubul wafa’i bi bai’atil khulafa, juz 12/436)
Perhatikan hadits di atas dengan baik. Kita akan dapatkan bahwa
hadits ini menerangkan tentang tugas seluruh para Rasul yaitu
mengajarkan kebaikan yang diketahuinya dan memperingatkan umat dari
kejelekan yang diketahuinya.
Kalau kalian menganggap ada kebaikan lain selain yang diajarkan Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam maka ada 2 kemungkinan:
1. Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam tidak mengetahui
dan kalian merasa lebih tahu dari Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi
Wasallam.
2. Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam tahu tapi tidak
menyampaikannya, ini berarti kalian menuduh Rasulullah Sholallahu
‘Alaihi Wasallam mengkhianati risalah dan tugas para Rasul yang telah
disebutkan dalam hadits di atas.
Kedua kemungkinan di atas
adalah mustahil, tidak mungkin bagi Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi
Wasallam yang ma’shum (terjaga dari kesalahan)
Atau apakah kalian merasa lebih baik dari para shahabat Rasulullah
Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, padahal merekan adalah manusia terbaik
seteleh Rasulullah Sholallahiu ‘Alaihi Wasallam. Rasulullah Sholallahu
‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Sebaik-baik manusia adalah
generasiku, kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya.” (Hadits
Riwayat Bukhari-Muslim)
Kalau acara yang kalian lakukan merupakan kebaikan, niscaya sudah
dilakukan oleh generasi-generasi terbaik tersebut. Ingat agama ini telah
sempurna, tidak membutuhkan penambahan maupun pengurangan. Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman (yang artrinya), “Pada hari ini Aku
sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah kucukupkan kepada
kalian nikmatku, dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagi kalian.”
(Al Maidah: 3).
Ingat, agama ini telah sempurna, tidak membutuhkan penambahan maupun
pengurangan. Allah berfirman (yang artinya), “Pada hari in telah Aku
sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada
kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama kalian.”
(Al-Maidah:3)
Maka kebid’ahan yang kalian anggap baik merupakan anggapan bahwa
agama ini belum sempurna, hingga perlu penambahan bid’ah-bid’ah baru.
Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya),
“….maka wajib atas kalian untuk mengikuit sunnahku dan sunnah para
Khulafaur Rasyidin yang mendapatkan hidayah. Berpeganglah dengannya dan
gigitlah dengan geraham kalian. Dan jauhkanlah dari kalian hal-hal yang
baru, karena sesungguhnya semua perkara yang baru adalah bid’ah dan
seluruh bid’ah adalah sesat.” (Hadits Riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
Bagaimana dengan perkara baru
seperti microphone, kendaraan bermesin, dan lain-lain yang belum pernah
ada pada masa Rasulullah, bukankah itu merupakan bid’ah hasanah?
Kalian jangan pura-pura bodoh! Perkara baru yang sedang kita
bicarakan ini (dalam hadits di atas -pent) adalah dalam masalah agama.
bukan dalam masalah keduniaan. Bukankah beliau bersabda (yang artinya),
“Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan kami” ? Yang dimaksudkan
dengan “urusan kami” maksudnya adalah perkara agama. Adapun dalam
masalah dunia beliau bersabda, “Kalian lebih tahu dalam urusan dunia
kalian” (Hadits Riwayat Muslim)
Maksud kami kegiatan pada peringatan tersebut hanya dzikir dan pujian sholawat kepada Nabi. Bukankah itu semua kebaikan?
Amal ibadah itu disamping bentuknya harus dikerjakan dengan tata cara
Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam, juga waktunya harus sesuai
dengan tuntunan Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dzikir untuk mengingat Allah telah dituntunkan untuk dikerjakan
setiap hari seperti dzikir setelah shalat 5 waktu, dzikir pagi dan sore,
dan lain-lain. Sedangkan mengkhususkan dzikir pada acara Maulid Nabi
atau pada tanggal bulan tertentu membutuhkan dalil khusus tentangnya.
Dan sudah dikatakan para ulama bahwa tidak ada satu hadits pun yang
memerintahkan dzikir khusus pada Maulid Nabi.
Apalagi pada pujian-pujian yang kalian baca pada acara tersebut
seringkali terjatuh pada ghuluw dan tanathu (melampaui batas), seperti
yang terdapat pada Barjanji dan Burdah Al Bushiri yang seringkali kalian
baca pada acara-acara tersebut. Sebagai contoh adalah apa yang terdapat
dalam Burdah Al Bushiri:
Wahai semulia-mulianya makhluk, Aku tidak mendapati bagiku seorang pelindung selain engkau ketika terjadi bencana yang merata….
Demikianlah kalian mengangkat kedudukan Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi
Wasallam sama dengan Allah Subhanahu Wata’ala dengan mengangkat beliau
sebagai tempat bergantung dan tempat berlindung,sehingga ketika bencana
menimpa, kalian berlindung kepada beliau. Ini adalah satu kesyirikan
yang sangat berbahaya.
Padahal Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah (Wahai Nabi),
“Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan (menaqdirkan) sesuatu
kemudharatan pun kepada kalian dan tidak pula suatu kemanfaatan”.
Katakan (Wahai Nabi),”Sesungguhnya sekali-sekali tidak ada seorang pun
yang dapat melindungiku dari adzab Allah dan sekali tidak emndapat
tempat berlindung selain daripada-Nya”.” (Al-Jin:21-22)
Sedangkan shalawat yang dibaca dalam acara-acara kalian tersebut,
disamping mengkhususkan pada waktu tersenut adalah kebid’ahan, juga
shalawat-shalawat yang sering dibaca tersebut adalah shalawat bid’ah
yang dibuat oleh orang tertentu. Diantaranya adalah sholawat Nariyah.
Tidak ada satu riwayat (hadits -pent) pun yang mengajarkan sholawat
seperti itu. Akhirnya kalian terjerumus dalam perkara ghuluw (melampaui
batas) kembali.
Coba perhatikan arti dari sholawat Nariyah tersebut:
Ya Allah berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah
keselamatan dengan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kita
Muhammad, yang dengannya
dilepaskan simpul-simpul, dibukanya kesulitan-kesulitan, dipenuhinya
kebutuhan-kebutuhan, didapatkannya harapan-harapan dan akhir yang baik,
dan dimintanya hujan dengan wajahnya yang mulia. Dan kepada keluarganya serta para shahabatnya sejumlah apa yang ada untukmu
Apakah yang menakdirkan dan menentukan keselamatan, menghilangkan
kesusahan dan memenuhi harapan-harapan adalah Rasulullah Sholallahu
‘Alaihi Wasallam? Atau kalian bertawasul dengan wajah Nabi Sholallahu
‘Alaihi Wasallam? Keduanya adalah kesyirikan yang diharamkan.
Tapi kami tidak mengetahui/memahami makna dari syair dan sholawat-sholawat tersebut….
Jika kalian tidak mengetahui arti dari sholawat-sholawat bid’ah
tersebut, maka hal itu adalah musibah. Karena kalian adalah orang-orang
yang taklid buta, mengikuti sesuatu dalam keadaaan kalian tidak
mengetahui isinya.
Jika kalian telah mengetahui bahwa sholawat-sholawat tersebut
mengandung kesyirikan dan ghuluw namun kalian tetap mengerjakannya, maka
sungguh itu merupakan musibah yang lebih besar lagi, karena kalian
menentang terhadap Al Qur’an dan As Sunnah dengan sengaja.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala melindungi kita dari segala macam
kesyirikan dan kebid’ahan yang telah dibuat manusia dan menaqdirkan
untuk selalu berada di atas kebaikan. Amin. Wallahu A’lam!
Sumber: Bulletin dakwah Manhaj Salaf edisi 99 tahun 3
“Mereka Bertanya Tentang Maulud Nabi
Sumber URL : http://ghuroba.blogsome.com/2007/03/27/tentang-maulid-nabi-1/
13 November 2012
Mereka Bertanya Tentang Maulid Nabi (1)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar