Ada pelajaran penting dari suatu hadits yang menceritakan peringatan
keras Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada sahabatnya yang
memakai jimat. Jimat di sini bertujuan untuk
menghindarkan dirinya dari penyakit. Namun Nabi -shallallahu ‘alahi wa
sallam- ingatkan bahwa jimat tersebut tidak ada manfaatnya. Hati itu
harus tawakkal pada Allah bukan pada sebab, apalagi sebab yang tidak
terbukti manjurnya dari sisi dalil syar’i dan sisi eksperimen. Inilah
pentingnya kita mengetahui bahayasyirik karena di
tengah-tengah masyarakat kita jimat, susuk, azimat, pelet, penglaris
dagangan, benda-benda pamungkas lainnya di anggap hal biasa. Padahal di
sisi Allah hal-hal tadi mengundang petaka.
Dari ‘Imran bin Hushoin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat pada lengan seseorang suatu gelang. Lalu si pengguna tersebut menampakkannya pada beliau lantas ia berkata,
Hadits di atas menunjukkan larangan mengenakan kalung untuk menolak bala’, yaitu penyakit. Seperti ini termasuk kesyirikan yang hanya mendatangkann petaka bukan keselamatan.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Menggunakan gelang dan semacamnya yang tujuannya untuk melindungi diri dari penyakit termasuk syirik.
2- Haramnya berobat dengan sesuatu yang haram, contohnya jimat seperti yang disebutkan di atas.
3- Wajib mengingkari kemungkaran dan mengajari orang yang tidak tahu.
4- Bahaya syirik di dunia dan akhirat, syirik hanyalah mengundang derita, petaka dan siksa, bukan mendatangkan keselamatan dan kesembuhan.
5- Seorang ahli fatwa sebaiknya menanyakan dulu rincian masalah dan maksud sebelum berfatwa sebagaimana yang Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- contohkan di atas.
6- Asalnya menggunakann jimat termasuk syirik ashgor (syirik kecil) selama tidak meyakini jimatlah yang memberikan manfaat. Hadits di atas menunjukkan bahwa syirik ashgor masih lebih besar dari dosa besar karena sampai dikatakan tidak akan beruntung selamanya karena menggunakan jimat.
7- Syirik tidaklah dimaafkan karena sebab jahil (tidak tahu).
8- Wajib kita memperingatkan keras orang yang terjerumus dalam syirik supaya benar-benar perbuatan syirik itu dijauhi.
Semoga Allah menjauhkan kita dari setiap perbuatan syirik dan meluruskan akidah kita kepada akidah yang benar yang sesuai Al Qur’an dan As Sunnah serta pemahaman salaful ummah.
Referensi:
Kitab At Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, tahqiq dan ta’liq: Syaikh ‘Abdul Qodir Al Arnauth, terbitan Darus Salam.
Al Mulakhosh fii Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, terbitan Darul ‘Ashimah, cetakan pertama, 1422 H, hal. 72-73.
@ Sakan 27 Jami’ah Malik Su’ud, Riyadh-KSA, di pagi hari penuh barokah, 22 Dzulhijjah 1433 H
Sumber : www.rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar