SUARA PEMBARUAN DAILY
PKS Siap Menerima Caleg Non-Muslim
[JAKARTA]
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah
mengungkapkan partainya siap menerima calon anggota legislatif dari
kalangan non-Muslim. Hal itu merupakan konsistensi atas keterbukaan
parpol tersebut.
“Kami
siap mencalonkan kalangan non-Muslim sebagai anggota DPR dari PKS dan
juga siap bekerja sama atau berkoalisi dengan partai apa pun dan lembaga
mana pun,” kata Fahri kepada Antara di Jakarta, Minggu (3/2).
Fahri
yang sedang menghadiri penutupan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
PKS di Sanur, Bali, menyatakan kesediaan partainya membuka diri terhadap
anggota-anggota dari kalangan non-Muslim juga sebagai konsistensi
keterbukaan PKS yang sebenarnya telah dirintis sejak awal.
Selama
ini, ia menambahkan, PKS juga telah memiliki anggota DPRD yang
non-Muslim di beberapa daerah. Langkah PKS untuk menjadi partai yang
terbuka terhadap semua kalangan/agama di Indonesia mendapat sambutan.
Salah satunya oleh Sebali Tianyar Arimbawa, pendeta Hindu di Bali yang
biasa disebut Ida Pedanda.
Dukungan
tokoh sepuh Hindu di Bali atas keterbukaan PKS itu dikemukakan pada
saat dialog kebangsaan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS di
kawasan Pantai Sanur. Dia menyatakan siap diajukan sebagai calon
legislatif (caleg) dari PKS.
“PKS
itu, yang saya tahu, sudah menjadi partai terbuka dari dulu. PKS
memahami kemajemukan di negeri ini,” kata tokoh asal Griya Tegeh
Amlapura itu. [O-1]
Last modified: 3/2/08 Sumber : www.suarapembaruan.com/last/index.html tangal 4/02/2008
PLURALITAS FITRA, NKRI FINAL Presiden
PKS juga menegaskan bahwa PKS komitmen terhadap NKRI. “Karena PKS
adalah partai nasionalis yang relijius,” kata Tifatul. Tifatul juga
menyampaikan beberapa hal yang mengancam NKRI, diantaranya separatisme
dan transnational crime.PK-Sejahtera
Online: Pluralitas adalah fitrah manusia. Yang tanpanya, kehidupan
manusia di muka bumi bisa rusak. Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis
Syuro PKS, KH. Hilmi Aminudin di Bali awal Pebruari lalu. “Pluralitas
adalah fitrah manusia. Fitrah tidak mungkin ditolak, apalagi dilawan,”
ujar Hilmi.
Hilmi juga mengatakan bahwa
pelaksanaan Mukernas PKS di Bali adalah bukan sebuah kebetulan. Tapi
merupakan sebentuk pengakuan PKS terhadap pluaralitas di negeri ini.
Sekaligus untuk menghilangkan stigma negatif terhadap PKS yang selama
ini. “Insya allah daerah-daerah lain nanti juga akan dapat giliran (jadi
tempat event nasional PKS, red). Bisa di Kupang, Papua, Kalimantan
tengah. Semuanya adalah tanah air yang kami cintai,” kata Hilmi.
Bahkan Pria asli Betawi ini
mengatakan bahwa Bali patut menjadi contoh dalam membangun kebersamaan
masyarakat. Menurutnya masyarakat Hindu Bali yang mayoritas mampu
mengayomi dan memperlakukan masyarakat muslim yang minoritas laiknya
saudara kandung. “Ini bisa dicontoh oleh komunitas lainnya,” imbuh
Hilmi. Untuk mewujudkan itu semua PKS siap all out membangun Bali. “5700
kader PKS di Bali siap memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali,” jamin
Hilmi yang disambut aplaus hadirin.
Dalam kesempatan yang sama,
Presiden PKS Tifatul Sembiring juga menegaskan bahwa PKS komitmen
terhadap NKRI. “Karena PKS adalah partai nasionalis yang relijius,” kata
Tifatul. Pada kesempatan yang sama, Tifatul juga menyampaikan beberapa
hal yang mengancam NKRI, diantaranya separatisme dan transnational
crime. (wn)
Sumber: PKS Online.www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=1076&mode=thread&order=0&thold=0
(RN | PIP PKS-ANZ | pks-anz.org)
TOKOH PKS SAMBANGI PURI_PURI JELANG MUKERNAS Denpasar
– Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. PKS tampaknya ingin
mengamalkan kiasan itu. Menjelang Mukernas yang diselenggarakan di Bali,
petinggi-petinggi PKS siang ini ‘sibuk’ mengunjungi puri-puri yang
berada di Denpasar.Puri yang akan disambangi antara lain Puri Satria, Puri Kesiman, dan Puri Pemecutan.
Puri-puri itu akan dikunjungi
secara bergantian oleh mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid, Ketua
Majelis Syuro KH Hilmi Aminudin, Ketua Dewan Syariah Pusat Dr Surahman,
Ketua MPP Suharna, dan Presiden PKS Tifatul Sembiring.
Kunjungan akan dimulai pukul 14.00
WIB, Kamis (31/1/2008). Mereka bersilaturahmi menjelang Mukernas yang
akan digelar mulai 1-3 Februari 2008. Munernas akan digelar di Ina Grand
Bali Beach, Sanur.
Alasan PKS menggelar Mukernas di
Bali, karena mereka ingin mengubah image bukan sebagai partai ekslusif
tapi sebagai partai yang bisa diterima oleh semua kalangan, suku dan
agama.
Bali, menurut ketua panitia lokal
Mukernas PKS Mujiono saat dihubungi detikcom, dinilai mempunyai karakter
nasionalis yang sangat dominan dibandingkan daerah lain. Terbukti
partai nasionalis meraup suara besar di Bali.
“Dengan kunjungan ke puri menjelang
Mukernas di Bali kita berharap bsia merangkul putra terbaik Indonesia
dari berbagai suku bangsa, agama untuk bergabung dengan PKS,” katanya.
Dalam Mukernas, PKS juga akan
mengadopsi budaya Bali. Salah satunya peserta akan menggunakan ikat
kepala khas Bali, yakni udeng. Selain itu pengamanan Mukernas diserahkan
kepada pecalang.
Sumber: detik.com.
www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=1075&mode=thread&order=0&thold=0
www.pks-anz.org/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=1075&mode=thread&order=0&thold=0
(RN | PIP PKS-ANZ | pks-anz.org)
REPUBLIKA Jumat, 01 Februari 2008‘PKS TERBUKA BUKAN IKUT-IKUTAN
DENPASAR
— Tekad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai terbuka sudah
bulat. Bahkan kata Ketua Dewan Syariah PKS, Dr Surahman Hidayat,
keputusan menjadi partai terbuka sudah dipikirkan sebelumnya dan bukan
untuk ikut-ikutan.
”Kami
melakukannya dengan keyakinan dan penuh keikhlasan,” kata Surahman, di
sela kunjungannya ke Puri Kesiman Denpasar, Bali, Kamis (31/1).
Kunjungan
Surahman ke sejumlah Puri di Denpasar merupakan rangkaian acara
pelaksanaan Mukernas PKS yang akan berlangsung di Sanur, Bali, mulai
Jumat (1/2). Bersama Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Surahman juga
mengunjungi Puri Pemecutan Denpasar dan Puri Satria Denpasar, serta
berkunjung ke kediaman mantan Ketua MUI Bali HS Habib Adnan.
Dikatakan
Surahman, andaikata Mukernas PKS di Sanur 1-4 Februari memutus PKS
menjadi partai terbuka, semuanya telah didasarkan atas pertimbangan yang
matang dan telah melalui kajian yang mendalam. Karena dalam setiap
pengambilan keputusan, kata dia, PKS selalu mendasarinya pada tiga hal,
yakni pada kajian atau ilmu, pada keyakinan, dan ketiga dengan
keikhlasan.
Kelak
lanjut Surahman, bila PKS menjadi partai terbuka, maka siapa pun boleh
menjadi anggota dan pengurus PKS, bahkan duduk mewakili partai di
legislatif. Yang penting lanjutnya, yang bersangkutan memiliki komitmen
yang sama dengan partai.
”Tentu
saja posisi mana yang akan ditempatinya, sangat tergantung pada lama
pengabdian dan kiprah yang ditunjukkannya,” katanya. Mantan Presiden
PKS, Hidayat Nur Wahid, mengatakan meski menjadi partai terbuka, PKS
nantinya tetap tidak mengaburkan nilai-nilai keislamannya. ”Sebagai
agama terbuka, Islam jangan hanya ditafsirkan dalam pengertian formal
saja, tetapi lebih pada bentuk aksi-aksinya, seperti pada pemberantasan
korupsi, memberantas kemiskinan, menegakkan demokrasi, menghapus
pengangguran.”
Ketika
ditanya, apakah dengan menjadi partai terbuka PKS tidak khawatir
ditinggalkan oleh para pendukung tradisionalnya, yakni kaum muslimin,
Hidayat, menyatakan hal itu tidak akan terjadi. Menurut dia, selama ini
kaum muslimin memberikan dukungannya kepada PKS lebih melihat kepada
perilaku dan sepak terjang para pengurus dan figur-figurnya.
”Jadi
kami tidak melihat alasan mereka untuk berpaling dari PKS, karena kami
menerima orang non muslim mnjadi pendukung PKS,” kata Hidayat. Pelingsir
Puri Kesiman, Kusuma Wardana, menyatakan PKS jangan menjadi partai yang
hanya memikirkan kelompoknya saja, tetapi harus memikirkan bangsa
Indonesia yang besar. Kalau PKS hanya memikirkan kelompoknya, maka akan
terjadi pengkotak-kotakan dan berarti PKS mengulangi
kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh partai-partai lainnya.
”PKS
harus tetap lurus dalam mengawal bangsa, jangan terparuh oleh
kepentingan-kepentingan yang sempit,” kata Kusuma Wardana seusai acara
silaturrahim itu.
(aas ) REPUBLIKA Jumat, 01 Februari 2008
0 komentar:
Posting Komentar