Syi’ah, merupakan salah satu sekte dalam
Islam. Sekte yang memiliki banyak hal-hal aneh, sehingga sebagian ulama
menghukumi mereka ini telah keluar dari Islam.
Di antara aqidah Syi’ah yang sangat
penting dan menjadi kaidah tertinggi mereka ialah pengkafiran kepada
seluruh Sahabat kecuali beberapa orang, seperti ‘Ali, Fathimah, Hasan
dan Husain dan beberapa sahabat lainnya. Dan yang sedikit ini pun,
mereka tikam dengan kebohongan-kebohongan besar yang sukar dicari
tandingannya. Yang pada hakikatnya, mereka pun telah mengkafirkan Ali
Radhiyallahu ‘anhu dan ahli bait Radhiyallahu ‘anhum dengan cara yang
berbeda ketika mereka mengkafirkan seluruh Sahabat. Siapakah yang lebih
mereka kafirkan, Sahabatkah yang mereka tuduh telah menzhalimi ahlul
bait, ataukah ‘Ali yang menurut mereka telah mengatakan bahwa dirinyalah
yang telah menghidupkan dan mematikan?
Inilah kaidah orang-orang Zindiq, yaitu:
“Merendahkan sebagian, kemudian meninggikan sebagian yang lain dalam
waktu yang bersamaan”. Mereka telah merendahkan para sahabat dengan
caci-maki dan laknat. Mereka melawan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang banyak memuja para sahabat, di antaranya keridhaan Allah Subhanahu
wa Ta’ala kepada mereka “Radhiallahu ‘anhum”. Kemudian dalam waktu yang
bersamaan, mereka kafirkan juga ‘Ali dan ahlulbait dengan cara
meninggikan mereka sampai kepada derajat ketuhanan!
Itulah cara-cara kaum zindiq!
Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh Syaikhul-Islâm Ibnu Taimiyyah rahimahullah, bahwa Syi’ah itu buatan kaum zindiq munafik, yang pada masa ‘Ali hidup, beliau telah membakar sebagian dari mereka dan sebagian lagi melarikan diri dari pedang beliau.[Minhâjus Sunnah 1/11].
Di bawah ini, sedikit saya terangkan perkataan mereka terhadap para sahabat, yang dinukilkan dari kitab-kitab mereka sendiri.
1. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat
telah murtad sepeninggal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali tiga
orang, yaitu: Miqdâd bin Aswad, Abu Dzar, dan Salmân al-Fârisi.
[Raudhatun Minal Kâfi 8/245-246 oleh ulama mereka yang bernama Al
Kulini].
2. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat
adalah orang-orang kuffar, sesat, dan terlaknat karena memerangi ‘Ali
dan mereka kekal di neraka. [Awâ-ilul Maqâlât hal. 45 oleh Mufîd].
3. Ni’matullah al-Jazâ-iri al-Mâjûsi
mengatakan dalam kitabnya, al-Anwâru Nu’mâniyyah (2/244), “Imamiyyah
mengatakan dengan nash yang terang atas imamahnya ‘Ali dan mereka telah
mengkafirkan para sahabat.”
4. Muhammad Bâqir al Majlîsi mengatakan:
“Aqidah kita tentang berlepas diri (al-barâ`) ialah: bahwa sesungguhnya
kita berlepas diri dari empat orang berhala, yaitu: Abu Bakr, ‘Umar,
‘Utsmân, dan Mu’âwiyah. Dan dari empat orang perempuan, yaitu: ‘Aisyah,
Hafshah, Hindun, dan Ummul-Hakam. Dan dari semua pendukung dan
pengikut-pengikut mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek
makhluk Allah di permukaan bumi; dan sesungguhnya tidak sempurna iman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan (iman) kepada para imam, kecuali sesudah
berlepas diri dari musuh-musuh mereka”. [Haqqul-Yakîin, hal. 519 dalam
bahasa Parsi].
5. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsmân diadzab di neraka dengan sekeras-keras
azab.
azab.
6. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr dan ‘Umar adalah orang pertama yang masuk neraka bersama Iblis.
7. Bahkan mereka mengatakan, bahwa ‘Umar diadzab di neraka lebih keras dari iblis. [Al-Anwârun- Nu’mâniyyah, 1/81-82].
8. Penyusun kitab al-Anwârun-Nu’mâniyyah
(1/81-82) berkata : “Telah datang riwayat-riwayat yang khusus-yakni dari
Syi’ah karena ahlus Sunnah menurut mereka adalah orang-orang awam-,
“Sesungguhnya setan dirantai dengan tujuh puluh rantai dari besi
Jahannam, dan ia dibawa ke mahsyar (tempat berkumpul). Maka, setan
melihat ada seorang laki-laki di depannya yang dibawa oleh Malaikat
Adzab, dalam keadaan di lehernya ada seratus dua puluh rantai dari
rantairantai Jahannam. Lalu, setan mendekat kepadanya dan ia bertanya
(kepada orang itu): ‘Apakah gerangan yang telah diperbuat oleh orang
celaka ini sehingga dia diadzab lebih dariku, padahal akulah yang
menyesatkan makhluk dan membawa mereka kepada kebinasaan?’ Maka, ‘Umar
menjawab pertanyaan setan itu: “Tidak ada sesuatu pun yang aku kerjakan
selain sesungguhnya aku telah merampas khilâfah ‘Ali bin Abi Thâlib’.”
Kemudian si Majusi yang bernama
Ni’matullah al-Jazâ-iri ini memberi komentar: “Zhahirnya bahwa dia
-yakni Umar- manganggap kecil apa yang menyebabkan dirinya menjadi
celaka dan bertambah adzabnya, padahal dia tidak tahu, bahwa setiap yang
terjadi di dunia ini sampai hari Kiamat berupa kekufuran dan
kemunafikan dan berkuasanya orang-orang yang durhaka dan zhalim, tidak
lain melainkan disebabkan oleh perbuatannya ini.” (Saya nukil dari kitab
Mas-alatut Taqrîb [1/366) oleh Syaikh Nâshir al-Qifâri].
Lihatlah apa yang telah dikatakan si
Majusi ini terhadap khalifah yang mulia ‘Umar bin Khaththâb Radhiallahu
‘anhu. Yang menurut keyakinan Syi’ah, bahwa ‘Umar diazab lebih pedih dan
lebih besar dari Iblis!? Demikian juga bahwa perbuatan ‘Umar lebih
menyesatkan daripada perbuatan Iblis!?
9. Telah berkata seorang Majusi lainnya,
asy-Syirâzi, yang mereka namakan tanpa haq dengan “Ayatollah”(!?):
“Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah) menjelaskan dengan setiap ketegasan,
sesungguhnya Abu Bakr dan ‘Umar, keduanya tidak pernah beriman kepada
Allah meskipun sekejap mata saja. Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah)
menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya ‘Aisyah seorang
Khawârij, sedangkan Khawârij adalah kafir. Biarkanlah mereka (yakni
Syi’ah) menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya ‘Utsman
laknatullah dari Bani Umayyah, dan mereka adalah pohon yang terlaknat di
dalam Al-Qur’ân.”
Si Majusi ini sampai hari ini masih hidup sebagai salah seorang ulama mereka (baca: Syi’ah Râfidhah).
(Saya nukil dengan ringkas dari kitab
Zhâhiratut-Takfîr fi Madzhab Syi’ah (hal. 9) oleh Syaikh ‘Abdurrahmân
Muhammad Sa’îd ad-Dimasyqiyyah).
10.Al Kulini di kitabnya, al-Kâfi, di
bagian kitab “Raudhah” mengatakan: “Bahwa dua orang Syaikh (yang
dimaksud oleh mereka adalah Abu Bakar dan ‘Umar) telah terpisah dari
dunia ini (yakni mati) (dalam keadaan) tidak bertaubat dan tidak
mengingat apa yang keduanya telah perbuat terhadap Amirul-Mukminin
(yakni ‘Ali bin Abi Thâlib), maka atas keduanya laknat Allah dan
malaikat dan manusia semuanya.” [Saya nukil dari kitab Mas-alatut-Taqrîb
Baina Ahlis-Sunnah wasy-Syî’ah (1/366) oleh Syaikh Nâshir al-Qifâri].
11.Kemudian si Majusi yang bernama
Ni’matullah al-Jazâ-iri di kitab al-Anwârun Nu’mâniyyah (2/111)
mengatakan: “Telah dinukil di dalam riwayat-riwayat pertama –yakni
riwayat Syi’ah- bahwa khalifah yang pertama –yakni Abu Bakr- bersama
dengan Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan berhala yang biasa
dia sembah pada zaman Jahiliyyah tergantung di lehernya tertutup oleh
bajunya. Dan dia pun sujud –yakni di dalam shalat- sedangkan yang dia
maksudkan adalah sujud kepada berhalanya itu sampai Nabi Sallallahu
‘alaihi wa sallam mati, maka barulah mereka (yakni para sahabat di bawah
pimpinan Abu Bakr) menyatakan (secara terang-terangan) apa yang ada di
dalam hati-hati mereka.”
Demikianlah, beberapa tuduhan keji sekte
aneh ini terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang telah mendapatkan sanjungan dari Allah Azza wa Jalla. Semoga kian
menyadarkan kaum muslimin akan tipu-daya dan kebusukan mereka.
Wallahul-Hâdi
Oleh: Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi
02/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah
Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183
Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]
sumber: http://almanhaj.or.id/content/3117/slash/0
0 komentar:
Posting Komentar