“Manusia yang paling keras siksanya di hari kiamat nanti yaitu orang-orang yang menggambar (makhluq bernyawa)”. (HR. Al-Bukhari)
‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu
berkata kepada Abul Hayyaj Al-Asadi: “Maukah aku mengutus-mu dengan apa
yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusku? (Beliau
mengatakan padaku):
“Janganlah engkau membiarkan gambar kecuali engkau hapus dan tidak pula kubur yang ditinggikan kecuali engkau ratakan!”
Seseorang pernah datang menemui Ibnu
‘Abbas rodhiallohu ‘anhuma. Orang itu berkata: “Aku bekerja membuat
gambar-gambar ini, aku mencari penghasilan dengannya.” Ibnu
‘Abbasrodhiallohu ‘anhuma berkata: “Mendekatlah denganku.” Orang itupun
mendekati Ibnu ‘Abbas rodhiallohu ‘anhuma. Ibnu ‘Abbas radhiallahu
‘anhuma berkata: “Mendekat lagi.” Orang itu lebih mendekat hingga Ibnu
‘Abbas rodhiallohu ‘anhuma dapat meletakkan tangannya di atas kepala
orang tersebut, lalu berkata: “Aku akan beritakan kepadamu dengan hadits
yang pernah aku dengar dari Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Aku mendengar beliau Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Semua tukang gambar itu di neraka. Alloh memberi jiwa/ ruh kepada setiap gambar (makhluk hidup) yang pernah ia gambar (ketika di dunia). Maka gambar-gambar tersebut akan menyiksanya di neraka Jahannam.”
Ibnu ‘Abbasrodhiallohu ‘anhuma berkata
kepada orang tersebut: “Jika kamu memang terpaksa melakukan hal itu
(bekerja sebagai tukang gambar) maka buatlah gambar pohon dan
benda-benda yang tidak memiliki jiwa/ ruh.”
Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Siapa yang membuat sebuah gambar (makhluk hidup) di dunia, ia akan dibebani untuk meniupkan ruh kepada gambar tersebut pada hari kiamat, padahal ia tidak bisa meniupkannya.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-’Asqolani
rohimahullohu menerangkan bahwa pembuat gambar makhluk hidup mendapatkan
cercaan yang keras dengan diberi ancaman berupa hukuman yang ia tidak
akan sanggup memikulnya, karena mustahil baginya untuk meniupkan ruh
pada gambar-gambar yang dibuatnya.
Ancaman yang seperti ini lebih mengena
untuk mencegah dan menghalangi orang dari berbuat demikian serta
menghentikan pelakunya agar tidak terus melakukan perbuatan tersebut.
Adapun orang yang membuat gambar makhluk bernyawa karena menghalalkan
perbuatan tersebut maka ia akan kekal di dalam azab. (Fathul Bari, 10/4)
sumber : http://moslemsunnah.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar