Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah. Kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan,
ampunan, dan perlindungan dari kejelekan diri dan keburukan amal
perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tak ada
yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya maka tak
ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Dzat
yang berhak diibadahi selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Sampaikanlah dariku (wahai kalian) walaupun hanya satu ayat”. (HR. Al-Bukhari)
“Hendaknya orang-orang yang hadir diantara kalian (pada hari ini)
menyampaikan (apa yang telah saya sampaikan) kepada orang-orang yang
tidak hadir”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Inilah faidah-faidah yang saya dapatkan saat menghadiri kajian rutin malam Minggu, tanggal 26 - 02 - 2011.
Materi: Kitab Taisir Al-Kariimir Rahman fit Tafsir Al-Kalaamil Mannan (Tafsir As-Sa‘di), Syaikh Nashir As-Sa’di
Lokasi:Masjid Salafy, Jln. Panglima Denai Gg.Wakaf No.16 Medan
Pengajar:Al-Ustadz Abu Nu‘aim Muhammad Faishal
Jangan pernah mengungkit pemberian (sedekah) terlebih lagi
menyakiti hati orang yang kita beri bila kita tidak mau pahala kita
dihapus dan bahkan ditimpakan dosa. Itu tanda niat belum tulus atau
riya'.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada
manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak berkuasa sedikit pun dari apa yang mereka
usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.” (QS. Al Baqarah : 264)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
"Ada 3 golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala di hari kiamat, tidak dilihat dan tidak disucikan (dari dosa)
serta mendapatkan azab yang sangat pedih, yaitu pelaku Isbal (musbil),
PENGUNGKIT PEMBERIAN dan orang yang menjual barang dagangannya dengan
sumpah palsu." (HR. Muslim, Ibn Majah, Tirmidzi, Nasa'i)
Jangan melecehkan Sunnah Nabi apalagi menentangnya.
Andai mengeraskan suara di sisi perkataan Allah dan Rasul-Nya bisa
menyebabkan terhapusnya amal shalih dari diri seorang Muslim sebagaimana
firman Allah Azza wa Jalla :
“Janganlah
kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi dan janganlah kamu
berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara)
sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain supaya tidak hapus
(pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat : 2)
Maka bagaimana pendapat Anda terhadap orang yang di samping
mengeraskan suara juga menolak hukum Allah dan Rasul-Nya? Bagaimana
pendapat Anda terhadap orang yang berpaling, melecehkan hukum Allah dan
Rasul, bersikap sombong bahkan memusuhi dengan segala harta dan jabatan
yang ia miliki? Bukankah orang ini lebih pantas untuk dihapus iman dan
amal shalihya?
http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=570
Amalan baik bisa menghapus amalan buruk begitu juga sebaliknya
amalan buruk bisa menghapus amalan baik walaupun niat awal ihklas karena
Allah.
Bagi yang berhutang, BERADABLAH!!
Bayarlah bila sudah jatuh tempo. Janganlah mengatakan bahwa yang
menghutangi tidak punya perasaan ketika menagih hutang yang ada, karena
itu memang hak dia. Bila memang benar punya udzur, beradablah dan
tunjukkan rasa hormat kepadanya karena uangnya yang kita pakai untuk
memenuhi keperluan kita. Berikan penjelasan dengan baik mengapa kita
belum mampu membayarnya.
Bagi yang menghutangi, bersabarlah ^_^
Bila memang kamu lihat yang berhutang mempunyai udzur maka
berikanlah kelapangan baginya. Dan kamu diharapkan jangan jera untuk
membantu saudara kita yang lain karena tidak semua saudara kita bila
berhutang tidak beradab.
Kunci Ibadah -JAGALAH LISAN-
Jagalah lisan kita saudaraku, karena lisan atau mulut kita ini
sangat berbahaya. Mulut ini tidak seperti anggota tubuh lainnya dimana
anggota tubuh lainnya hanya bisa menyakiti (berdampak) pada saat dan
tempat itu juga. Sedangkan lisan berbeda, ia bisa melanglang buana,
tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.
Kita
tidak mengatakan bahwa wanitalah yang paling terkena dalam hal ini,
walaupun merekalah yang sering bergosip ataupun ngerumpi sampai ada
ungkapan "mulutnya seperti wanita" namun ini juga terkena pada kita
wahai lelaki. Bukankah sudah banyak lelaki seperti wanita, yang
berbicara tanpa ilmu, tidak melihat baik dan buruknya serta tidak
melihat waktu dan tempat sehingga menimbulkan fitnah yang lebih besar.
Semoga Allah menjaga lisan kita. Semoga Allah memelihara lisan kita
dari perbuatan yang merusak amalan kita di manapun kita berada.
Tidak boleh menghalalkan yang diharamkan Allah dan tidak boleh mengharamkan yang dihalalkan Allah
Contoh:
Tidak setiap yang menjadi wali dalam pernikahan itu adalah mahram
kita. Sepupu bisa menjadi wali pernikahan bila tidak ada wali yang lain.
Dan sepupu bukanlah mahram kita, boleh menikah antara sepupu. Dan bila
ada adat yang menentangnya maka ini jelas mengharamkan yang dihalakan
Allah dan ini tidak boleh.
Faidah-faidah yang saya
tuliskan di atas berdasarkan hapalan dan beberapa tambahan. Insya Allah
bila sudah dapat rekamannya akan saya lengkapi. Atas segala
kekurangannya saya mohon maaf.
Wallahu a'lam bish showab
Posted in: Nasehat (Tazkiyatun Nufus), Penyejuk Hati
0 komentar:
Posting Komentar