Alhamdulillah
segala puji hanya kepunyaan Allah, Rabb sekalian alam. Shalawat dan
salam semoga dilimpahkan atas junjungan nabi besar kita Nabi yang mulia
Muhammad saw, beserta keluarga dan sahabatnya dan yang mengikuti
petunjukna hingga hari kiamat.
Jangan kaget sebelum anda membaca buku ini !!
- Seorang mahasiswi meminta kepada salah seorang teman putrinya agar menemaninya menghadap dosen laki-laki dalam mempertahankan tesis untuk mencapai gelar MA. Temannya berkata,” Tidakkah kamu tahu bahwa kita ini hidup di abad 21?” (jadi tidak perlu ditemani!)
- Seorang dokter di salah satu rumah sakit, ketika ia ,memakai pakaian dokter, maka hilanglah rasa malunya, wajah, rambut dan pakaiannyapun terbuka. Seakan menanggalkan agama dan rasa malu adalah merupakan suatu keharusan dalam tugas kedokteran.
- Saya pernah berkunjung ke salah satu kerabat yang saya kenal selalu menjaga kehormatan dan hijabnya. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh masuknya sopir prbadinya ketempat pertemuan. Seakan-akan ia adalah salah seorang anggota keluarga yang tidak perlu menutup aurat darinya.
Ukhti! Pernahkah anda menduga bahwa
mereka wanita muslimah, sadar, mengapa mereka berjilbab? Sesungguhnya
realita menunjukkan bahwa mereka pada umumnya memandang jilbab hanya
sebatas adapt istiadat yang mereka warisi dari orang tua mereka dan
sebagai bakti kepada keduanya yang menyuruhnya. Oleh karena itu sebagai
warisan dan adat istiadat suci, maka harus dijaga dan dilestarikan.
Pernahkah ia bertanya, mengapa ia memakai jilbab? Siapa yang memerintahkannya? Bukankah itu perintah Allah?
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ
أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
رَحِيمًا
“Wahai nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak wanitamu dan istri-istri orang mu’min agar
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surat
Al Ahzab:59)
Tidakkah ia
mengetahui bahwa ia menaati penciptanya, yang memberi rizki, yang
menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang sesuai dengan yang
tidak sesuai dengan makhluk-Nya.
Allah ta’ala berfirman:
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
“Dan kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi.” (Surat Al Baqarah:284)
Allah yang menciptakan kamu:
“Demikianlah itulah Allah Tuhanmu,
tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Dia, Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.”
Dialah Yang Memberimu nikmat:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
“Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah.” (Surat An Nahl :53)
Allah Yang Mematikanmu:
“Dan datanglah sakaratul maut(kematian) sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.”
Yang berfirman:
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَٰنِ وَفْدًا ﴿٨٥﴾ وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ وِرْدًا ﴿٨٦﴾
“Hari (ketika) Kami mengumpulkan
orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai
perutusan (yang terhormat) dan Kami menggiring orang-orang yang durhaka
ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (Surat Maryam:85-86)
Allah Yang mengadili pada hari yang menakutkan:
يَوْمَ
تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ
ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ
وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ ﴿٢﴾
“Pada hari (ketika) kamu melihat
kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya, dari anak
yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil dan kamu
melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak
mabuk akan tetapi adzab Allah itu sangat keras.” (Surat Al Hajj:2)
Allah ta’ala berfirman:
يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلَأْتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ ﴿٣٠﴾ وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ ﴿٣١﴾
“Pada hari (ketika)kami berkata pada
neraka jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah
tambahan? Dan didekatkan surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada
tempat yang tidak jauh (dari mereka). (Surat Qaaf:30-31)
Ukhti Al Muslimah!! Tidakkah anda membaca firman Allah:
وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ
“Katakanlah kepada wanita beriman,
hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta
tidak menampakkan perhiasannya kecuali (yang biasa) nampak darinya dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka. (Surat An
Nuur:31)
Yaitu tidak menampakkan sedikitpun
perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan mahram), kecuali sesuatu
yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok dan
hendaklah mengulurkan menutup kepalanya (hijab) sampai ke dadanya hingga
tertutup. Aisyah radiyahllahu anha berkata :
”Semoga Allah merahmati wanita-wanita
pertama yang berhijrah (muhajirat), yaitu ketika Allah menurunkan
firman-Nya : “hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka”
Mereka langsung merobek pakaian mereka untuk dijadikan jilbab.” (H.R
Bukhari)
Ukhti Al Muslimah!!
Jangan berkata: “Kitakan bukan mereka, bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai?”
Jangan anda heran! Bila seorang penyair berkata:
“contohlah mereka walaupun tidak sama persis –Sesungguhnya mencontoh orang yang mulia itu adalah suatu keberuntungan”
Ukhti Al Muslimah!!
Tidakkah anda membaca firman Allah ta’ala tentang istri nabi shalallahu ‘alaihi wasallam?
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila engkau meminta sesuatu
(keperluan)kepada mereka (istri-istri nabi saw), maka mintalah dari
belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan bagi
mereka. (Surat Al Ahzab:53)
Lebih suci bagi hati siapakah wahai ukhti? Lebih suci bagi hati istri-istri nabi (ummahatul mu’minin). Lebih suci bagi hati para sahabat nabi, umat yang terbaik setelah nabi shalallahu ‘alaihi wasallam.
Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang?
Apakah zat yang menciptakanmu, yang mengetahui cara yang terbaik untuk
mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui hal itu?
Ukhti Al Muslimah!! Allah ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ
أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
رَحِيمًا ﴿٥٩﴾
“ Wahai nabi(saw) katakanlah pada
istri-istrimu, anak-anak wanita, dan istri-istri orang mu’min agar
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (Surat Al
Ahzab:59)
Ibnu Abbas berkata: “Allah ta’ala
memerintahkan istri-istri orang-orang yang beriman hal tersebut diatas,
agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih dan suci. Dan dengan
demikian ia tidak akan diganggu oleh orang-orang yang jahat.”
Coba anda perhatikan: “Siapakah
yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan? Tentu mereka
yang suka bersolek ala jahiliyyah (jahiliyyah modern)”
Perhatikan firman Allah ta’ala:
وَالْقَوَاعِدُ
مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ
جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ ۖ
وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿٦٠﴾
“dan wanita-wanita yang telah terhenti
(dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin lagi tiadalah atas
mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud)
menampakan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Surat An Nuur:60)
Allah ta’ala mengabarkan bahwa
berjilbabnya wanita tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak
menampakkan perhiasan itu lebih utama walaupun diperbolehkan bagi mereka
untuk membuka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan (secara
Islami)
Al Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab (hijab) dam mengharamkan bersolek ala jahiliyyah (tabarruj).
Ukhti Al Muslimah!! Dengarlah kata ibunda kalian Ummul Mu’minin, ketika bertanya kepada nabi shalallahu ‘alaihi wasallam:
“apa yang harus dilakukan oleh wanita
dengan bawahan baju mereka?” Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab: “Hendaklah dia turunkan satu jengkal (dari lutut)”Ummul
Mu’minin berkata: “Kalau begitu akan tersingkap kaki kami, wahai Rasul”
Nabi bersabda: “Turunkan satu hasta dan jangan dilebihkan” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Subhanallah!! Ummul Mu’minin meminta
agar diperpanjang bajunya sedang wanita-wanita kita justru minta
diperpendek (dengan mengangkatnya ke lutut atau diatasnya) dan mereka
tidak perduli dan bermasa bodoh: “Nabi dan kitab suci kita melarang
telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat
suci Al Qur’an Al Karim.”
Adapun Hijab
artinya adalah menutup badan dan sebagai ciri dari sejumlah peraturan
sosial yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam,
yang telah ditetapkan Allah ta’ala untuk menjadi benteng yang kuat,
yang menjaga kehormatan, kemuliaan dan keluhuran wanita. Pakaian yang
memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang ketat
sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi perjuangan Islam dan
menegakkannya diatas muka bumi ini.
Rambu – rambu jalan
Ukhti Al Muslimah!! Untukmu masih dibalut keraguan untuk memakai jilbab. Untukmu untaian ayat Ilahi ini:
وَمَا
كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“dan tidaklah patut bagi laki-laki
mu’min dan tidak pula bagi wanita mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya maka sungguhlah ia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.
(Surat Al Ahzab:36)
Untukmu yang belum sadar, yang masih berjalan tanpa petunjuk, untukmu untaian sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam:
“Janganlah engkau seperti orang
berkata: aku bersama manusia, bila mereka baik maka aku pun baik, bila
mereka berbuat jahat, maka akupun berbuat jahat, akan tetapi luruskan
dirimu, bila mereka baik, maka baiklah pula dan jika mereka jahat, maka
jauhilah kejahatannya”
Buatmu yang selalu berkata: “bila
saya memakai jilbab di negeri kafir, maka saya akan menjadi bahan
perhatian, maka bila saya lepas jilbabku, maka aku akan seperti mereka
dan tidak ada yang memperhatikanku”
Wahai putriku yang cerdik dan pandai: “Sesungguhnya
melawan arus kejahatan, konsisten, komitmen dan konsekuen dalam
kebenaran terutama di negeri kafir adalah iman yang diserukan Allah swt,
tidak boleh seorang pun melakukan ijtihad, menentukan hukum berdasarkan
akal, dengan adanya nash tekstual berupa Al-Qur’an dan sunnah Rasul
shalallahu ‘alaihi wasallam.”
Sejenak
Ukhti Al Muslimah!!
Wahai wanita yang tunduk dihadapan wanita kafir, anda berkata: “kami
adalah wanita terpelajar, diantara kami ada yang menjadi
dokter,sastrawati, wartawati dan sebagian ada yang belajar dinegeri
kalian. Islam tidak melarang kami sedikitpun akan hal itu tidak ada
perbedaan antara laki-laki dan wanita, apakah anda senang pada kami?”
Jawaban kami cukup menyetir firman Allah ta’ala:
وَلَنْ
تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ
مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا
لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴿١٢٠
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani takkan
pernah rela padamu sampai engkau mengikuti agamanya. Katakanlah
sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang sebenarnya.”(Surat Al
Baqarah:120)
Wanita kafir itu akan menjawab:
cukuplah anda menjadi muslimah sebatas pada ibadah ritual belaka.
Adapun ilmumu, moral, tingkah laku, pakaian, ide dan segala urusan dunia
anda, maka anda harus mengikutiku.”
Sungguh benar sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam:
“kalian akan mengikuti cara
orang-orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta,
hingga andaikan mereka memasuki lubang biawak, maka kalian pasti
mengikutinya” Kami berkata: “Wahai Rasulullah apakah ereka itu
orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau
bukan mereka.” (H.R. Muslim)
Ukhti Al-muslimah!!
Anda seharusnya memperhatikan busanamu, melakukan amal dan wajib
memiliki kepribadian Islam sebagaimana apa yang and abaca, dengar dan
lihat.
Sungguh sedikit orang yang mengamalkan dan mengajak orang lain untuk melaksanakannya, sebagaimana seruan seorang penyair:
“Wahai yang selalu mengurusi tubuhmu,
betapa banyak usaha yang telah anda lakukan. Apakah anda mencari
keuntungan dari sesuatu yang jelas dan rugi, perhatikan jiwamu,
sempurnakan keutamaannya karena anda disebut manusia dengan jiwa bukan
karena jasadmu.”
Ukhti Al-muslimah!!
Jadikanlah Khadijah sebagai teladan dan panutanmu dalam hal pengorbanan
jiwa dan harta. Jadikanlah Aisyah sebagai teladan dan panutanmu dalam
hal pemahaman pemahaman terhadap agama. Dan keluarga Yasir dalam hal
kesabaran dan berpegang teguh pada agama Allah.
Wahai ibu generasi mendatang! Perhatikanlah perkataan seorang penyair:
“Ibu adalah sekolah, bila anda
persiapkan, maka anda telah mempersiapkan generasi yang harum namanya.
Ibu adalah taman, bila ia selalu disiram, maka ia akan berdaun rindang.
Ibu adalah guru yang paling utama,pengaruhnya sangat besar dan berbobot
sepanjang masa.”
Ukhti Al-muslimah!! Andai mereka melihat bentuk tubuhmu yang tidak menarik atau ketika usiamu telah senja dan tua renta, apakah mereka akan memajang fotomu di sampul majalah, buku dan semacamnya walaupun anda seorang ilmuan? Apakah mereka akan memintamu bekerja sebagai pramugari di salah satu pesawat dengan dalil sebagai pelayan khusus wanita? Apakah anda menemukan orang yang memasang gambarmu dalam mengiklankan suatu produk? Apakah anda menemukan orang yang memperjuangkan sempitnya ruang mengajar dan belajar ?
Mereka hanya ingin menikmati kecantikan wajah dan merdu suaramu. Bila semua ini hilang darimu, maka merekapun pasti meninggalkanmu seakan-akan kamu adalah sebuah produk kadaluarsa. Habis manis sepah dibuang.
Peringatan!!
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Saya tidak meninggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada fitnah wanita.”
(H.R Bukhari dan Muslim)
Musuh-musuh Islam telah mengetahui, bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita berarti pengrusakan masyarakat secara universal dan integral.
Seorang tokoh aliran Free Mansory berkata:
“Secangkir minuman keras dan seorang biduanita dapat menghancurkan umat Muhammad melebihi kekuatan seribu tank baja, peluru kendali dan senjata kimia canggih. Oleh karena itu buatlah mereka tenggelam dalam cinta materi dan syahwat.”
Rekannya yang lain berkata:
“Kita harus memperalat wanita, sebab
setiap kali ia mengulukan tangannya kepada kita, maka kita telah
berhasil memporak-porandakan serdadu penolong agama Islam.”
Ancaman
Kepada setiap orang yang berusaha menjadikan para artis dan biduanita sebagai idola muslimah, kami ingatkan dengan ancaman Allah ini:
إِنَّ
الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا
لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿١٩
“Sesungguhnya orang-orang yang senang akan
tersiarnya perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, bagi mereka
adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, dan Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.” (Surat An Nuur:19)
Ini ancaman terhadap orang yang senang, lalu bagaimana pula dengan orang yang melakukannya! Tentu lebih dahsyat.
Dua golongan yang belum pernah dilihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan telah kita lihat
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Dua golongan dari ahli neraka yang belum
pernah aku lihat, yaitu: suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor
sapi untuk memukul manusia dan kaum wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok,
kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti ini tidak
akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya, padahal baunya tecium dalam jarak begini dan begitu.” (H.R Muslim)
Ramalan Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam ini telah terbukti. Sungguh beliau telah memberikan gambaran
yang tepat seperti yang kita saksikan sekarang.
Berpakaian tetapi telanjang; mereka memakai pakaian yang tipis dan bikini (pakaian mini), sehingga kelihatanlah lekuk tubuhnya. Wanita seperti ini berpakaian tapi hakekatnya telanjang.
Maailaat;
berpaling dari ketaatan kepada Allah dan apa yang wajib dimiliki
seperti perasaan malu, menutup aurat dan memakai jilbab, mereka berjalan
sambil berlenggak-lenggok.
Mumiilaat;
memalingkan wanita lain, dengan mengajarkan kepada mereka bersolek,
berdandan secara seronok dan membuka aurat dengan berbagai macam cara.
Mereka juga memalingkan hati kaum lelaki dengan rayuan manis beracun.
Kepala mereka bagai punuk unta; menyanggul rambutnya ke atas seperti punuk unta yang miring.
Kepada setiap orang tua
Allah ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿٦
“Wahai orang-orang yang beriman!
Peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar
;keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surat At
Tahriim:6)
Ali bin Abi Thalib berkata: “Didik dan ajarilah mereka”
Qatadah berkata: “Perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mencegah mereka maksiat kepada keduanya.”
Wahai para orang tua! Jika seseorang
berkata kepadamu: “Gedungmu yang megah itu, jika tidak kamu rawat dan
jaga dengan baik dan seksama dengan selalu mengontrol dan memperbaiki
setiap kerusakannya semakin parah, jika ini tidak kamu lakukan maka
gedung yang megah itu akan roboh.”
“Apa yang anda lakukan? Tentu anda akan
berusaha semaksimal mungkin agar gedungmu tidak roboh, maka bagaimana
sikapmu terhadap anak wanitamu, sedang Allah swt telah memerintahmu agar
menjaganya dari api neraka.”
Wahai para orang tua! Sesungguhnya para
wanita yang telah hilang sifat malunya, yang sombong untuk menaati
perintah Allah dan Rasul-Nya, kita melihat dan mendengar , mereka tidak
turun dari langit dan tidak keluar dari perut bumi, tetapi mereka keluar
dari rumahmu, rumah saudara dan keluarga muslimmu.
Akhi Muslim! Bertaqwalah kepada Allah!
Perhatikan anak putrimu melebihi perhatianmu terhadap duniamu dan
janganlah seperti apa yang dimaksudkan oleh Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam, dalam sabdanya:
“Tidak akan masuk surga Dayyuts, para
sahabat bertanya: “ Siapakah yang dimaksud Dayyuts itu wahai
Rasulullah?” “Rasulullah menjawab: “seseorang yang tidak ada ghirah
(cemburu) terhadap muhrimnya.” Dalam riwayat lain, beliau bersabda:
“Seorang yang rela kejahatan menimpa keluarganya.” (H.R Ahmad)
Salam dan kabar gembira
Kepada Ukhti Al Muslimah!
Yang tegar dalam menghadapi serangan musuh yang buas. Kepada mereka
yang menampar muka setiap penyeru kebebasan dengan sikap konsisten,
komitmen dan konsekwen terhadap ajaran Islam.
Kepada mereka, yang selalu berpegang teguh dengan kepada kitab Allah dan selalu mengangkat panji rasulnya sambil berkata:
“Dengan tangan kesucianku, akan aku jaga
kemuliaan hijabku dan dengan penjagaanku aku akan lebih tinggi di atas
tanah pijakanku.”
Kepada mereka kabar gembira dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam:
“Sungguh dibelakang kalian hari-hari
sabar; pahala orang yang komitmen pada hari itu sama dengan pahala 50
orang sahabat dari kalian.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah!
Sebesar pahala 50 orang dari mereka?” Beliau menjawab:”(tidak)bahkan
dari kalian.” (H.R Tirmidzi, Abu Daud dan telah ditashih oleh Al Albani)
Kepada mereka, sabda Rasul shalallahu ‘alaihi wasallam yang lain:
“Sesungguhnya Islam itu mulia tersebar
dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti wal mula, maka
beruntunglah orang-orang yang asing.” Rasulullah ditanya:”Siapakah
mereka wahai Rasul?” Beliau menjawab:”Orang-orang yang shalih ketika
yang lain rusak.” (HR. Tirmidzi dan ditashih oleh Al-Albani)
Kepada mereka salam dari Allah, kaum muslimin dan muslimat yang bersabar:
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٤
“Salam sejahtera untukmu, karena kesabaranmu dan sebaik-baiknya tempat(surgalah balasannya) (Q.S 13:24)
Syarat-syarat hijab syar’i
Adapun syarat-syarat hijab syar’I yang sesuai dengan syariat Islam adlah sebagai berikut:
1. Hijab/jilbabnya hendaknya menutup seluruh badan, firman Allah:
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Surat Al Ahzaab:59)
Jilbab adalah pakaian panjang yang menutupi seluruh badan, jadi jilbab yang syr’I adalah yang menutupi eluruh aurat wanita.
2. Hijab itu hendaklah tebal, tidak tipis
dan tidak transparan, karena maksud hijab adalah menutup, bila tidak
menutup maka ia tidak dinamakan hijab, karena tidak menghalangi
penglihatan dan pandangan mata.
3. Hijab itu hendaknya bukan perhiasan atau yang menyolok mata, berwarna-warni dan menarik perhatian, firman Allah:
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
“Dan tidak menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya.” (Surat An Nuur:31)
Artinya yang biasa nampak dari padanya
adalah yang nampak tidak sengaja. Bila hijab itu sendiri perhiasan, maka
tidak boleh dipakai dan tidak dinamakan hijab, karena hijab itu adalah
untuk menghalangi timbulnya (nampaknya) perhiasan kepada yang bukan
mahram.
4. Hijab itu hendaknya lebar, longgar,
tidak sempit, tidak ketat dan tidak menampakkan lekuk tubuh dan aurat
sehingga menimbulkan fitnah.
5. Hijab itu hendaknya tidak memakai minyak wangi yang menimbulkan fitnah dan rangsangan bagi laki-laki, sabda Rasul:
“Sesungguhnya seorang wanita bila memakai wangi-wangian lalu melewati suatu majelis maka ia adalah ini dan ini, yaitu wanita penzina.” (H.R Ashabus Sunan, tirmidzi berkata hadis ini hasan)
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Sesungguhnya bila seorang wanita memakai minyak wangi, kemudian melewati suatu majelis agar mereka (terangsang dan tertarik lalu) mencium baunya, maka ia telah berzina.”
6. Hijab itu hendaknya tidak menyerupai
pakaian laki-laki sebagaimana hadits nabi shalallahu ‘alaihi wasallam,
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
“Nabi melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (H.R Abu Daud dan Nasa’i)
Dalam riwayat lain disebutkan:
“Allah melaknat laki-laki yang bergaya perempuan dan perempuan yang bergaya laki-laki.” (H.R Abu Daud dan Nasa’i)
Artinya perempuan yang menyerupai
laki-laki dalam hal pakaian dan modelnya, sebagaimana
perempuan-perempuan zaman sekarang begitu pula laki-laki yang bergaya
perempuan dalam hal pakaian, gaya bicara dan lain-lain.
Kita memohon kepada Allah kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Penutup
Sebelas nasehat untuk kaum wanita
Akhirnya saya persembahkan 11 nasehat
yang berharga ini kepadamu, wahai wanita Ukhti Al-Muslimah! Kerjakanlah,
insya Allah anda akan bahagia di dunia dan akhirat. Mintalah
pertolongan kepada Allah dalam mengamalkannya dan memahami buku kecil
ini:
1. Beribadahlah kepada Allah semata, seperti yang telah disyariatkan, berupa ibadah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah.
2. Hati-hatilah dari perbuatan syirik dalam hal aqidah dan ibadah, sebab syirik itu menggugurkan amal dan menyebabkan kerugian.
3. Hati-hatilah terhadap bid’ah, baik
dalam hal aqidah dan ibadah, sebab setiap bid’ah adalah sesat dan orang
sesat tempatnya di dalam neraka.
4. Jagalah shalatmu dengan sempurna sebab
orang yang selalu menjaga shalatnya, maka ia akan lebih menjaga hal
lainnya, sedang orang yang melalaikannya, maka ia akan lebih melalaikan
hal lainnya. Jagalah kesucian, tuma’ninah, I’tidal dan khusyu’ dalam
shalat tersebut, jangan anda menundanya hingga akhir waktu, karena
seorang hamba bila shalatnya baik maka seluruh amalnya menjadi baik,
sebaliknya bila shalatnya rusak maka amalnya pun rusak.
5. Taatilah suamimu jika anda sudah
berumah tangga, jangan sekali-kali menolak keinginannya atau melanggar
perintahnya, selama tidak menyuruh melakukan perbuatan dosa dan maksiat.
6. Jagalah suamimu bila ia tidak ada atau ketika ia ada di sisimu, jagalah dirimu dan hartanya.
7. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dalam hal perkataan dan perbuatan sebagai balas budi dan mencegah kejelekan.
8. tetaplah dirumah, jangan keluar kecuali dalam keadaan darurat dan dengan menutup aurat (berjilbab)
9. Berbuat baiklah kepada orang tuamu
dengan perkataan dan perbuatan selama mereka menyuruhmu berbuat
kebaikan, jika mereka menyuruhmu berbuat maksiat, maka janganlah
menurutinya, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah.
10. Curahkanlah perhatianmu terhadap
pendidikan anakmu, bila anda telah memiliki anak, dengan membiasakan
mereka jujur, bersih dan benar dalam perkataan dan perbuatan, serta
dengan mengajarkan kepada mereka adab yang mulia dan akhlaq yang
terpuji. Suruhlah mereka melaksanakan shalat bila telah berusia 7 tahun
dan bila mereka meninggalkannya dalam usia 10 tahun, maka pukullah
mereka serta pisahkan tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan wanita)
11. Perbanyaklah dzikir dan sedekah.
Semoga Allah ta’ala menjagamu dari setiap kejahatan dan menganugrahkan kepada kita semua Khusnul Khatimah.
Segala puji bagi Allah pada awal dan
akhir, serta shalawat dan berkah atas Nabi Muhammad, keluarga dan para
sahabatnya hingga akhir zaman nanti.
Alhamdulillah.
sumber asal dari : http://namaqvadila.multiply.com/journal/item/8
0 komentar:
Posting Komentar