Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Tulisan kali ini adalah kelanjutan dari
tulisan sebelumnya mengenai Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Di antara
yang dibahas adalah apa hikmah diturunkannya Nabi Isa ‘alaihis salam di
akhir zaman. Semoga bermanfaat.
Tempat Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam
Dari An Nawwas bin Sam’an berkata, “Pada
suatu pagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebut Dajjal,
beliau melirihkan suara dan mengeraskannya hingga kami mengiranya berada
di sekelompok pohon kurma. …
فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ
اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ
الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا
كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ
وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ
لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ
يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ
فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ
اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ
بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ
“Saat Dajjal seperti itu, tiba-tiba
‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan
mengenakan dua baju (yang dicelup wars dan za’faran)[1] seraya
meletakkan kedua tangannya di atas sayap dua malaikat, bila ia
menundukkan kepala, air pun menetas. Bila ia mengangkat kepala, air pun
bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau dirinya
melainkan ia akan mati. Sungguh bau nafasnya sejauh mata memandang. Isa
mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah
itu Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari
Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan
tingkatan-tingkatan mereka di surga. … (HR. Muslim no. 2937)
Yang dimaksud menara putih sebagaimana
diterangkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah. Beliau berkata, “Aku telah
melihat di beberapa kitab bahwa sebenarnya turun Isa bin Maryam adalah
di menara putih yang terletak di sebelah timur Jaami’ Damaskus. Inilah
riwayat yang benar dan lebih kuat. Adapun riwayat yang menyatakan
bahwasanya Isa turun di menara putih di sebelah timur Damaskus, maka itu
hanya ungkapan perowi saja dari apa yang ia pahami. Yang benar, di
Damaskus tidak ada menara yang dikatakan di sebelah timurnya. Yang ada
hanyalah menara yang ada di sebelah timur Jaami’ Al Umawi. Inilah
penyebutan yang lebih tepat. Karena ketika Nabi Isa turun, maka akan
ditegakkan shalat.”[2]
Berapa Lama Nabi Isa ‘alaihis salam Tinggal di Muka Bumi?
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ
مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ
ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ
ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ
يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ
خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ
“Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam
seperti Urwah bin Mas’ud, ia mencari Dajjal dan membunuhnya. Setelah
itu selama tujuh tahun, manusia tinggal dan tidak ada permusuhan di
antara dua orang pun. Kemudian Allah mengirim angin sejuk dari arah Syam
lalu tidak tersisa seorang yang dihatinya ada kebaikan atau keimanan
seberat biji sawi pun yang tersisa kecuali mencabut nyawanya” (HR. Muslim no. 2940)
Sedangkan dalam riwayat Abu Daud yang telah disebutkan, “Pada
masa beliau, Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan
membunuh Dajjal, dan beliau akan tinggal di muka bumi selama empat
puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya.” (HR. Abu Daud no. 4324 dan Ahmad 2/437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam riwayat Ahmad, dari ‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ
وَأَنَا حَىٌّ كَفَيْتُكُمُوهُ وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِى
فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ إِنَّهُ يَخْرُجُ فِى
يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِىَ الْمَدِينَةَ فَيَنْزِلَ
نَاحِيَتَهَا وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ
مِنْهَا مَلَكَانِ فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا حَتَّى الشَّامِ
مَدِينَةٍ بِفِلَسْطِينَ بِبَابِ لُدٍّ – وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ مَرَّةً
حَتَّى يَأْتِىَ فِلَسْطِينَ بَابَ لُدٍّ – فَيَنْزِلَ عِيسَى عَلَيْهِ
السَّلاَمُ فَيَقْتُلَهُ ثُمَّ يَمْكُثَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِى
الأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً إِمَاماً عَدْلاً وَحَكَماً مُقْسِطاً
“Jika Dajjal telah keluar dan saya
masih hidup maka saya akan membela (menjaga) kalian, namun Dajjal keluar
sesudahku. Sesungguhnya Rabb kalian ‘azza wajalla tidaklah buta sebelah
(bermata satu) dan Dajjal akan keluar di Yahudi Ashbahan hingga ia
datang ke Madinah dan turun di tepinya yang mana Madinah pada waktu itu
memiliki tujuh pintu. Pada setiap pintu terdapat malaikat yang menjaga,
lalu akan keluar (menuju) kepada Dajjal sejelek-jelek penduduk madinah
darinya hingga ke Syam tepat di kota palestina di pintu Lud.” Sesekali
Abu Daud berkata, “Hingga Dajjal datang (tiba) di palestina di pintu
Lud, lalu Isa ‘alaihis salam turun dan membunuhnya, kemudian Isa
‘alaihis salam tinggal di bumi selama empat puluh tahun dan menjadi imam
yang adil dan hakim yang adil.” (HR. Ahmad, 6/75. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya hasan)
Dalam riwayat pertama dan lainnya
seolah-olah bertentangan. Pada hadits pertama dikatakan bahwa Nabi Isa
tinggal di muka bumi selama 7 tahun (namun tidak secara tegas) dan
hadits kedua dikatakan 40 tahun.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Disebutkan dalam hadits bahwa Nabi ‘Isa tinggal di muka bumi selama 40
tahun. Namun dalam Shahih Muslim disebutkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar
bahwa beliau menetap selama 7 tahun. Seolah-olah di sini ada yang rancu.
Maka kita bisa maknakan bahwa maksud beliau tinggal di muka bumi selama
tujuh tahun adalah waktu tinggal setelah beliau turun ke muka bumi
(sebelumnya diangkat ke langit). Sedangkan sisanya adalah waktu beliau
menetap di muka bumi sebelum diangkat ke langit. Oleh karena itu dari
sini kita dapat mengatakan bahwa umur Nabi ‘Isa adalah 33 tahun (sebelum
beliau diangkat ke langit), inilah yang masyhur.”[3]
Namun apa yang dijelaskan oleh Ibnu
Katsir dengan jalan mengkompromikan riwayat yang ada disanggah oleh As
Safarini. As Safarini menjelaskan, “Hadits ‘Aisyah yang dikeluarkan oleh
Imam Ahmad dan lainnya yang menyatakan, “Isa akan membunuh Dajjal, lalu akan tinggal di muka bumi selama 40 tahun”,
hadits tersebut sama sekali tidak bermasalah. Al Baihaqi pun berpegang
dengan riwayat yang menyatakan bahwa Isa akan tinggal di muka bumi
selama 40 tahun. Sebagaimana pula dinukil dari As Suyuthi, beliau pun
menguatkan salah satu pendapat (dan bukan lewat jalan kompromi). Karena
jika ada tambahan penjelasan dari perowi yang tsiqoh (ziyadah tsiqoh)
tentu saja bisa dijadikan argumen. Mereka yang menyatakan bahwa setelah
Isa turun akan tinggal selama 40 tahun berpegang dengan riwayat yang
banyak, sehingga mereka mendahulukannya dari riwayat yang dibilang
sedikit karena adanya tambahan yakin di dalamnya. Hadits yang menyatakan
bahwa Isa tinggal selama 40 tahun itulah hadits mutsbit (yang menyatakan secara tegas), tentu saja ini yang mesti didahulukan.”[4]
Dari sini pendapat yang lebih tepat
adalah riwayat yang menyatakan bahwa setelah Isa turun ia akan tinggal
di muka bumi selama 40 tahun karena riwayat ini yang lebih banyak
sebagaimana diisyaratkan tadi oleh As Safarini. Namun boleh jadi 40
tahun seakan-akan dirasakan begitu cepat seperti tujuh tahun.[5]
Misi Isa bin Maryam Lainnya, Memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj
Sebagaimana nanti dijelaskan tersendiri bahwa di antara misi Nabi Isa ‘alaihis salam ketika
turun di muka bumi adalah memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj. Beliau bersama
sahabatnya akan memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, kaum yang jumlahnya amat
banyak dan terkenal amat rakus. Disebutkan dalam hadits Nawwas bin
Sam’an yang amat panjang, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ
عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ
آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ. وَيُحْصَرُ
نَبِىُّ اللَّهُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ
لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ
فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ
عَلَيْهُمُ النَّغَفَ فِى رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ
إِلَى الأَرْضِ فَلاَ يَجِدُونَ فِى الأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ
مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى
وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ
الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ
يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ
فَيَغْسِلُ الأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ
لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ وَرُدِّى بَرَكَتَكِ.
فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ
الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ
فِى الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِى
الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِى
الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِى
الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ
رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ
مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ
فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ ».
“Allah mengirim Ya’juj dan Ma’juj,
‘Dari segala penjuru mereka datang dengan cepat.’ (Al Anbiyaa`: 96) Lalu
yang terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang
melintasi, mereka berkata: ‘Tadi disini ada airnya.’ nabi Allah Isa dan
para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari
mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian
saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah
mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu
jiwa, lalu ‘Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal
tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah
mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah lalu Allah
mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa mereka dan
melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah mengirim
hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah
yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga dan
meninggalkan genangan dimana-mana. Allah memberkahi kesuburannya hingga
hingga sekelompok manusia cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup
dengan sapi perahan dan beberapa kerabat mencukupkan diri dengan kambing
perahan. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin
sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim di bawah
ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia
buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti
keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi.” (HR. Muslim no. 2937)
Intinya, misi Isa bin Maryam ketika turun ke muka bumi sebagaimana diterangkan dalam berbagai hadits adalah:
(1) membunuh Dajjal,
(2) menghancurkan salib-salib,
(3) membunuh babi,
(4) menghapuskan jizyah atau upeti (cuma ada satu pilihan yaitu masuk Islam),
(5) menghancurkan agama selain Islam dan yang tersisa di muka bumi hanyalah Islam,
(6) memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, serta
(7) menjadi imam dan hakim yang adil dengan menegakkan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lima Hikmah Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman
Pertama: Sebagai
bantahan bagi Yahudi yang mengklaim bahwa mereka telah membunuh Isa bin
Marya. Sungguh Allah akan mengungkap kedustaan mereka. Isa nantinya yang
akan membunuh mereka dan membunuh pemimpin mereka, yaitu Dajjal.
Kedua: Isa bin Maryam telah menemukan dalam Injil mengenai keutamaan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamsebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ
“Dan sifat-sifat mereka (para sahabat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya” (QS. Al
Fath: 29). Dari sini, Nabi Isa memohon kepada Allah agar menjadi bagian
dari mereka (para sahabat). Allah pun mengabulkan do’anya. Allah
membiarkan beliau hidup hingga akhir zaman. Beliau pun akan menjadi
pengikut Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Dajjal muncul, beliau pun yang menumpasnya.
Ketiga: Turunnya Isa
dari langit semakin dekat dengan ajal beliau. Beliau pun akan dimakamkan
di muka bumi. Oleh karena itu, ini menunjukkan bahwa tidak ada makhluk
yang terbuat dari tanah yang mati di tempat lain selain bumi.
Keempat: Turunnya Nabi
Isa juga adalah untuk membungkam Nashoro. Sungguh Allah akan
membinasakan berbagai agama di masa Isa turun kecuali satu agama saja
yang tersisa yaitu Islam. Isa pun akan menghancurkan salib-salib,
membunuh babi dan menghapuskan jizyah (artinya tidak ada pilihan jizyah,
yang ada hanyalah pilihan untuk masuk Islam).
Kelima: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى
ابْنِ مَرْيَمَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ
لِعَلاَّتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى ، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Aku orang yang paling dekat dengan
‘Isa bin Maryam ‘alaihis salam di dunia dan akhirat, dan para Nabi
adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berbeda,
sedangkan agama mereka satu” (HR. Bukhari no. 3443 dan Muslim no. 2365, dari Abu Hurairah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terspesial dan yang paling dekat dengan beliau. Isa bin Maryam sendiri telah memberi kabar gembira bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan datang setelah beliau. Beliau pun mengajak umatnya untuk membenarkan dan beriman terhadap hal itu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ
مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ
مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ
يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu
Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku,
yang namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. Ash Shaff: 6)[6]
Segala puji bagi Allah, selesai sudah
pembahasan kami tentang turunnya Isa di akhir zaman. Insya Allah pada
kesempatan lainnya, kami akan melanjutkan dengan tanda kiamat besar
lainnya, yaitu datangnya Dajjal.
Segala puji bagi Allah atas segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Diselesaikan di pagi hari, 29 Rajab 1431 H (11/07/2010), Panggang-GK
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com
[1] Syarh Shahih Muslim, 18/67.
[2] An Nihayah fil Fitan wal Malahim, Ibnu Katsir, 1/66, Mawqi’ Al Waroq.
[3] An Nihayah fil Fitan wal Malahim, 1/66.
[4] Lihat
Lawami’ul Anwar Al Bahiyyah, 2/99. Dinukil dari Asyrotus Saa’ah,
Asyrothus Saa’ah, ‘Abdullah bin Sulaiman Al Ghofili, hal. 155, Mawqi’ Al
Islam.
[5] Lihat Asyrotus Saa’ah, 155.
[6] Lihat Asyrotus Saa’ah, 161-162.
0 komentar:
Posting Komentar