penulis: Dr. Asy Syeikh Abdul Aziz bin Royyis Ar Royyis
penerjemah: Mujahid as Salafiy
MUQODDIMAH
PENERJEMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
سلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
الحمد
لله حمداً كثيراً طيباً مباركاً فيه, كما يحب ربنا ويرضى, وأشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.(Ali ‘Imran:
102).
”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu
yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(An Nisaa’: 1).
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar”. (Al-Ahzab: 70-71)
Amma Ba’du... sesungguhnya sebenar-benar ucapan
adalah Kitabullah ta’ala dan
sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad salallaahu ‘alaihi wa sallam serta seburuk-buruk urusan adalah yang
diada-adakan, sedangkan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap
bid’ah adalah sesat serta setiap kesesatan adalah di neraka.
Setan
senantiasa berupaya menggelincirkan manusia dari jalan Robbul ‘alamin dengan
berbagai cara, diantaranya dengan cara menebarkan syubhat
yang merasuki jiwa – jiwa yang lurus terkhusus kawula muda yang minim
pengetahuan tentang agama dan memiliki semangat yang membara dalam
memperjuangkan islam. Hal ini telah dia nyatakan dan diabadikan oleh Alloh
dalam al Qur’an agar manusia berhati – hati , wapada serta berupaya agar tidak
terperdaya:
قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ* ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al A’rof 07:16-17)
Dalam
upaya membendung syubhat yang bertebaran terlebih di internet dan membungkam
makar setan serta teman - temannya, karena tipu daya setan amatlah lemah, Alloh
berfirman:
فَقَٰتِلُوٓا۟ أَوْلِيَآءَ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ
إِنَّ كَيْدَ ٱلشَّيْطَٰنِ كَانَ ضَعِيفًا
sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu,
karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah. (QS. An Nisa’ : 76)
maka
dengan pertolongan Alloh kami menghadirkan kepada pembaca sebuah
bantahan yang
ditulis oleh Dr. Asy Syeikh Abdul ‘Aziz Bin Royyis ar Royyis yang
merupakan bantahan tulisan Abu Muhammad Al Maqdisiy Ishom Burqowiy yang
berjudul Millah Ibrohim
yang mana kitab ini banyak menjadi pegangan para takfiriyyun bahkan di puji –
puji oleh pemuda – pemuda Afghanistan.
Semoga
beliau diberikan balasan oleh Alloh dengan balasan yang berlipat, menambahkan
ilmu dan memanjangkan umur umur beliau guna menegakkan tauhid dan sunnah
berdasakan pemahaman salaful ummah. Kami juga berdo’a agar tulisan ini
bermanfaat, dapat membendung syubhat dan menjadi benteng kokoh terlebih bagi
para salafiyyun. Amin yaa Mujibas Sailin
Penerjemah,
M
u j a h i d A s S
a l a f i y
(pengelola www.millahmuhammad.blogspot.com)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MUQODDIMAH PENULIS
Diantara kitab – kitab yang keadaannya
terangkum dan membekas didalamnya sifat melampaui batas dalam masalah takfir
(pengkafiran) serta kebodohan yang mebutakan
atau sifat melampaui batas yang membinasakan yaitu kitab yang ditulis oleh Abu
Muhammad al – Maqdisiy yang berjudul “Millatu Ibrohim”, karena tidaklah
terdapat sifat melampaui batas pada mereka melainkan karena kitab ini. Maka
kitab ini termasuk diantara kitab – kitab takfir paling sesat yang hujjahnya sangat rapuh sebagaimana akan
datang penjelasannya mengenai hal ini-Insya Alloh- ketika membaca bantahan ini.
Diantara hal yang terpenting dalam
bantahan kitab – kitab sesat semacam ini yaitu tidaklah membekas didalam kitab
tersebut melainkan menekuni manhaj Khowarij. Maka diantara sikap kewaspadaan dan
kemudahan yang sangat yang mana hal ini merupakan perkara yang penting yaitu
memberi obat bagi orang yang telah terjerumus dalam pemikiran khowarij ini yang
mana pemikiran tersebut dapat merusak agama dan dunia.
Dan aku akan
membantah –insay Alloh- dengan dua cara:
- Pertama dengan bantahan secara umum
- Kedua dengan bantahan secara terperinci
----------------------------------------------------------------------------------------------------
FASAL PERTAMA
BANTAHAN SECARA UMUM
Kebanyakan kitab yang berada di orang
– orang yang melampaui batas adalah bermuara pada sikap yang melampaui batas
dalam hal “Baro’(sikap berlepas diri)” terhadap orang kafir dan orang musyrik,
yang nukilan – nukilannya dari perkataan – perkataan Ulama’ Najd. Dan ini
adalah sebuah kebenaran lagi wajib yang tiada perselisihan didalamnya tapi yang
jadi permasalahan adalah abu Muhammad al Maqdisiy yang sesat ini menginginkan
dengan ucapan – ucapan Ulama’ Najd tersebut diberlakukan terhadap para
pemerintah Kaum muslimin terlebih (pemerintah) negeri Saudi, padahal perkataan
– perkataan tersebut berlaku bagi orang musyrik dan kafir yang menentang.
Inilah letak perbedaan dan medan peperangan kami yang
mana hal ini tidak hanya berlaku bagi orang kafir tapi juga berlaku bagi orang
yang menyelisihi dien yang lurus ini. Karena hal itu termasuk syi’ar yang mulia
dalm dien ini. Abu Muhammad al Maqdisiy telah menjerumuskan dirinya sendiri
dalam kebodohan dan kedzaliman dia juga telah terjun dalam keyakinan yang salah
terhadap Pemerintah kaum Muslimin padahal keyakinan tersebut telah disepakati
atasnya mereka dikafirkan tanpa dasar syar’I yaitu hanya dengan sebab tidak
berhukum dengan apa yang diturunkan Alloh serta perkara – perkara tidak syar’I
yang lain akibat dari sikap melampaui batas. Dalam kitab ini tidaklah kosong dari dalil – dalil
melainkan membantah syubhat – syubhat sebagai senjata melawan orang yang
mengkafirkan karenya bagi yang kurang paham
dengan muara bantahanku terhadap
kitab Kawasyiful Jaliyyah yang berjudul
“Tabdiidu Kawasyifil ‘Anidi fii Takfirihi Lidaulatit Tauhid” aku akan
meringkasnya dengan penjelasan dua hal yang penting. (catatan kaki: siapa yang
menginginkan penjelasan lebih lanjut silahkan lihat kitab “Tabdiidu Kawasyifil
‘Anidi fii Takfirihi Lidaulatit Tauhid”)
1.
Asal keislaman dan keimanan seorang muslim baik Hakim
ataupun rakyat tidaklah dikeluarkan dari keislaman dan keimanannya kecuali
dengan keyakinan, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: barangsiapa yang kokoh
keimanannya dengan sebuah keyakinan maka keragu - raguan tidaklah bisa menghilankannya, akan tetapi
hilangnya islam dan keimanan seseorang yaitu setelah ditegakkannya hujjah dan
dihilangkannya syubhat. (Majmu’ Fatawa 12/501)
Dan inilah peringatan penting atas
qoidah yang telah disepakati atanya yaitu “Yakin tidak bisa dihilangkan dengan
keragu - raguan”*.
2.
Di antara hal yang penting pula untuk diketahui adalah
bahwa mengkafirkan adalah hak Alloh dan Rosul-Nya, maka tidaklah hal ini
menjadi hak para orang yang melampaui batas. Ibnu Taimiyyah berkata: berdasarkan
ini, maka Ahlul Ilmi dan Ahlus Sunnah tidaklah mengkafirkan orang yang
menyelisihnya, meskipun orang yang menyelisihi tersebut jatuh dalam kekafiran,
karena kafir adalah hukum syar’I maka tidak layak bagi seorang-pun menjatuhkan
vonis tersebut…. Maka tidaklah boleh dikafirkan kecuali orang yang telah
dikafirkan oleh Alloh dan Rosul-Nya. (ar Roddu ‘alal Bakri hlm 259, lihat pula
Majmu’ Fatawa 3/245, Minhajus Sunnah 5/92&224 dan lihat al Fishol Ibnu Hazm
3/248-249)
Ibnul qoyyim berkata dalam qosidah
Nuniyyah:
Vonis kafir adalah hak Alloh dan
Rosulnya
Dengan
ketetapan syara’ dan tidak dengan ucapan fulan
Barangsiapa yang dikafirkan Alloh dan
rosulnya
Sungguh dia telah terjatuh dalam
kekafiran.
Imam Asy Syaukani berkata: ketahuilah
bahwasanya tidaklah layak bagi seorang muslim yang beriman kepada Alloh dan
hari akhir menghukumi seorang muslim keluar dari islam kecuali dia dahului
dengan penjelasan yang jelas layaknya matahari di siang hari. Telah shohih
hadits – hadits dari jalan para shahabat,
“ bahwasanya barangsiapa yang menuduh
kepada saudaranya hai kafir maka tuduhan itu akan kembali kepada diantara
keduanya”.
Dalam lafadz lain dalam riwayat Bukhori
dan Muslim
“barangsiapa yang menuduh kepada seorang
dengan kekafiran atau menuduh bahwa dia adalah musuh Alloh, maka tidaklah
tuduhan demikian itu melainkan akan kembali padanya"
Dalam hadits yang lain terdapat
lafadz:
“sungguh telah kafir salah satu
diantara keduanya”
Dengan hadits – hadits ini dan yang
semakna dengannya bahwa permasalahan Takfir adalah perkara yang besar….
Kemudian beliau berkata: sebagaimana penjelasan yang telah lalu janganlah
seorang membuat rusak agamanya, dan jangan pula dia meniadakan dirinya dari
faidah,(hal itu hendaklah dia waspadai) sebagaimana dia takut kesalahan menimpa
dirinya sehingga disebut oleh Rosululloh sebagai orang kafir. (Sailur jaror
4/578)
Dalam kitab
al Maqdisiy yang kosong dari dalil ini telah mengkafirkan orang – orang seperti
para pemerintah kaum muslimin, karena itu ia merupakan diantara kitab – kitab
berbau takfir yang paling rapuh hujjahnya –itupun jika mereka memiliki hujjah- maka
ia hanyalah kitab yang membakar semangat
sikap semangat bagi orang yang terjatuh dalam pemikiran sesatnya padahal
keadaan kitab itu tidaklah memuaskan dan tidak pula berada diatas dalil –
dalil. Tidaklah Para pemuda yang
berumur kurang lebih 20 tahunan yang meliki semangat yang membara melainkan akan mendapatkan racun
(kitab itu) dan jauh dari akal sehat dan ilmu yang bersumber dari wahyu serta
pertolongan Alloh.
Obat dari
pengaruh kitab yang lemah ini (Millah
Ibrohim) adalah agar membaca secara sempurna kitab seperti ini dan penulis yang
menggelutinya. Karena syubhat – syubhat para Takfiri bermuara pada
pengkafiran penguasa muslim dan tidak lebih-sebagaimana yang aku ketahui-
lima syubhat yang menjadi pondasi dan yang berkaitan dengannya aku telah
menbantah dan menjawabnya dalam kitabku “Tabdidu Kawasyifil ‘Anidi Fii Takfirihi
lidaulatit Tauhid”__________________________________________________________________
* diantara ulama’ yang menyebutkan adanya ijma’ tentang qoidah ini adalah Ibnu Daqiq al Ied dalam Ihkamul Ahkam 1/117
0 komentar:
Posting Komentar