Jika
para Shahabat Nabi (semisal Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dll) tidak
merayakan Maulid Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam lantaran
karena mereka sangat mencintai beliau, maka saksikanlah bahwa kami juga
tidak merayakan Maulid Nabi lantaran mengikuti mereka (para shahabat)
sebagai bentuk cinta kami kepada beliau shalallahu alaihi wasallam.
Jika mereka (para shahabat Nabi) sudah
dijamin masuk surga oleh Allah dan dijamin sebagai manusia terbaik
sedangkan mereka tidak pernah merayakan Maulid Nabi, maka saksikanlah
bahwa kami tidak akan pernah merayakan Maulid Nabi agar kami bisa
dimudahkan oleh Allah untuk bisa masuk surga seperti mereka (para
shahabat) insya Allah.
Jika mereka (pecinta Maulid) mengatakan: “Merayakan Maulid Nabi adalah bentuk rasa cinta kepada Nabi Muhammad”,maka kami juga bisa mengatakan, “Melaksanakan dan mengikuti perintah Nabi seperti menjaga shalat 5 waktu dengan berjamaah di masjid, memelihara jenggot, memendekkan pakaian diatas mata kaki bagi laki2, berhijab syari bagi wanita, dsb adalah bentuk cinta kepada Nabi yang sebenarnya.”
Bagaimana mungkin seseorang mengaku cinta
kepada Nabi dengan melakukan sesuatu yang tidak ada perintah dari Nabi,
sedangkan perintah2 yang sebenarnya dari Nabi ditinggalkan dan tidak
mereka kerjakan?!
Kami tidak peduli atas hinaan atau celaan
manusia kepada kami. Dan kami tidak merasa khawatir jika kami dijuluki
oleh mereka dengan julukan Wahabi atau GAM (Gerakan Anti Maulid).
Dari Muawiyah Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata : Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda.
Artinya: Senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menegakkan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak merugikannya orang yang menghina dan menyelisihi mereka sampai datang hari kiamat dan mereka berada dalam keadaan demikian” [Mutafaqun Alaihi dan hadits ini dari Muawiyah memiliki delapan jalan periwayatan].
Artinya: Senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menegakkan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak merugikannya orang yang menghina dan menyelisihi mereka sampai datang hari kiamat dan mereka berada dalam keadaan demikian” [Mutafaqun Alaihi dan hadits ini dari Muawiyah memiliki delapan jalan periwayatan].
Wallahu a’lam
Oleh Abu Fahd Negara Tauhid
sumber : http://gizanherbal.wordpress.com/2012/02/06/tidak-pernah-merayakan-maulid-nabi-tapi-masuk-surga/
0 komentar:
Posting Komentar