Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah, di antara aqidah Ahlus Sunnah adalah kita mencintai para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
namun tidak berlebihan dalam mencintai salah seorang di antara mereka.
Kita juga tidak boleh berlepas diri (antipati) terhadap seorang pun dari
mereka. Kita membenci orang yang membenci dan menjelek-jelekkan mereka.
Kita pun hanya menyebut mereka dalam kebaikan. Mencintai mereka adalah
bagian dari agama, begian dari iman, dan salah satu bentuk ihsan.
Sedangkan membenci mereka adalah kekufuran, kemunafikan, dan sikap
melampaui batas. (Aqidah Ath-Thohawiyyah).
Setelah kedudukan sebagai Nabi, tidak ada
lagi kedudukan yang lebih tinggi dan lebih mulia dibanding kedudukan
suatu kaum yang telah diridhai Allah untuk mendampingi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk menjadi pembela agama-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian generasi sesudahnya, dan sesudahnya lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada diri sahabat telah terkumpul
kelebihan dan keutaman yang banyak. Mereka adalah orang yang lebih
dahulu masuk Islam. Mereka adalah orang yang mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam berhijrah dan berperang, serta melindungi beliau. Mereka berjihad
menghadapi musuh ketika cuaca sangat terik menyengat, padahal mereka
sedang berpuasa. Mereka pula yang menyebarkan agama Islam ini ke
berbagai wilayah. Oleh karena itu, umat Islam ini telah sepakat
bahwasannya para sahabat radhiyallahu ‘anhum lebih mulia daripada orang setelah mereka dari umat ini, dalam segi ilmu, amal perbuatan, pembenaran, dan persahabatan dengan Rasulullah.
Karena tingginya kedudukan para sahabat
pula, sampai-sampai harta yang mereka sumbangkan, demi mencari keridhaan
Allah dalam situasi dan kondisi sesulit apapun, merupakan suatu amal
yang tidak mungkin terjadi pada seorang pun dari umat ini dan tidak pula
semisal ukuran pahalanya.
Rasulullah bersabda,
“Janganlah kalian mencela sahabatku.
Karena demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, kalau salah seorang di
antara kalian menafkahkan emas sebesar gunung Uhud, maka nilainya tidak
akan mencapai satu mud (segenggam tangan) salah seorang mereka, dan
tidak juga separuhnya.” (HR. Bukhari)
Syi’ah, Musuh Umat Islam
Namun sayangnya, telah muncul suatu
kelompok (agama) yang menamakan dirinya dengan Syi’ah. Mereka mengaku
muslim, akan tetapi mereka sangat membenci para sahabat radhiyallahu ‘anhum.
Mereka mengkritik, mengecam, dan akhirnya
berani mencela beberapa tokoh dari sahabat, serta merendahkan martabat
mereka. Apabila mereka menyebutkan salah seorang sahabat, bukannya
mengatakan radhiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridhainya) untuk mendoakan mereka, tetapi justru mengatakan la’natullah ‘alaihi (Semoga Allah melaknatnya).
Bahkan yang lebih parah lagi, mereka
sampai mengkafirkan seluruh sahabat kecuali beberapa orang saja, seperti
Salman Al Farisi, Miqdad Al Aswad, dan Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhum.
Untuk mendukung pemikirannya ini, mereka juga berani membuat
hadits-hadits palsu tentang kejelekan sahabat tertentu atas nama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Padahal, ketika mereka mencela sahabat, secara tidak langsung mereka juga telah mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena jika para sahabat itu kafir dan fasik, jelas hal itu mencela
Rasulullah. Karena agama seseorang itu tergantung pada agama
teman-temannya.
Seseorang bisa dicela gara-gara temannya,
jika temannya itu jelek. Secara tidak langsung pula, mereka telah
mencela Allah. Allah telah memilih dan mempercayakan risalah yang paling
utama kepada Rasulullah, padahal pergaulan beliau adalah dengan
orang-orang kafir?!
Oleh karena itu kita meyakini bahwa
celaan kepada sahabat adalah kedustaan besar kepada para sahabat,
permusuhan kepada Allah, Rasul-Nya, dan syariat-Nya.
Salah seorang sahabat yang menjadi korban kejahatan orang-orang Syi’ah adalah Mu’awiyah bin Abu Sofyan radhiyallahu ‘anhu.
Keharuman nama dan sejarah perjalanan beliau yang begitu indah dalam
kitab-kitab hadits dan sejarah yang terpercaya, telah dinodai oleh
goresan tangan para pendusta yang memutarbalikkan sejarah.
Ironisnya, virus pemikiran yang sangat
keji ini telah lama subur dalam buku-buku pendidikan sejarah pada
berbagai tingkatan madrasah di negeri kita. Sehingga semenjak dini
anak-anak telah dibina untuk membenci seorang sahabat bernama Mu’awiyah.
Dalam gambaran mereka, Mu’awiyah adalah musuh bebuyutan Khalifah Ali bin Abi Thalib!
Mu’awiyah adalah seorang yang menghalalkan darah saudaranya hanya karena ambisi kekuasaan!
Dan gambaran-gambaran mengerikan lainnya.
Mereka telah tertipu dengan hadits-hadits
palsu tentang celaan terhadap Mu’awiyah buatan orang Syi’ah yang memang
terkenal pendusta.
Sejahat itulah orang-orang Syi’ah dalam membenci dan mencela beliau. Padahal, beliau adalah salah seorang sahabat Nabi.
Bahkan, beliau dikenal termasuk sahabat yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau termasuk penulis wahyu untuk Rasulullah. Sampai-sampai Rasulullah telah berdoa untuk beliau,
“Ya Allah, jadikanlah dia penunjuk dan yang diberi petunjuk. Tunjukilah dia, dan berilah manusia petunjuk karenanya.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Adz-Dzahabi. Hadits hasan shahih)
Demikianlah sedikit penjelasan tentang
keutamaan sahabat Rasulullah dan kekejian kaum Syi’ah yang mencela
sahabat. Akhirnya, ya Allah saksikanlah bahwa kami mencintai sahabat
Nabi-Mu dan berlepas diri dari perilaku kaum Syi’ah yang mencela para
sahabat Nabi-Mu.
***
Catatan Redaksi:
Ikhwah sekalian, tulisan ringkas di atas
merupakan sedikit dari kesesatan dan kejahatan agama Syi’ah (Rafdhoh).
Ketahuilah wahai saudaraku, risalah agama Islam sampai kepada kita
melalui perantara para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Para sahabatlah yang mendampingi dan berjuang dengan mengorbankan segala harta dan jiwa mereka membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyebarkan dakwah Islam dan menegakkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah.
Para sahabat lah yang telah membenarkan risalah yang dibawakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
ketika kaum kafir dan musyrik mendustakannya. Allah ‘Azza wa Jalla
telah memuji para sahabat di dalam kitab-Nya yang mulia Al-Qur’anul
Karim. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah memuji para sahabatnya di dalam hadits-hadits beliau.
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
wafat, para sahabat lah yang meneruskan risalah keislaman ini, mereka
menyebar ke seluruh dunia dalam rangka mengajak umat manusia kepada
Islam.
Dan sekarang, para anak cucu Majusi (agama Syi’ah Rafidhoh) telah lancang mencela, melaknat, dan mengkafirkan para sahabat -radhiallahu ‘anhum ajma’in-.
Secara tidak langsung para anak cucu majusi (agama Syi’ah) telah
mengkafirkan seluruh kaum muslimin karena islam yang kita anut ini
sampai kepada kita melalui dakwah para sahabat yang notabene telah dikafirkan oleh agama Syi’ah!
Oleh karena itu wahai saudaraku,
janganlah kita tertipu oleh slogan-slogan kosong agama Syi’ah yang ingin
membentuk opini “Kesatuan antara Sunni dan Syi’ah”.
Slogan tersebut adalah slogan kosong yang lahir dari kelicikan para anak cucu majusi tersebut.
Ketika mereka minoritas di suatu negara,
mereka berusaha mengambil hati kaum muslimin di negara tersebut dengan
menampakkan topeng mereka dan menyembunyikan borok mereka di balik itu,
sehingga seolah-olah yang terlihat adalah hal-hal yang baik.
Tidaklah heran, karena salah satu aqidah mereka adalah taqiyyah, yaitu menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa-apa yang mereka sembunyikan di hati mereka.
Ya, sama persis dengan aqidahnya orang-orang munafik!
Jika slogan “Kesatuan antara Sunni dan
Syi’ah” berhasil mereka bentuk, maka mereka para anak cucu majusi
tersebut akan semakin leluasa menancapkan kuku-kuku kesesatan mereka
kepada kaum muslimin.
Waspadalah saudaraku, waspadalah! jagalah aqidah kita dan aqidah keluarga-keluarga kita dari cengkeraman aqidah
sesat agama Syi’ah! Janganlah kita lengah walau sekejap! marilah kita
bahu membahu sesuai dengan kemampuan kita, menjelaskan kepada ummat
tentang bahaya Syi’ah.
Related Website:
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai agama Syi’ah, silakan buka website www.hakekat.com yang menjelaskan hakekat tersembunyi agama Syi’ah.
***
Penulis: Muhammad Saifudin Hakim
Artikel dari : http://muslim.or.id/manhaj/syiah-mencela-sahabat-nabi.html
Artikel dari : http://muslim.or.id/manhaj/syiah-mencela-sahabat-nabi.html
0 komentar:
Posting Komentar